Kita hidup dengan langit di atas kepala kita dan tanah di bawah kaki kita. Sayangnya, belakangan ini banyak peristiwa aneh dan misterius yang terjadi di bumi tempat kita tinggal. Dan peristiwa aneh ini terkadang membuat kita was-was dan bertanya-tanya, "Mengapa bisa seperti itu?".
Salah satunya seperti hadirnya lubang misterius di Sukabumi yang terjadi belum lama ini, nyatanya tanah bisa saja runtuh, retak dan menelan apa pun di atasnya, serta bisa menyisahkan lubang raksasa yang menganga.
Lubang misterius memang menjadi hal yang menakutkan, tetapi hal itu bisa terjadi karena proses yang sederhana. Peristiwa itu bisa terjadi karena air tanah habis atau mengering yang akhirnya menyebabkan bebatuan runtuh dan ambles.
Kebanyakan lubang misterius ini terjadi di daerah yang terdapat batu kapur, lapisan garam, batuan karbonat, atau jenis batuan lain yang mudah terkikis. Saat peristiwa itu terjadi, kedalamannya bisa mencapai satu atau ratusan meter. Dan berdiameter beberapa kaki atau ratusan hektar.
Ada beberapa jenis lubang misterius, pertama lubang misterius yang disebut cover-collapse dan biasanya lubang ini cukup berbahaya. Ada juga lubang misterius catastrophic, yang membentuk runtuhan bertahap, dan lubang cover-subsidence, yang membentuk gua di bawah cekungan permukaan.
EarthTech mengatakan ada beberapa tanda peringatan. Beberapa di antaranya timbul retakan di lantai atau dinding rumah secara tiba-tiba.
Pada Agustus 2012, 350 penduduk Bayou Corne, Louisiana, dievakuasi ketika sebuah lubang misterius menelan kota dan semua yang ada di sekitarnya. Peristiwa itu merupakan bencana besar, menurut Mother Jones. Setahun kemudian, lubang itu meluas dan mencakup 24 hektar dan memiliki kedalaman sekitar 750 meter.
Peristiwa ini kurang lebih diakibatkan oleh sebuah perusahaan, Texas Brine. Perusahaan itu sedang melakukan pengeboran di sebuah tambang bernama Oxy3, yang menyebabkan keruntuhan. Meskipun mereka sudah mengakui kesalahannya, namun banyak perusahaan lain yang mengebor dan melubangi gua-gua besar tersebut.
Pada tahun 1980, lubang misterius lain timbul di Danau Peigneur, Louisiana. Peristiwa itu terjadi karena Texaco menabrak dinding tambang garam yang dibor di bawah danau, dan pusaran lubang itu sangat besar hingga menyedot 11 tongkang.
Laut Mati sedang sekarat. Haaretz mengatakan kalau Laut Mati berada 398 meter di bawah permukaan laut pada tahun 1976, dan pada tahun 2016, Laut Mati berada 428 meter di bawah permukaan laut. Angka itu turun 11 meter dalam satu dekade. Ada masalah lain di Laut Mati, yakni lubang misterius. Lubang itu pertama kali terjadi pada tahun 1980-an, dan pada tahun 1996, ada 220 lubang yang muncul di sepanjang garis pantai. Pada 2006 ada 1.808. Pada tahun 2016 ada 5.548.
Tak ada yang yakin 100 persen apa yang sebenarnya terjadi, namun mungkin ada hubungannya dengan hilangnya air asin di Laut Mati, sehingga air tawar lebih dominan di bawah tanah dan mengeringkan gua bawah tanah hingga membentuk lubang misterius.
Lubang-lubang misterius itu terjadi di garis-garis lurus yang akhirnya mencegah air mencapai laut. Semakin banyak lubang, semakin banyak air yang disalurkan di bawah tanah, semakin banyak garam yang larut, dan semakin banyak lubang misterius yang bermunculan, dengan kecepatan setidaknya satu kali sehari. Pantai tersebut sudah ditinggalkan, dan ahli geologi masih berusaha untuk mencari solusi.
Pesawat ruang angkasa Cassini menemukan danau di salah satu bulan Saturnus. Permukaan Titan dingin, mencapai -292 Fahrenheit, dan menurut Jet Propulsion Laboratory NASA, danau dan laut tersebut tidak terisi air sama sekali. Itu merupakan metana cair dan etana, dan bahkan lebih aneh lagi, danau-danau itu mengalir dan terisi tanpa ada sungai atau presipitasi untuk mengisinya.
Karena siklus musiman Titan lebih panjang dari Bumi, mekanisme danau itu sedikit kabur. Sampai pada tahun 2015, JPL mengungkapkan danau tersebut bukanlah danau pada umumnya melainkan lubang misterius dari jenis yang sama seperti di Bumi.
Studi yang dilakukan oleh European Space Agency (Badan Antariksa Eropa) sedang memperhitungkan hal-hal yang menyangkut susunan permukaan Titan, pola cuaca, dan sifat hidrokarbon cair, dan akhirnya menemukan proses pelapukan yang sama dan formasi lubang yang ada di Bumi, yang juga terjadi satu miliar kilometer jauhnya.
Ada banyak lubang besar misterius yang menghiasi lanskap Cina, akibat tingginya proporsi batu karst dan sungai bawah tanah yang terbentuk di barat daya. Salah satu yang terdalam adalah Xiaozhai Tiankeng yang memiliki kedalaman hampir 2.000 meter dari permukaan. Bahkan lubang itu mengalahkan Empire State Building yang memiliki 103 lantai dan tingginya sekitar 1.500 meter.
Lubang itu ditemukan oleh penduduk sekitar pada tahun 1994. Namanya pun diambil dari desa tersebut. Dikutip dari The Earth Story, lubang besar itu terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Sangking besar dan dalamnya, lubang itu memiliki ekosistemnya sendiri, dan para ilmuwan telah mengidentifikasi bahwa lebih dari 1.285 tanaman dan hewan hidup di lubang itu. Bahkan ada beberapa macan tutul yang terlihat berkeliaran di pepohonan di bagian bawah lubang tersebut.
Pada 12 Februari 2014, lubang misterius terjadi di bawah National Corvette Museum di Bowling Green, Kentucky. Delapan mobil tertelan. Pada Agustus 2015, The Guardian mengatakan kalau kerusakan sudah diperbaiki. Namun ketika mobil-mobil itu diangkat dari lubang, bentuknya sudah tidak sempurna lagi, bahkan sudah menjadi keping-kepingan logam yang hancur.
Lubang itu sedalam 30 meter, dengan lebar 60 meter dan panjang 45 meter, dan Atlas Obscura mengatakan kalau mobil-mobil yang ditelan bumi itu salah satunya merupakan mobil 1992 White 1 Millionth Corvette yang bernilai sekitar 750.000 dolar AS dan prototipe ZR-1 Spyder 1993 senilai 250.000 dolar AS. Tidak diketahui berapa total kerugian dari mobil-mobil tersebut. Namun diperlukan 5 juta dolar AS untuk memperbaiki gedung.
Lubang-lubang misterius yang terjadi di daratan tentunya memang menakutkan, tetapi bagaimana jika lubang-lubang itu terjadi di bawah air? Dilansir dari Independent, pada bulan Juli 2016, para peneliti Tiongkok dari Sansha Ship Course Research Institute for Coral Protection mengumumkan hasil studi mereka selama setahun mengenai lubang misterius di Kepulauan Paracel, yang disebut Dragon Hole, dan mungkin menjadi yang terdalam di dunia. Para peneliti mengira kalau kedalamannya mencapai 987 meter, 300 meter lebih dalam dari pemegang rekor sebelumnya di Bahama.
Para peneliti menggunakan robot bawah air untuk menyelidiki lubang dan mereka menemukan 20 spesies ikan baru yang hidup di ketinggian 300 meter. Selain itu, tidak ada oksigen dan kehidupan di sana. Pemerintah secara resmi mengeluarkan perintah untuk memberikan perlindungan terkait penemuan itu dan menamainya Sansha Yongle Blue Hole.
Tarek Omar adalah penyelam sekaligus penyelamat di Blue Hole of Dahab. The Guardian melaporkan bahwa dia menemukan sedikitnya 20 mayat. Lalu apa yang membuat tempat ini sangat berbahaya?
Menurut Omar, tempat tersebut memang sangat membingungkan bagi para penyelam. Sekitar 150 meter, penyelam akan melewati lapisan permukaan air yang berubah menjadi hangat, lalu akan melihat cahaya kuning dan oranye, dan akhirnya melihat cahaya biru. Tempat itu adalah sebuah terowongan terbuka menuju Laut Merah. Kebanyakan orang mati karena mereka mencoba berenang (sengaja atau tidak) melalui terowongan tersebut.
Dan Omar mengatakan kalau penyelam seringkali tidak siap dengan apa yang mereka hadapi. Bahkan penyelam yang paling berpengalaman dan paling terampil pun harus tewas di lubang tersebut, salah satunya penyelam penyelamat Irlandia, Stephen Keenan. Dia meninggal saat menyelamatkan penyelam lain yang mencoba menyelam ke laut bebas tanpa tangki oksigen.
Pada tahun 2014, National Geographic melaporkan penelusuran mereka ke dalam sebuah cenote, penduduk setempat yang percaya suku maya memberikan ritual kepada para dewa sebelum penyelam masuk ke dalam lubang. Keyakinan lokal memercayai kalau cenote memiliki roh penjaga.
Tim National Geographic menemukan kerangka manusia. Mereka menjelajahi ruang terdalam dari tanah pemakaman kuno bersama penyelam Bradley Russell.
Bayangkan jika seseorang sedang menghabiskan waktu seharian di pantai, tiba-tiba pasirnya ambles dan menelan dia. Itulah yang terjadi pada bocah 6 tahun bernama Nathan Woessner pada 12 Juli 2013.
Dia dan keluarganya mengunjungi Indiana Dunes National Lakeshore ketiba tiba-tiba lubang misterius menelannya. Woessner terjebak di lubang selama tiga setengah jam dengan kedalaman 11 meter. Dilansir dari Chicago Tribune, ia berhasil diselamatkan.
Akibat kejadian tersebut, tempat itu ditutup sementara. Para peneliti mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi dan mengapa tiba-tiba ada lubang misterius yang bisa menelan anak-anak.
Penggalian arkeologis yang dilakukan di lubang-lubang misterius di seluruh dunia menghasilkan beberapa penemuan yang sangat luar biasa. Pada 2013, sebuah tim dari Kingston University menyelidiki lubang misterius di Hampshire, Inggris, mereka menemukan sisa-sisa kerangka dari jaman Neolitikum. Lokasinya hanya beberapa mil dari Stonehenge.
Dilansir dari The Guardian, di sisi lain samudera, sampel sedimen yang diambil dari Great Blue Hole di lepas pantai Belize menunjukkan adanya periode kekeringan berkepanjangan antara 800 dan 1000 tahun lalu.
The Guardian juga melaporkan bahwa penggalian di Florida menunjukan adanya penyebaran manusia ke Amerika Utara. Migrasi terjadi di Selat Bering 13.000 tahun yang lalu, karena ditemukannya perkakas batu dan tulang di lubang misterius dekat Tallahassee.
Lubang misterius memang peristiwa yang sangat mengerikan, bagaimana tidak, lubang itu bisa terjadi kapan dan di mana saja tanpa diketahui oleh siapapun. Bisa menelan apapun yang ada di atasnya termasuk bangunan dan manusia. Tapi menurut sains, kejadian itu mungkin bisa saja diprediksi.
Pada tahun 2014, CBS News melaporkan proyek NASA terbaru yang mencoba memetakan lubang misterius. Mereka mengandalkan pesawat yang akan mentransmisikan pulsa elektronik dan menggunakan data untuk memetakan pergeseran di kerak bumi, salah satu prekursor lubang misterius. Mereka menjadikan Laut Mati sebagai patokannya, Scientific American mengatakan kalau wilayah tersebut adalah tempat yang tepat untuk menyempurnakan teknologi. Itulah yang dilakukan para peneliti dari Universitas Tel Aviv, menggunakan satelit dan pesawat yang dilengkapi dengan radar dan laser.
Pada 2013, para peneliti Florida Geological Survey mengumpulkan data ke dalam peta yang masuk wilayah rentan terjadi lubang misterius, namun para pemilik properti menyesalkan adanya data tersebut, karena dianggap merugikan usaha properti mereka.
Dari 12 poin di atas setidaknya bisa memberitahu kita kalau suatu peristiwa mengerikan bisa terjadi kapan dan di mana saja, sepatutnya kita harus terus waspada.