5 Fakta Operasi Valkyrie yang Hampir Berhasil Mengkudeta Hitler

Cerita perlawanan sejumlah perwira Jerman terhadap Hitler

Salah satu kisah menarik dari era Perang Dunia II adalah operasi dengan sandi Valkyrie, operasi yang dijalankan oleh  sejumlah perwira dan petinggi militer Jerman untuk mengakhiri hidup dan kekuasaan Hitler dengan tujuan menyelamatkan Jerman dari kehancuran total akibat peperangan.

Diawali dengan sebuah bom yang berhasil dibawa dan meledak di ruangan tempat Hitler sedang memimpin rapat membahas strategi peperangan bersama para jenderalnya. Bom meledak sempurna mengakibatkan tewasnya dan terlukanya beberapa orang di ruangan tersebut, namun Hitler luput dari maut  dan hanya menderita cedera ringan pada peristiwa tersebut.

Meskipun pada akhirnya operasi ini menemui kegagalan tetapi setidaknya hal tersebut menjadi bukti bahwa tidak semua perwira militer Jerman setuju dengan sepak terjang Hitler pada periode berkobarnya perang Dunia II di Eropa.

Sejumlah pihak menilai Hitler sudah tidak mampu melihat kenyataan yang terjadi dan sedang membawa negaranya ke dalam jurang kehancuran peperangan dengan ambisi dan ideologi Nazinya. Kisah Valkyrie pernah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2008, yang dibintangi oleh Tom Cruise yang memerankan Kolonel Claus von Stauffenberg.

Berikut 5 fakta operasi Valkyrie atau yang juga dikenal dengan Plot 20 Juli 1944.

1. Sandi Valkyrie

5 Fakta Operasi Valkyrie yang Hampir Berhasil Mengkudeta Hitlerwikipedia.org

Sandi Valkyrie adalah sebuah sandi perintah yang akan digunakan untuk menggerakkan Tentara Angkatan Darat Cadangan Teritorial Jerman jika sewaktu-waktu terjadi kerusuhan sipil di Jerman yang bisa mengganggu jalannya kendali pemerintahan dan terganggunya rantai komando militer Jerman selama masa periode Perang Dunia II.

Sejumlah sumber menyebutkan terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan kerusuhan sipil, di antaranya adalah keresahan masyarakat sipil  yang disebabkan oleh pemboman  pesawat-pesawat pembom jarak jauh Sekutu terhadap kota Berlin dan kota-kota lainnya di Jerman.

Selain itu, terdapat pula kemungkinan pemberontakan yang dilakukan oleh pekerja paksa asing yang bekerja di pabrik-pabrik di Jerman, terlebih jumlah mereka yang semakin meningkat selama periode berkobarnya Perang Dunia II di Eropa. Pada kenyataannya, masyarakat Jerman terutama mereka yang tinggal di kota Berlin memang mengalami keresahan yang luar biasa. Karena semakin leluasanya pesawat-pesawat pembom jarak jauh Sekutu seperti Group pembom B-17 Flying Fortress melakukan pemboman atas kota Berlin dengan intensitas yang semakin meningkat meskipun Kota Berlin dilindungi pertahanan udara yang sangat kuat.

Hal tersebut membuat masyarakat berpandangan bahwa pada waktunya Sekutu bisa saja  menghancurkan Ibu Kota Berlin dengan bom-bom yang dibawa oleh pesawat bombernya. 

Melihat faktor-faktor tersebut  maka petinggi militer Jerman pada tahun 1942 mengusulkan dan meyakinkan Hitler untuk dibuatnya sebuah usulan yang diberi nama sandi Valkyrie. Dengan sandi Valkyrie ketika terjadi kerusuhan sipil, para pimpinan staf pasukan dan pejabat berwenang dengan inisiatif sendiri akan mampu memobilisasi pasukan untuk menjamin kelangsungan jalannya pemerintahan dan rantai komando meskipun komunikasi antara Hitler, para Jenderal, dan Markas Angkatan Daratnya terputus.

Akhirnya rancangan usulan Valkyrie  tersebut mendapat persetujuan penuh dari Hitler. Pada waktunya draft Valkyrie ini dimodifikasi secara rahasia oleh  sejumlah petinggi militer Jerman kelompok Plot 20 Juli 1944 dan menjadikan sandi Valkyrie sebagai alat untuk memobilisasi pasukan cadangan untuk mengkudeta Adolf Hitler.

Para perencana operasi Valkyrie ini juga mempunyai tujuan untuk membunuh Adolf Hitler karena dengan kematian Hitler maka para prajurit Jerman akan terlepas dari sumpah setia terhadap sang Fuhrer.

Dengan sandi Valkyrie Jenderal dan perwira yang sudah tidak sepaham dengan Hitler akan mengambil alih komando militer dan melikuidasi Partai Nazi dan sayap militernya, pasukan SS (Schutzstaffel) serta menangkap para petingginya dengan tuduhan melakukan upaya kudeta. Jika semua berhasil dikuasai kemungkinan mereka akan mengajukan syarat-syarat perdamaian dengan pihak Sekutu untuk menghindarkan Jerman dari kehancuran total dalam peperangan.

Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Rakyat Jerman Saat Itu Memilih Adolf Hitler

2. Kolonel Claus von Stauffenberg

5 Fakta Operasi Valkyrie yang Hampir Berhasil Mengkudeta Hitlerwikimedia.org

Kolonel Claus von Stauffenberg adalah seorang perwira militer Angkatan Darat Jerman. Ia terlahir dari keluarga bangsawan ternama. Karier militernya cukup cemerlang dan dia pernah terlibat dalam beberapa operasi tempur angkatan perang Jerman seperti: invasi Polandia, pertempuran di Prancis, Operasi Barbarossa, dan operasi di Tunisia.

Ketika dia sedang bertugas di Tunisia pada tahun 1943 sebagai bagian dari 10th Panzer Division -Afrika Korps dibawah komando Jenderal Erwin Rommel  kendaraannya diserang oleh pesawat tempur Sekutu. Kolonel Claus von Stauffenberg menderita luka parah akibat serangan udara sekutu tersebut, dia kehilangan mata kiri, tangan kanan dan dua jari di tangan kirinya.

Sebenarnya Stauffenberg gusar dengan peperangan yang terjadi, secara moral hati kecilnya sebenarnya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Hitler dengan ambisi dan ideologi Partai Nazinya. Apalagi ia mengetahui kekejaman di luar perikemanusiaan yang telah dilakukan Hitler terhadap lawan politiknya dan kepada para tawanan perang. Ia melihat suramnya masa depan Jerman dan kekhawatiran besar bahwa generasi penerus akan dijadikan mesin-mesin perang yang brutal oleh Hitler.

Dalam masa pemulihannya, Stauffenberg diperkenalkan oleh kelompok yang juga tidak sejalan dengan Hitler dan semakin  masuk ke dalam lingkaran kelompok tersebut. Ia menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh utama yang merencanakan kudeta dan pembunuhan Hitler, di antaranya Jenderal Henning Hermann von Tresckow, Jenderal Ludwig Beck,  dan Jenderal Friedrich Olbricht. 

Pada bulan Juni 1944, Panglima tertinggi Sekutu Jenderal Dwight D. Eisenhower berhasil melakukan operasi pendaratan besar-besaran pasukan Sekutu di pantai Normandia Prancis dengan tujuan untuk mengakhiri dominasi dan kekejaman Nazi di daratan Eropa.

Setelah pendaratan tersebut, gerak maju pasukan Sekutu tidak terbendung lagi dalam membebaskan kota-kota yang dahulu dikuasai pasukan Jerman. Pasukan Jerman terdesak di semua lini pertahanannya. Sejak saat itu arah peperangan sudah tidak menguntungkan Jerman lagi.

Dengan berhasilnya pasukan Sekutu mendarat di pantai Normandia, Kolonel Stauffenberg dan perwira-perwira militer profesional lainnya melihat bahwa kekalahan Jerman dalam peperangan hanya tinggal menunggu waktu saja dan mereka bertekad untuk menyelamatkan Jerman dari kehancuran total dari sebuah peperangan.

Kelak Kolonel Stauffenberg akan menjadi pelaku utama Plot 20 Juli 1944 ketika dia membawa sendiri bom yang telah diaktifkan dalam koper dan ditaruh dalam ruangan dimana Hitler sedang memimpin rapat bersama dengan para Jenderalnya.

3. Bom meledak diWolfsschanze tanggal 20 Juli 1944

5 Fakta Operasi Valkyrie yang Hampir Berhasil Mengkudeta Hitlerwikipedia.org

Pada tanggal 20 Juli 1944, Kolonel Claus von Stauffenberg memiliki kesempatan untuk membunuh Hitler ketika dia akan mengikuti rapat bersama Hitler di salah satu markas besarnya di Prussia timur.  Markas dengan penjagaan sangat ketat tersebut bernama Wolfsschanze (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Sarang Serigala). 

Pagi hari tanggal  20 Juli 1944, Kolonel  Claus von Stauffenberg  dan ajudannya Letnan Haeften mendarat di Bandara Rastenburg, dekat Wolfsschanze, markas besar Hitler. Stauffenberg turun menenteng tas berisi dokumen, sedangkan Haeften membawa tas berisi bom. Ketika sampai di tempat pertemuan keduanya masuk ke ruang ganti pakaian dan di ruang ganti tersebut dia mempersiapkan bom.

Penjaga di luar meminta Stauffenberg untuk bergegas karena rapat bersama Hitler akan segara dimulai. Menurut sejumlah sumber, karena diburu-buru, Stauffenberg  agak kesulitan dalam mempersiapkan bom karena tangannya hanya satu dan cacat, akhirnya satu bom berhasil diaktifkan dan disetting untuk meledak dalam waktu sekitar 15 menit. Ketika penjaga akhirnya mengetuk dan langsung masuk ke ruang ganti tersebut, 1 bom aktif tersebut telah dimasukkan ke dalam koper kerja Kolonel Stauffenberg. 

Dengan tenang Kolonel Stauffenberg masuk ke dalam ruangan rapat. Seorang Jenderal memberitahu Hitler kedatangan Stauffenberg dan Hitler memberi salam padanya. Stauffenberg dipersilahkan mengambil tempat yang posisinya ada di dekat Hitler.

Stauffenberg menaruh koper yang berisi bom aktif tersebut di bawah meja dekat posisi Hitler. Seperti yang telah direncanakan beberapa menit setelah ada di ruang rapat, anggota kelompok Stauffenberg memberikan panggilan telepon dan Stauffenberg meminta izin keluar ruangan untuk menerima panggilan telepon tersebut. Menurut informasi, pada saat ia keluar ruangan tas kopernya sempat dipindahkan oleh Kolonel Brandt dari posisinya semula.  

Setelah menerima telepon, Stauffenberg keluar ruangan dan  DUARR!!,  terdengar ledakan keras dari ruang pertemuan Hitler. Setelah ledakan mereda Stauffenberg dan ajudannya segera keluar Wolfsschanze. 

Setelah berhasil melewati beberapa penjagaan karena situasi markas besar yang sedang kacau, Stauffenberg segera menuju bandara dan terbang kembali ke Berlin. Stauffenberg yakin hari itu ia telah berhasil membunuh Hitler dan akan menjalankan sandi Valkyrie. 

4. Sandi Valkyrie dikeluarkan

5 Fakta Operasi Valkyrie yang Hampir Berhasil Mengkudeta Hitlersquarespace.com

Setelah terjadinya peristiwa bom di markas besar Hitler, para pejabat lalu lintas sandi berinisiatif untuk segera menghentikan lalu lintas sandi dan ajudan Hitler berusaha agar berita ini tidak bocor keluar karena masih hidup atau tidaknya Hitler masih simpang siur. Sesuai dengan rencana yang telah disusun, Jenderal Olbricht segera mengeluarkan dokumen operasi Valkyrie dan menemui Jenderal Fromm untuk mengabarkan kematian Hitler dan meminta Jenderal Fromm untuk menandatangani dokumen agar dokumen bisa dikirim ke petugas lalu lintas sandi dan operasi Valkyrie bisa dijalankan.

Fromm menolak memberikan tanda tangan karena masih menunggu kepastian nasib Hitler. Stauffenberg yang datang pada sore hari sekembalinya dari Markas besar Hitler meyakinkan Jenderal Fromm bahwa Hitler telah tewas, namun Jenderal Fromm mendapatkan berita dari  Jenderal Wilhelm Keitel di Markas besar Hitler yang meyakinkan dia bahwa Hitler masih hidup. Jenderal Fromm menolak untuk ikut masuk ke dalam kelompok Kolonel Stauffenberg yang menyebabkan Jenderal Fromm disandera oleh Stauffenberg dan kelompoknya. Pada situasi genting ini Jenderal Hoepner diminta menggantikan posisi Jenderal Fromm. Akhirnya sandi Valkyrie dari Kolonel Stauffenberg dan kelompoknya meluncur deras dari rumah sandi. Salah satu tujuan dari dikeluarkannya sandi Valkyrie ini adalah untuk dengan cepat menguasai  unit-unit militer di seluruh daerah Jerman setelah tewasnya Hitler.

Setelah sandi Valkyrie dikeluarkan, Batalion tentara cadangan dibawah komando Mayor Otto Ernst Remer juga sudah dimobilisasi dan mendapat perintah untuk segera bergerak mengamankan sejumlah distrik di Berlin, mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan menahan pejabat pemerintahan, petinggi partai Nazi dan para petinggi pasukan SS      (Schutzstaffel) Nazi, sayap militer partai Nazi. Mereka semua dianggap sebagai pihak yang telah melakukan kudeta terhadap Hitler

Pada saat yang menentukan ini, ternyata Hitler yang masih hidup telah mengetahui upaya kudeta yang dilakukan oleh sejumlah perwira militer melalui sandi Valkyrie. Dia meminta petugas sandi menahan pesan jarak jauh sambil menambahkan Fuhrer masih hidup dan pesan yang dikirimkan sebelumnya adalah upaya kudeta.

Sore harinya Radio Jerman mengumumkan percobaan pembunuhan terhadap Hitler namun Hitler selamat dan hanya menderita luka ringan. Ketika akan menahan Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels, komandan tentara cadangan Mayor Remer disambungkan Goebbels kepada Hitler melalui sambungan telepon dan dia mendengar sendiri bahwa Hitler masih hidup. Mayor Remer menerima perintah langsung dari Hitler untuk mengamankan Berlin dan menghentikan aksi kudeta. Ketika Mayor Remer menerima  dan menjalankan perintah itu, operasi Valkyrie telah menemui kegagalannya.

Pada malam harinya Markas Besar Hitler mengirim pesan kepada petugas sandi bahwa Hitler telah mengangkat Heinrich Himler pimpinan pasukan SS ( Schutzstaffel) sebagai Panglima tentara cadangan yang baru dan segala perintah militer harus melalui Himler dan Hitler sendiri, selain itu perintah dianggap tidak sah. Hitler  berhasil selamat dari ledakan bom kemungkinan karena meja kayu oak yang tebal  tenyata mampu mereduksi kekuatan bom.

5. Akhir Operasi Valkyrie

5 Fakta Operasi Valkyrie yang Hampir Berhasil Mengkudeta Hitlerwikimedia.org

Setelah Hitler memberikan perintah langsung kepada Mayor  Otto Ernst Remer untuk mengamankan Berlin dan menghentikan kudeta  melalui sambungan telepon dari tempat Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels, Mayor Remer segera menarik pasukannya dan segera mengamankan kota serta menghentikan upaya kudeta. Operasi Valkyrie telah berhasil digagalkan.

Jenderal Fromm yang disandera oleh kelompok Kolonel Stauffenberg memperoleh kembali kekuasaannya dan bersama tentara pro Hitler menahan Kolonel Stauffenberg dan kelompoknya. Pada malam itu juga ia melakukan pengadilan militer dan menjatuhi keempat orang:  Jenderal Olbricht,  Kolonel Stauffenberg, Letnan Haeften sang ajudan Stauffenberg dan  Kolonel Albrecht Mertz von Quirnheim dengan hukuman mati.

Eksekusi mati dilakukan langsung pada sekitar tanggal 21 Juli 1944 dini hari, meskipun perintah dari Hitler adalah menangkap para pelaku kudeta hidup-hidup. Menurut sejumlah sumber, Jenderal Fromm langsung mengeksekusi keempat orang tersebut agar tidak menyeret namanya sebagai bagian dari konspirasi.

Ketika tiba giliran  Kolonel Stauffenberg dieksekusi, dengan gagah berani dia menghadapi regu tembak, peluru menembus jantung dan mengakhiri  riwayat hidup perwira Angkatan Darat Jerman tersebut. Sekitar 10 bulan dari peristiwa tersebut Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada bulan Mei 1945, rezim Nazi runtuh dan Jerman memulai kehidupannya yang baru. Jenderal Fromm sendiri akhirnya dieksekusi mati  pada bulan Maret 1945 karena dengan kewenangannya dianggap tidak mampu mencegah terjadinya upaya kudeta tersebut

Setelah peristiwa Plot 20 Juli 1944, Gestapo (polisi rahasia Nazi Jerman) melakukan pembersihan pihak-pihak yang terlibat, banyak orang ditahan dan dieksekusi mati. Mereka yang melakukan perlawanan terhadap Hitler sebenarnya lepas dari beban sejarah dan seiring perjalanan waktu banyak orang yang kagum dan menghormati keberanian mereka dalam melawan arus.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Perang Dunia 1, dari Hidup di Parit sampai Senjata Super

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya