Ditakuti Singa dan Macan Tutul, Ini 6 Fakta Unik Porcupine  

Sekilas, mungkin kita mengira kalau porcupine dan landak adalah hewan yang berkerabat. Mungkin, kita mengira kalau mereka adalah hewan yang sama. Tapi sebenarnya mereka adalah dua hewan yang berbeda dan tak memiliki kekerabatan.

Dilansir Northern Nestern, landak termasuk dalam ordo Erinaceomorpha. Sementara porcupine termasuk dalam ordo Rodentia yang merupakan hewan pengerat dengan gigi depan yang besar. Secara ukuran, porcupine lebih besar dibanding landak.

Duri landak cenderung lebih pendek dibanding porcupine. Ditambah, duri landak tidak akan rontok. Berbeda dengan duri porcupine yang bisa lepas dan tumbuh. Soal makanan, landak adalah omnivora, sedangkan porcupine hanya memakan tumbuhan.

Porcupine memiliki bulu yang lembut di bagian depan. Namun di bagian belakang dan samping tubuhnya terdapat duri-duri tajam. Dilansir National Geographic, terdapat lebih dari 30.000 duri di tubuh porcupine dan duri-duri itu adalah mimpi buruk bagi hewan lain.

Duri-duri ini memiliki ujung yang sangat tajam, lebih tajam dari jarum suntik. Selain itu, ujung durinya memiliki sisik yang membuatnya sulit dilepaskan begitu mengenai hewan lain. Begitu duri porcupine lepas dari tubuhnya, ia akan menumbuhkan duri baru.

Porcupine memang tidak bisa menembakkan durinya. Tapi tanpa kemampuan itu, porcupine telah memiliki pertahanan yang sulit untuk ditembus. Terdapat beberapa kejadian dimana macan tutul dan predator lain mati karena gagal mencabut duri porcupine dari tubuhnya. Tak heran jika predator sekelas singa dan macan takut terhadap porcupine.

Walau dilengkapi dengan persenjataan mumpuni, tapi porcupine bukan hewan yang suka cari masalah. Ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk makan, menyendiri, dan hidup damai. Namun jika terdesak, maka porcupine akan menyerang lawannya dengan cara yang unik.

Dilansir A-Z Animals, saat terancam predator, porcupine akan mengeluarkan suara dan menegakkan duri-duri di tubuhnya agar ia terlihat besar dan mengerikan. Namun jika predator tetap menyerang, maka porcupine akan mengeluarkan senjata terakhirnya. Ia akan berlari mundur agar duri-durinya menancap di tubuh predator. Cara yang lucu tapi luar biasa.

kebiasaan tersebut bukanlah kebiasaan yang baik bagi porcupine. Sebab, ia bukanlah pemanjat handal. Porcupine memiliki pergerakan yang lambat dan tak dibekali fisik untuk memanjat pohon.

Pada akhirnya, ia lebih sering terjatuh dan mengalami cedera. Parahnya, ia bisa tertusuk durinya sendiri atau bahkan mati saat terjatuh dari pohon. Setidaknya, walau ia pemanjat yang buruk, porcupine adalah perenang yang handal.

Dilansir Tree Hugger, duri porcupine dilapisi oleh antibiotik alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Hal ini mungkin terdengar aneh, karena seolah-olah porcupine melindungi predator dari infeksi.

Namun di satu sisi, antibiotik tersebut juga melindungi porcupine dari infeksi. Sebab, porcupine bisa saja dengan tak sengaja menusuk dirinya sendiri. Khususnya ketika ia terjatuh dari pohon, yang mana kejadian tersebut sering terjadi. Kandungan antibiotik tersebut menyelamatkan porcupine dari infeksi akibat tertusuk durinya sendiri.

Walau dibekali dengan sistem pertahanan tubuh luar biasa, tapi ia memiliki satu kelemahan. Dilansir Floof Mania, kelemahan terbesar porcupine adalah penglihatannya yang sangat buruk. Seringkali ia tak bisa melihat kedatangan predator dan kelemahan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh predatornya, khususnya oleh musang ikan.

Mungkin, penglihatannya yang buruk menjadi alasan kenapa porcupine hidup sebagai nokturnal. Ia memilih bersembunyi di siang hari, dimana banyak predator aktif berkeliaran. 

Tapi, walau penglihatannya buruk, porcupine memiliki telinga dan penciuman yang sangat baik. Kedua indra tersebut berperan penting agar porcupine tetap waspada terhadap ancaman predator.