Fakta 5 Makanan Sakral, mulai dari Roti hingga Nasi Tumpeng

Ternyata makanan bukan hanya sekadar kebutuhan dasar manusia, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam berbagai tradisi keagamaan dan budaya di dunia. Sejak zaman kuno, makanan telah digunakan sebagai bagian dari ritual keagamaan, perayaan, dan penghormatan terhadap leluhur atau dewa.
Setiap agama dan budaya memiliki makanan khas yang terkait dengan praktik spiritual mereka, sering kali dengan aturan dan makna tersendiri. Dari hidangan sederhana hingga makanan mewah, makanan-makanan untuk ritual mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat yang menjaganya selama berabad-abad. Yuk, ketahui beberapa makanan sakral dari berbagai agama dan budaya!
1. Matzah, roti tanpa ragi sebagai simbol kebebasan bangsa Yahudi
Roti tak beragi atau matzah memiliki sejarah panjang dalam tradisi Yahudi, terutama dalam perayaan Paskah Yahudi (Pesach). Tradisi ini berasal dari sekitar abad ke-13 SM ketika bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir di bawah pimpinan Nabi Musa.
Dalam kitab Keluaran disebutkan bahwa bangsa Israel harus meninggalkan Mesir dengan tergesa-gesa sehingga mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengembangkan roti mereka dengan ragi. Sejak saat itu, dalam perayaan Paskah yang berlangsung selama delapan hari, umat Yahudi menghindari konsumsi makanan beragi dan menggantinya dengan matzah sebagai simbol kebebasan dan pembebasan dari perbudakan.