Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Conversion Disorder, ketika Pikiran Mengendalikan Tubuh

ilustrasi menolong (pexels.com/SHVETS production)

Pernahkah kamu merasa tubuhmu bereaksi terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi? Seperti tiba-tiba saja tanganmu gemetar padahal tidak ada alasan fisik yang jelas? Atau mungkin, suatu hari kamu bangun dan tidak bisa mendengar, namun dokter bilang telingamu sehat-sehat saja. Jika ini terdengar familiar, mungkin kamu pernah mengalami atau mendengar tentang conversion disorder.

Conversion disorder adalah ketika masalah psikologis berubah menjadi gejala fisik yang nyata, tapi tanpa penyebab medis yang bisa dijelaskan. Ini seperti tubuhmu berbicara bahasa yang tidak kamu mengerti, memberi sinyal ada yang tidak beres, padahal secara medis, semuanya normal. Fenomena ini menarik, bukan?

Yuk kita kupas lebih dalam tentang gangguan ini lewat lima fakta menarik yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.

1. Gejala fisik yang muncul tanpa alasan medis yang jelas

ilustrasi kecewa (pexels.com/Liza Summer)

Salah satu aspek yang paling membingungkan dari Conversion disorder adalah munculnya gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Misalnya, seseorang mungkin tiba-tiba kehilangan penglihatan atau kemampuan untuk berbicara. Namun setelah diperiksa, dokter tidak menemukan adanya kerusakan atau penyakit pada organ yang bersangkutan. Ini menunjukkan bahwa pikiran dan tubuh kita terhubung dengan cara yang kadang tidak kita pahami sepenuhnya.

2. Stres dan trauma sebagai pemicu utama

ilustrasi stres (unsplash.com/Tim Gouw)

Conversion disorder sering kali dipicu oleh peristiwa yang sangat stres atau traumatis. Ini bisa berupa kejadian yang mendadak dan mengejutkan, seperti kecelakaan atau kematian seseorang yang dekat, atau bisa juga akumulasi dari stres yang dialami sehari-hari. Yang menarik, gejala fisik yang muncul seringkali tidak langsung terkait dengan sumber stresnya, membuat diagnosis menjadi lebih sulit.

3. Lebih umum terjadi pada perempuan dan hubungannya dengan sosial ekonomi

ilustrasi menangis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Statistik menunjukkan bahwa perempuan lebih sering didiagnosis dengan conversion disorder dibandingkan pria. Selain itu, ada korelasi antara tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi dengan prevalensi gangguan ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana faktor-faktor sosial dan budaya mempengaruhi kesehatan mental kita.

4. Dampak ekonomi yang besar akibat conversion disorder

ilustrasi menangis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Conversion disorder tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan. Banyak orang yang mengalami gangguan ini harus berhenti bekerja karena gejala fisik yang mereka alami. Ini tentu saja berdampak pada produktivitas dan menambah beban ekonomi baik bagi individu maupun sistem kesehatan.

5. Tantangan dalam mendiagnosis conversion disorder

ilustrasi psikolog (pexels.com/SHVETS production)

Salah satu tantangan terbesar dalam menangani conversion disorder adalah kesulitan dalam diagnosis. Karena gejalanya yang mirip dengan kondisi medis lain, seringkali dibutuhkan waktu yang lama dan banyak tes untuk memastikan bahwa gejala yang dialami adalah akibat dari conversion disorder. Ini juga menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam kesehatan, yang mempertimbangkan aspek fisik dan psikologis.

Conversion disorder bukan cuma tentang gejala fisik yang bikin bingung, tapi juga tentang bagaimana pikiran kita bisa mempengaruhi tubuh kita dengan cara yang kadang tak terduga. Ingat, meski gangguan ini terdengar seram, ada banyak cara untuk mengatasinya dan para ahli kesehatan mental siap membantu. Semoga bermanfaat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Rohmatusyarifah
EditorDwi Rohmatusyarifah
Follow Us