5 Fakta Hiu Bonnet, Hiu Omnivor yang Terancam Punah

- Habitat hiu bonnet terancam oleh kerusakan alam, aktivitas manusia, kegiatan memancing, industrialisasi, dan pariwisata laut
- Hiu bonnet merupakan satu-satunya spesies hiu yang menunjukkan dimorfisme seksual dengan perbedaan bentuk kepala jantan dan betina
- Hiu bonnet adalah spesies hiu omnivor yang suka memakan hewan laut dan rumput laut, serta menghuni perairan hangat di wilayah Samudra Atlantik
Salah satu ikan hiu terunik adalah hiu martil atau hammerhead shark. Lebih lanjut, ada banyak spesies hiu martil di dunia dan salah satunya adalah Sphyrna tiburo atau hiu bonnet. Berbeda dari hiu martil lain, ukuran hiu bonnet jauh lebih kecil. Martilnya juga tidak terlalu panjang dan tidak selebar spesies lain.
Jika diulik, hiu bonnet juga menunjukan segudang perbedaan yang membedakannya dari spesies lain. Karena hal tersebut, hiu bonnet menjadi salah satu spesies hiu martil paling unik. Nah, kali ini akan membahas semua keunikan tersebut. Pembahasannya juga akan mendalam karena mencakup ciri fisik, kebiasaan, perilaku, makanan, habitat, penyebaran, sampai populasinya.
1. Punya kepala martil berukuran kecil

Sebagai hiu martil, hiu bonnet termasuk spesies berukuran kecil dengan panjang maksimal yang hanya sekitar 1,5 meter. Martil di kepalanya juga tak seberapa besar. Justru ia memiliki martil yang membulat, sangat berbeda dari martil pada spesies lain yang cenderung memanjang, lebar, atau melengkung. Tak cuma itu, tubuhnya juga lebih ramping yang membuat hewan ini bisa berenang dengan cepat dan lincah. Nah, karena memiliki banyak perbedaan alhasil hiu bonnet cukup mudah dibedakan dari spesies hiu martil lain.
2. Hiu bonnet masuk ke kategori endangered

Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau hiu bonnet masuk ke kategori endangered atau terancam. Saat ini, populasinya terus menurun dan eksistensinya sangat terancam. Lebih lanjut, terdapat lima faktor yang berkontribusi besar terhadap penurunan populasinya. Kelimanya adalah kerusakan alam, aktivitas manusia, kegiatan memancing, industrialisasi, dan maraknya kegiatan pariwisata di laut dan pantai.
Hiu bonnet sering menjadi incaran para pemancing, entah untuk dimakan atau untuk hiburan. Kerusakan alam yang disebabkan oleh polusi dan sampah di laut juga terus menggusur populasi hewan ini. Kemudian, kegiatan pariwisata membuat habitat hiu bonnet makin rusak dan kehidupannya terganggu. Terakhir, industrialisasi seperti pembuatan pabrik juga berdampak bagi ekosistem yang akhirnya memengaruhi kehidupan hiu bonnet.
3. Hiu bonnet merupakan satu-satunya hiu yang menunjukan dimorfisme seksual

Artikel di jurnal The Biological Bulletin menjelaskan kalau hiu bonnet merupakan satu-satunya spesies hiu yang menunjukan dimorfisme seksual. Secara singkat, dimorfisme seksual sendiri adalah perbedaan yang ditunjukan oleh individu jantan dan betina dari satu spesies yang sama. Spesifiknya, individu jantan dan betina hiu bonnet menunjukan perbedaan bentuk kepala yang cukup mencolok.
Pertama, individu betina dewasa memiliki kepala yang lebih lebar dan membulat. Di sisi lain, individu jantan memiliki tonjolan di bagian depan kepalanya. Nah, tonjolan tersebut merupakan penanda kematangan seksual dari individu jantan. Jika individu jantan memiliki tonjolan tersebut, artinya ia sudah dewasa dan siap untuk kawin.
4. Hiu bonnet tak hanya memakan daging

Seperti hiu lain, ikan ini sangat suka memakan hewan laut, seperti krustasea, moluska, dan ikan kecil. Ia akan berenang di sekitar di dasar laut berpasir yang kaya akan makanan. Dengan menggunakan kepalanya yang lebar, hewan ini bisa mendeteksi gelombang elektromagnetik yang menjadi penanda kehadiran mangsa, jelas Animalia. Ketika menemukan mangsa, ikan ini akan menyergap dan menghancurkannya dengan gigitan yang kuat.
Tapi tak cuma material hewani, ternyata hiu bonnet juga suka memakan rumput laut, lho. Tak tanggung-tanggung, bahkan sekitar 61.2 persen isi perutnya terdiri dari rumput laut. Karena hal tersebut, hiu bonnet menyandang gelar sebagai satu-satunya spesies hiu omnivor yang ada di dunia. Tentunya hal ini sangat unik dan belum pernah ditemukan pada spesies hiu lain.
5. Perairan hangat menjadi habitat utama ikan ini

Dilansir iNaturalist, habitat utama hiu bonnet adalah perairan hangat dengan suhu sekitar 21 °C. Tepatnya, ia menghuni wilayah Samudra Atlantik, mulai dari wilayah Kanada, California, Teluk Meksiko, Florida, Brazil, Peru, sampai Laut Karibia. Tak cuma di laut lepas atau terumbu karang, kadang hiu bonnet juga terlihat di muara sungai atau perairan berlumpur. Di sana, ikan ini sering terlihat berkelana atau berenang mencari rumput laut. Selain itu, di banyak kesempatan ikan ini juga kerap terlihat di area pesisir dan terdampar di pinggir pantai.
Sebagai hiu martil, ternyata hiu bonnet cukup unik dan berbeda dari spesies lain. Keunikan dan perbedaan tersebut tercermin dari ukurannya, bentuk tubuhnya, sampai makanannya. Karena hal tersebut, alhasil hiu bonnet termasuk spesies hiu eksostis yang harus dilindungi keberadaannya. Kamu tak boleh sembarangan memburu, mengusik, atau merusak habitat ikan ini. Jika hal tersebut dilakukan, maka hiu bonnet bisa musnah dalam waktu dekat.