Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Fakta Astronot, Profesi yang Paling Banyak Diidam-idamkan

Ilustrasi astronot (dok. NASA)
Intinya sih...
  • Astronot menjalani pelatihan intensif dan beradaptasi dengan kehidupan tanpa gravitasi di luar angkasa.
  • Persyaratan menjadi astronot termasuk gelar sarjana, pengalaman profesional, dan kemampuan teknis serta fisik yang sangat baik.
  • Seleksi astronot dilakukan melalui proses panjang dan ketat hingga hanya 120 kandidat terpilih untuk dipanggil wawancara dan pemeriksaan kesehatan.

Menjadi astronot adalah impian banyak orang. Tetapi profesi ini menuntut persiapan fisik dan mental yang luar biasa. Mereka harus menjalani pelatihan intensif, beradaptasi dengan lingkungan tanpa gravitasi, dan menghadapi tantangan luar angkasa yang tidak dialami manusia di Bumi.

Dari cara mereka makan, tidur, hingga menjalankan eksperimen ilmiah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), kehidupan astronot penuh dengan fakta menarik yang jarang diketahui.

Menjadi seorang astronot adalah sebuah komitmen yang luar biasa. Kandidat cenderung dipilih pada usia 30-an hingga 40-an. Mereka biasanya meninggalkan karier yang bergengsi demi kesempatan menjadi astronot dan memulai lagi dari anak tangga paling bawah.

Meski pelatihan yang mereka jalani akan melewati hari-hari yang panjang, tidak ada jaminan mereka akan sampai ke luar angkasa Inilah yang diperlukan untuk menjadi astronot Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dan apa yang terjadi setelah seleksi.

1. Persyaratan ketat

NASA memiliki persyaratan yang ketat untuk menjadi seorang astronot. Pekerjaan ini tidak hanya membutuhkan kondisi fisik yang prima, tetapi juga menuntut keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaan yang sulit di dalam pesawat ruang angkasa atau di stasiun ruang angkasa.

Persyaratan dasar untuk menjadi astronot adalah gelar sarjana di bidang teknik, ilmu biologi, ilmu fisika, ilmu komputer atau matematika, diikuti dengan pengalaman profesional selama tiga tahun—setara dengan 1.000 jam terbang sebagai pilot di pesawat jet.

Kandidat juga harus lulus tes fisik astronot NASA. Namun, ada banyak keterampilan lain yang dapat menjadi aset dalam seleksi, seperti menyelam, pengalaman di alam bebas, pengalaman kepemimpinan dan kemampuan berbahasa asing (terutama bahasa Rusia, yang saat ini diwajibkan untuk dipelajari oleh semua astronot).

2. Kelas astronot

ilustrasi astronot (commons.wikimedia.org/NASA, Astronaut Michael Edward Fossum)

NASA telah memiliki 22 kelas astronot sejak kelompok pertama yang terdiri dari tujuh astronot pada tahun 1959, dipilih untuk program Merkurius. Program luar angkasa telah berkembang dan berubah secara signifikan sejak saat itu.

Beberapa kelas astronot pertama sebagian besar berasal dari militer, terutama pilot uji coba—kelompok yang dianggap siap untuk menghadapi bahaya ekstrem di luar angkasa. Namun, seiring dengan perkembangan program NASA, dibutuhkan keahlian yang lebih beragam.

Sebagai contoh, astronot angkatan keempat (pada tahun 1969) dikenal sebagai “The Scientists”, dan termasuk Harrison J. Schmitt, yang merupakan satu-satunya ahli geologi yang pernah berjalan di bulan (pada Apollo 17).

Kelas-kelas penting lainnya termasuk kelas kedelapan pada tahun 1978 (termasuk pilihan perempuan, Afrika-Amerika dan Asia-Amerika), kelas ke-16 pada tahun 1996 (kelas terbesar, dengan 44 anggota yang dipilih untuk penerbangan pesawat ulang-alik yang sering dilakukan untuk membangun Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kelas ke-21 pada tahun 2013 (kelas pertama dengan pembagian gender 50:50).

3. Pelatihan yang dijalani

Meskipun publik kebanyakan memperhatikan astronot ketika mereka berada di luar angkasa, pada kenyataannya para astronot hanya akan menghabiskan sebagian kecil dari karier mereka di tempat tinggi. Sebagian besar waktu mereka akan dihabiskan untuk berlatih dan mendukung misi-misi lainnya.

Pertama, para calon astronot akan menjalani pelatihan dasar selama dua tahun, di mana mereka akan mempelajari pelatihan bertahan hidup, bahasa, keterampilan teknis, dan hal-hal lain yang mereka perlukan untuk menjadi astronot.

Setelah lulus, para astronot baru dapat ditugaskan ke misi luar angkasa, atau ditugaskan ke peran teknis di Kantor Astronot di Johnson Space Center di Houston. Peran ini dapat mencakup mendukung misi saat ini atau memberi saran kepada para insinyur NASA tentang cara mengembangkan pesawat ruang angkasa di masa depan.

4. Proses sertifikasi yang panjang

Ilustrasi NASA (dok. NASA)

Para calon astronot menjalani proses yang intens sebelum disertifikasi sebagai astronot yang siap terbang. Di antara banyak tugas mereka, salah satunya adalah mempelajari cara berjalan di luar angkasa, cara melakukan robotika, cara menerbangkan pesawat terbang dan cara beroperasi di ISS.

Para calon astronot akan menerbangkan armada T-38 milik NASA untuk mendapatkan keterampilan mengemudikan pesawat, berlatih berjalan di luar angkasa di kolam renang sedalam 60 kaki di Johnson Space Center, menangkap pesawat ruang angkasa yang disimulasikan menggunakan lengan robotik versi latihan stasiun, belajar bahasa Rusia serta mendapatkan pelatihan dasar mengenai pengoperasian stasiun ruang angkasa.

Para astronot juga memperdalam keterampilan kepemimpinan dan keterampilan mengikuti melalui pelatihan geologi dan bertahan hidup.

5. Kurasi peserta

Personil sumber daya manusia akan meninjau setiap lamaran untuk melihat apakah CV tersebut memenuhi kualifikasi dasar. Setiap lamaran yang memenuhi syarat kemudian ditinjau oleh sebuah panel.

Panel penilai terdiri dari sekitar 50 orang, sebagian besar adalah astronot saat ini. Panel tersebut memutuskan beberapa ratus kandidat yang paling memenuhi syarat, dan kemudian melakukan pemeriksaan referensi pada setiap kandidat.

Langkah tersebut mempersempit kandidat menjadi hanya 120 orang. Dewan Seleksi Astronot kemudian memanggil para kandidat untuk wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Setelah itu, 50 kandidat teratas menjalani wawancara tahap kedua dan pemeriksaan kesehatan. Kandidat astronot terakhir akan dipilih dari kelompok 50 orang ini.

6. Kandidat terpilih

Ilustrasi astronot (dok. NASA

Kandidat yang beruntung dan lolos seleksi akan menerima panggilan telepon dari kepala Direktorat Operasi Penerbangan di Johnson Space Center NASA, serta kepala Kantor Astronot. NASA meminta para kandidat untuk hanya membagikan berita tersebut kepada keluarga dekat mereka hingga dapat membuat pengumuman resmi.

Agensi biasanya mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan kandidat baru. Kemudian para kandidat segera diterjunkan ke pelatihan, sehingga mereka hanya punya sedikit waktu untuk berbicara dengan dunia luar setidaknya selama beberapa bulan.

7. Ada yang meninggalkan kariernya

Akan ada beberapa minggu antara saat para astronot dipilih dan saat mereka pindah ke Houston. Selama waktu tersebut, mereka akan mengakhiri pekerjaan saat ini dan mengatur untuk pindah bersama keluarga ke Houston.

Astronot adalah pekerjaan bergengsi, para kandidat sering kali meninggalkan karier yang menjanjikan untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Namun, dalam beberapa kasus mereka dapat menggunakan waktu mereka sebagai astronot untuk "naik level" dalam karier lain.

Misalnya, astronot militer sering kali dapat memiliki tugas bersama di NASA, yang memungkinkan mereka untuk terus naik pangkat saat menjalankan misi dan tugas astronot lainnya. Atau mereka yang berkecimpung di bidang sains dapat mencoba memilih misi dan tugas yang terkait dengan karier masa lalu mereka, yang memungkinkan untuk terus menerbitkan jurnal ilmiah dan menjalankan tugas lain yang mengarah pada kemajuan di bidang akademis.

8. Tidak ada batasan usia

Ilustrasi astronot (dok. NASA)

Meskipun NASA tidak memiliki batasan usia untuk astronotnya agar dapat mengunjungi luar angkasa, NASA mensyaratkan kandidat potensial untuk memiliki gelar sarjana di bidang terkait STEM seperti biologi, teknik, atau ilmu komputer.

Agensi yang berbasis di Amerika Serikat itu juga mensyaratkan semua calon astronot harus memiliki penglihatan yang baik, meskipun penggunaan kacamata dapat diterima.

Di masa lalu, NASA telah memilih kandidat yang berusia 26 tahun dan 46 tahun. Mendiang astronot John Glenn kembali ke luar angkasa pada tahun 1998 di usia 77 tahun.

9. Tantangan toilet

Luar angkasa adalah tempat yang tidak memiliki gravitasi. Perpipaan di luar angkasa bergantung pada penyedotan vakum. Sistem ini tidak akan membuat limbah manusia mengambang bebas. Dua toilet di ISS dirancang untuk secara aktif menyedot urine dan feses.

Toilet ini memiliki selang panjang yang dipasang di samping kursi astronot. Setelah memilih corong yang sesuai jenis kelamin, mereka memasangnya ke selang, kemudian menekan tombol untuk mengaktifkan kipas internal yang menarik urine ke wadah penyimpanan.

Para penjelajah luar angkasa harus mengarahkannya ke lubang vakum kecil yang lebarnya hanya 4 inci (10,16 sentimeter). Tentu ini menjadi tantangan karena di Bumi, toilet setidaknya lebih lebar 3x lipat dari ukuran tersebut.

Menjadi astronot bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga sebuah pencapaian luar biasa yang menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketahanan manusia. Dari pelatihan yang ketat hingga tantangan hidup di luar angkasa, para astronot terus mendorong batas eksplorasi dan membuka jalan bagi masa depan umat manusia di luar Bumi.

Fakta-fakta menarik tentang kehidupan mereka tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengingatkan kita akan betapa luasnya alam semesta dan potensi yang masih bisa dijelajahi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us