ilustrasi anak burung cabak (flickr.com/Mike Price)
Burung cabak merupakan salah satu hewan dengan dimorfisme seksual, artinya mereka dapat dibedakan dengan jelas antara jantan dan betina. Umumnya jantan berwarna cokelat keabu-abuan sedangkan betina lebih ke arah warna abu-abu.
Berdasarkan laporan studi yang dimuat dalam jurnal Biodiversitas tahun 2021, periode kawin burung cabak berkisar dari bulan Juli-Agustus terutama untuk area Bogor, Jawa Barat. Namun, literatur lain yang juga disebutkan dalam studi tersebut menyatakan periode bertelur burung cabak Jawa berkisar bulan Mei-Desember.
Melansir laman Beauty of Birds, burung cabak meletakkan telur-telurnya di tanah terbuka yang ditutupi dengan dedaunan kering. Betina biasanya hanya bertelur 1-2 buah yang berwarna krem keputihan bercorak bintik cokelat atau abu-abu dengan masa pengeraman 19-21 hari. Induk betina akan mengerami telurnya pada siang hari sedangkan saat malam ia akan berbagi tugas dengan induk jantan.
Anak burung akan mulai terbang ketika berusia 20-21 hari. Selanjutnya, jika induk betina bertelur lagi di dekat sarang yang pertama, maka ia akan mengerami telur sedangkan sang jantan akan terus merawat si anak pertama hingga mereka dewasa dan mampu mencari makan sendiri. Biasanya burung remaja akan berpisah dari induknya lalu menyebar dan menetap di lokasi baru yang tak jauh dari tempat asal.
Berdasarkan data Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), spesies Caprimulgus affinis tergolong satwa dengan status Least Concern (LC). Artinya, spesies ini berisiko kecil terancam punah karena jumlahnya di alam masih stabil dan melimpah sehingga minim perhatian konservasi.