Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Chisinau, Ibu Kota Moldova yang Merupakan Pusat Pembuatan Wine

Pemandangan Chisinau dari udara. (commons.wikimedia.org/Rodion Gavriloi)
Intinya sih...
  • Chisinau pertama kali disebutkan dalam dokumen sejarah pada tahun 1466.
  • Setelah Perang Dunia I, Chisinau menjadi bagian dari Rumania dan dibangun kembali setelah Perang Dunia II.
  • Chisinau berfungsi sebagai pusat industri utama Moldova, termasuk produksi wine dan pusat budaya.

Chisinau adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Moldova, yang terletak di sepanjang Sungai Bacu yang indah. Terletak di bagian tengah-selatan negara Eropa Timur ini, kota ini memiliki makna budaya yang unik. Sering diabaikan oleh wisatawan mancanegara, Chisinau tetap menjadi permata tersembunyi di peta wisata Eropa.

Meskipun kurang dikenal, Chisinau memikat pengunjung dengan karakteristik yang mengejutkan dan arsitektur yang menawan. Sejarah kota yang mengakar kuat dan budaya wine yang semarak menawarkan pengalaman yang kaya bagi para pelancong. Bagi mereka yang memiliki keingintahuan tinggi, Chisinau mengungkap banyak rahasia yang menyenangkan dan tak terduga untuk diungkap. Yuk, simak fakta tentang Chisinau berikut ini!

1. Referensi dokumenter pertama tentangnya berasal dari tahun 1466

potret bagian luar Mihai Eminescu National Theatre di Chisinau (commons.wikimedia.org/Photobank MD)

Chisinau pertama kali disebutkan dalam dokumen sejarah pada tahun 1466, pada masa pemerintahan Pangeran Moldavia Ștefan III. Britannica menjelaskan bahwa ini menandai referensi paling awal yang diketahui mengenai kota tersebut. Setelah kematian Ștefan, kendali atas Chisinau diserahkan kepada Turki Ottoman.

Seiring berjalannya waktu, Chisinau tumbuh penting sebagai pusat perdagangan, meskipun mengalami kerusakan parah selama Perang Rusia—Turki tahun 1788. Pada tahun 1812, kota tersebut, bersama dengan wilayah Bessarabia lainnya, diserahkan kepada Kekaisaran Rusia. Di bawah kekuasaan Rusia, kota tersebut dikenal dengan nama Kishinyov.

2. Menjadi bagian dari Rumania setelah Perang Dunia I

potret bagian luar pusat budaya Yahudi di Chisinau (commons.wikimedia.org/Duesseljan)

Setelah Perang Dunia I, Chisinau menjadi bagian dari Rumania. Pada tahun 1940, kota ini dikembalikan ke Uni Soviet bersama dengan wilayah Bessarabia lainnya dan menjadi ibu kota Republik Sosialis Soviet Moldavia yang baru berdiri, berdasarkan informasi dari Britannica. Meskipun kota ini mengalami kerusakan parah selama Perang Dunia II, kota ini dibangun kembali pada periode pascaperang.

Bagian-bagian baru Chisinau dibangun di atas teras-teras di sepanjang Sungai Bacu, sementara beberapa area di kota lama masih rawan banjir. Ketika kekuasaan Soviet di Moldavia berakhir pada tahun 1991, nama kota dalam bahasa Rumania tersebut secara resmi dikembalikan. Hal ini menandai kembalinya identitas tradisionalnya setelah runtuhnya kekuasaan Soviet.

3. Merupakan pusat industri dan budaya utama Moldova

potret Akademi Sains Moldova di Chisinau (commons.wikimedia.org/Photobank MD)

Chisinau berfungsi sebagai pusat industri utama Moldova. Britannica mengungkapkan bahwa kota ini memainkan peran penting dalam rekayasa ringan dan produksi berbagai barang. Barang-barang tersebut meliputi instrumen pengukuran, peralatan mesin, traktor, pompa, lemari es, mesin cuci, dan kabel berisolasi.

Chisinau memiliki beberapa industri berbasis pertanian, termasuk pembuatan wine, penggilingan tepung, dan pengolahan tembakau. Kota ini juga memiliki pabrik yang memproduksi pakaian dan alas kaki. Selain itu, kota ini merupakan pusat budaya Moldova, tempat berdirinya akademi sains, universitas yang didirikan pada tahun 1945, berbagai lembaga pendidikan tinggi, dan beberapa pusat penelitian ilmiah.

4. Menjadi pusat sejarah pembuatan wine

potret Milestii Mici (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

ETIC Hotels menginformasikan bahwa Chisinau lebih dari sekadar kota. Kota ini merupakan pusat tradisi pembuatan wine Moldova yang telah berlangsung selama berabad-abad. Karena Moldova termasuk dalam 20 negara penghasil wine teratas di dunia, Chisinau merupakan rumah bagi beberapa gudang wine terbesar di dunia, termasuk Cricova dan Milestii Mici. Milestii Mici bahkan memegang Guinness World Record untuk gudang wine terbesar berdasarkan jumlah botol, dengan lebih dari 2 juta botol disimpan dalam jaringan terowongan yang membentang lebih dari 200 kilometer.

Pembuatan wine merupakan bagian penting dari identitas budaya Chisinau. Setiap tahun, kota ini menyelenggarakan Hari Wine Nasional, sebuah perayaan di mana penduduk setempat dan wisatawan dapat mencicipi berbagai wine Moldova. Acara ini menyoroti pentingnya wine di masa lalu dan masa kini Chisinau, yang menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pencintanya.

5. Salah satu ibu kota terhijau di Eropa

potret Taman Dendrarium di Chisinau (commons.wikimedia.org/Alex Prodan md)

Chisinau kerap mengejutkan pengunjung dengan banyaknya ruang hijau. Dikenal sebagai salah satu ibu kota terhijau di Eropa, kota ini memiliki banyak taman dan jalan yang dipenuhi pepohonan. Di antaranya, Taman Dendrarium menonjol karena keanekaragaman tanamannya dan jalur pejalan kaki yang damai.

Kehijauan yang luas di Chisinau meningkatkan keindahannya sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan kota. Beragam area hijau menawarkan udara segar dan banyak kesempatan untuk bersantai. Fokus pada ruang alami ini merupakan elemen kunci tata letak kota dan menunjukkan apresiasi masyarakat terhadap alam.

Chisinau mungkin bukan ibu kota Eropa yang terkenal, tetapi kota ini memiliki daya tarik yang unik. Dengan sejarahnya yang menarik dan wine yang lezat, kota ini memiliki sesuatu untuk semua jenis pengunjung. Dengan menjelajahi Chisinau, kamu akan merasakan kota yang kaya akan budaya, keramahtamahan, dan momen-momen yang tak terlupakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us