Emanuela Orlandi: Misteri Hilangnya Seorang Gadis asal Vatikan 

Emanuela Orlandi dilahirkan pada tahun 1968 dari sebuah keluarga berkebangsaan Vatikan. Ia merupakan anak dari pasangan Ercole dan Maria Orlandi, di mana ayahnya merupakan seorang staf kepausan sehingga Emanuela bersama dengan saudara kandungnya pun mendapatkan kewarganegaraan Vatikan. Oleh karena itu, mereka menjadi beberapa di antara sedikit sekali anak-anak yang memiliki kewarganegaraan Vatikan pada masa itu.

Emanuela memiliki seorang kakak laki-laki bernama Pietro, dan juga tiga saudara perempuan lainnya bernama Natalina, Federica, and Maria Cristina. Mereka banyak menghabiskan masa kecil mereka bermain di kebun milik Vatikan. Memasuki usia remaja, Emanuela bersekolah di sebuah SMA bernama Scuola di Musica Tomasso Ludovico da Victoria yang berdekatan dengan Piazza Navona di Kota Roma, di mana ia aktif mengikuti kegiatan pelajaran musik sebagai pemain seruling.

Pada tanggal 22 Juni 1983, Emanuela terlambat untuk menghadiri kelas musik. Ia meminta tolong untuk diantar ke sekolah oleh Pietro, tetapi kakak laki-lakinya menolak permintaan tersebut. Hal itu menjadi penyesalan seumur hidup Pietro dikarenakan sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Mendekati jam pulang sekolah, Emanuela sempat menghubungi ibunya untuk memberitahu bahwa ia mendapat penawaran untuk bekerja di sebuah perusahaan kosmetik bernama Avon. Salah seorang saudara perempuannya pun mengusulkan Emanuela untuk segera kembali ke rumah, dan mendiskusikan penawaran tersebut terlebih dahulu bersama kedua orang tuanya. Namun, Emanuela tidak pernah kembali.

Sehari setelah Emanuela tidak kembali pulang, pihak keluarga Orlandi mulai menyebarkan laporan melalui koran-koran terkait kasus hilangnya Emanuela. Mereka mulai banyak menerima telepon berupa kesaksian-kesaksian terkait Emanuela yang kini bekerja di Avon dengan nama samaran “Barbara” atau “Barbarella”, atau bahkan telepon-telepon yang berisi ancaman dari pihak yang mengaku sebagai penculik dari Emanuela.

Ancaman tersebut berkaitan dengan kejadian dua tahun sebelum menghilangnya Emanuela Orlandi, yakni ketika Vatikan mengalami sebuah tragedi dimana Paus Yohanes Paulus II hampir tewas tertembak oleh seorang ultranasionalis Turki bernama Mehmet Ali Agca. Alhasil, Agca dituntut penjara seumur hidup di Italia. Sementara itu, seseorang yang mengaku sebagai penculik Emanuela Orlandi juga memberi ancaman terhadap Vatikan bahwa mereka harus membebaskan Agca dari tuntutan, atau Emanuela akan dibunuh. Namun, seluruh ancaman dan kesaksian tersebut dianggap tidak dapat dipercaya.

Dalam dokumenter Netflix berjudul Vatican Girl: The Disappearance of Emanuela Orlandi, berbagai narasumber diundang untuk menyampaikan kesaksian mereka terkait dengan kasus hilangnya gadis asal Vatikan tersebut. Beberapa narasumber memberikan petunjuk yang cukup tegas bahwa sekelompok mafia bernama Banda Della Magliana beserta ketua mereka yang bernama Enrico De Pedis terlibat langsung dalam kasus hilangnya Emanuela Orlandi. Narasumber lain juga menyatakan bahwa Vatikan juga terlibat dalam kasus tersebut.

Beberapa narasumber dalam dokumenter tersebut menyebutkan bahwa penculikan tersebut berkaitan erat dengan skandal keuangan Banco Ambrosiano di bawah direksi dari Roberto Calvi yang memiliki keterlibatan langsung di Bank Vatikan dikarenakan ia memiliki hubungan yang dekat dengan Uskup Agung Paul Marcinkus selaku Presiden Bank Vatikan pada saat itu.

Banco Ambrosiano bekerjasama dengan Vatikan untuk melakukan penyaluran dana terhadap kelompok- kelompok anti-komunis di luar negeri, terutama kelompok Solidarity di Polandia. Namun, penyaluran dana tersebut memberikan kerugian besar bagi Banco Ambrosiano. Pada tahun 1982, Banco Ambrosiano dinyatakan bangkrut karena tidak dapat mempertanggungjawabkan dana kurang lebih sebesar 1,3 miliar dolar AS. Dana yang tidak dapat dikembalikan oleh Banco Ambrosiano ternyata sebagian berasal dari sebuah kelompok mafia di kota Roma, yakni Banda Della Magliana. Hal ini berpotensi menjadi motif mereka dalam melakukan penculikan terhadap seorang warga Vatikan yang tidak bersalah sebagai ancaman terhadap Vatikan. 

Salah seorang narasumber yang pernah terlibat dengan Banda Della Magliana menyatakan bahwa Enrico De Pedismemiliki jasa terhadap Vatikan dalam menenangkan para anggota Banda Della Magliana agar tidak menyerang Vatikan terkait dengan dana mereka yang tidak pernah dikembalikan oleh Banco Ambrosian sehingga ia dimakamkan di sebuah basilika milik Vatikan di kota Roma.

Ada juga seorang narasumber yang merupakan mantan kekasih dari Enrico De Pedis menceritakan dengan sangat rinci mengenai keterlibatan Banda Della Magliana terhadap penculikan Emanula Orlandi. Lebih dari itu, seorang narasumber lain yang mengaku sebagai teman masa kecil Emanula menceritakan bahwa Emanuela pernah mengalami pelecehan seksual oleh seseorang di Vatikan yang memiliki hubungan dekat dengan Paus. Oleh karena itu, teori mengenai keterlibatan Vatikan sekaligus Banda Della Magliana menjadi semakin kuat berdasarkan kesaksian-kesaksian dari para narasumber.

Emanuela rupanya bukanlah satu-satunya gadis yang menghilang di Kota Roma pada tahun yang sama. Beberapa bulan sebelum Emanuela dinyatakan sebagai orang hilang, kasus serupa menimpa seorang gadis asal Italia bernama Mirella Gregori.

Mirella menghilang pada tanggal 7 Mei 1983 setelah ia menerima panggilan dari seseorang yang mengaku sebagai teman sekelasnya bernama Alessandro. Ia berpamitan kepada ibunya untuk keluar dari rumah selama sepuluh menit untuk bertemu dengan teman sekelasnya, tetapi Mirella tidak pernah kembali.

Kedua kasus ini tidak pernah terpecahkan hingga saat ini. Berbagai pencarian yang telah dilakukan oleh Vatikan seperti penggalian kuburan-kuburan tanpa identitas juga tidak membuahkan hasil apapun. Namun, berbagai pihak percaya bahwa Vatikan sebenarnya mengetahui bagaimana nasib Emanuela saat ini, khususnya pihak keluarga Orlandi yang hingga saat ini masih mencari tahu di mana keberadaan anak dan saudara perempuannya tersebut. Lebih dari itu, dipercaya juga bahwa kasus hilangnya Emanuela dan Mirella masih berhubungan satu sama lain.