5 Spesies Pendatang Ini Mengancam Ekosistem Asli, Hati-hati!

Spesies pendatang yang membawa bencana bagi habitat baru

Pengertian dari spesies pendatang adalah suatu jenis makhluk hidup yang dibawa masuk ke ekosistem asing dengan cara tak alami. Menurut keterangan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Invasive Alien Species (IAS) adalah makhluk hidup yang bukan bagian dari ekosistem asli, yang dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak yang ditimbulkan antara lain merusak keanekaragaman hayati, ekosistem, lingkungan, serta kerugian ekonomi dan kesehatan.

Spesies pendatang biasanya tidak mempunyai pemangsa alami sehingga dapat merusak keseimbangan alam. Melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, Indonesia berkewajiban melakukan usaha menghindari introduksi spesies asing invasif melalui kegiatan pengendalian dan pemusnahan IAS yang merusak ekosistem, habitat hidup, dan keanekaragaman spesies asli. Dilansir dari National Geographic, berikut ini adalah lima spesies pendatang invasif yang terkenal.

1. Arapamia Gigas

5 Spesies Pendatang Ini Mengancam Ekosistem Asli, Hati-hati!blog.reservasi.com

Arapamia gigas sempat menghebohkan masyarakat Indonesia setelah ditemukan warga di Sungai Brantas, Mojokerto, Jawa Timur. Ikan ini merupakan jenis ikan tawar endemik di Sungai Amazon, Amerika Selatan. Spesies ini dikategorikan invasif karena bersifat predator yang dapat memangsa ikan, katak, udang, hingga burung yang terbang disekitar permukaan air sungai. Selain itu, ikan ini juga memiliki kemampuan reproduksi yang cepat dan dapat menghasilkan 50.000 butir telur sekali pembuahan.

2. Kodok Tebu

5 Spesies Pendatang Ini Mengancam Ekosistem Asli, Hati-hati!bbc.com

Kodok Tebu merupakan jenis kodok yang dapat dijumpai di Amerika Serikat, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Pada tahun 1935, pemerintah Australia mengimpor 3000 kodok tebu ke Queensland untuk mengendalikan serangga yang memakan hasil panen tebu.

Sayangnya, kodok ini justru melahap hewan apa pun yang bisa masuk ke dalam mulutnya, termasuk tikus sekalipun. Kodok ini pun mampu membunuh buaya dan hewan apa pun yang memangsa mereka dengan cara mengeluarkan toksin dari kelenjar tulang bahu.

Baca Juga: 5 Hewan Amfibi Terbesar di Dunia yang Bikin Ngeri

3. Ular Sanca Bodo

5 Spesies Pendatang Ini Mengancam Ekosistem Asli, Hati-hati!asih.org

Ular sanca bodo merupakan spesies yang mempunyai habitat asli di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ular ini sempat populer sebagai hewan peliharaan eksotis di Amerika pada era 1990-an. Namun nafsu makan yang besar membuat ular ini terus tumbuh hingga mencapai panjang 6 meter.

Pemilik yang tidak sanggup memelihara ular ini kemudian melepaskannya di rawa-rawa Florida, Amerika Serikat. Ular sanca bodo dianggap invasif karena mampu memangsa apa pun, termasuk mamalia endemik yang terancam punah, bahkan aligator.

4. Ikan Gabus

5 Spesies Pendatang Ini Mengancam Ekosistem Asli, Hati-hati!drhealthbenefits.com

Ikan gabus merupakan jenis ikan yang biasa kita temui di perairan Indonesia, karena habibat aslinya memang di Asia. Namun ikan ini justru menjadi hewan invasif ketika diimpor ke Amerika Serikat sebagai peliharaan di akuarium. Ikan gabus yang tidak sengaja terlepas ke telaga, danau, dan sungai di California tidak punya pemangsa alami di habitat barunya.

Hal ini menimbulkan masalah serius karena ikan ini terus melahap ikan asli dan mengancam keseimbangan ekosistem. Bahkan ikan gabus mendapat julukan "Frankenfish" karena memiliki gigi mirip hiu, nafsu makan besar, kepala menyerupai ular, dan dapat berjalan di daratan.

5. Kudzu

5 Spesies Pendatang Ini Mengancam Ekosistem Asli, Hati-hati!nature.org

Tidak hanya hewan yang dapat menjadi spesies invasif, namun ada pula tumbuhan yang memiliki sifat serupa. Amerika Serikat bagian selatan sedang dipusingkan dengan perkembangbiakan kudzu, tanaman merambat asal daratan Asia. Tanaman ini diimpor pada 1930-an untuk mencegah pengikisan tanah.

Sayangnya tanaman ini justru tumbuh tak terkendali tanpa mengenal musim. Kudzu tidak hanya menutupi permukaan tanah, namun juga merambati pepohonan, kabel listrik, dan bangunan.

Ternyata mengimpor hewan atau tumbuhan yang invasif memiliki dampak lingkungan yang cukup berbahaya. Oleh karena itu pemerintah sejatinya telah mengeluarkan peraturan pelarangan mengimpor jenis hewan atau tumbuhan tertentu.

Salah satunya adalah Permen KP Nomor 41/PERMEN KP/2014. Sudah sepatutnya kita mentaati peraturan pemerintah ya guys untuk kelangsungan ekosistem Indonesia yang lestari.

Baca Juga: Tersesat di Hutan? 10 Tumbuhan Ini Bisa Dimakan untuk Bertahan Hidup

fadhila Photo Writer fadhila

Introvert | Solo Traveler | Love Writing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya