5 Fakta Houbara Afrika, Burung yang Lebih Suka Napak Tanah!

Pernah dengar nama burung houbara afrika atau houbara bustard (Chlamydotis undulata)? Mereka adalah kelompok burung terestrial yang masuk dalam famili Otididae atau keluarga burung kalkun padang. Penampilan houbara afrika didominasi kombinasi bulu berwarna cokelat dan putih dengan garis hitam di leher. Ada sedikit dimorfisme seksual antara jantan dan betina, di mana jantan berukuran lebih besar dari betina, sementara warna bulu betina agak lebih abu-abu ketimbang jantan.
Soal ukuran, houbara afrika termasuk spesies burung kalkun padang sedang. Panjang tubuh mereka sekitar 55—65 cm, tinggi 66—73 cm, rentang sayap 135—170 cm, dan bobot 1—2,4 kg. Ada beberapa fakta menarik dari burung satu ini yang sayang untuk dilewatkan. Maka dari itu, kalau ingin kenalan dengan houbara afrika, simak pembahasan di bawah ini sampai tuntas, ya!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit
.jpg)
Sesuai dengan nama mereka, peta persebaran utama dari burung ini berada di Afrika. Secara spesifik, houbara afrika hanya ada di kawasan Afrika Utara. Dilansir Data Zone by Birdlife, negara seperti Mesir, Algeria, Libya, Malta, Mauritania, Maroko, Sudah, Tunisia, dan Sahara Barat jadi rumah bagi burung yang satu ini. Kalau ditotal secara keseluruhan, area yang jadi persebaran houbara afrika mencapai 3,44 juta km persegi.
Soal habitat, houbara afrika adalah burung spesialis wilayah kering. Mereka nyaman berada di sekitar Gurun Sahara, kawasan semi gurun dengan banyak batuan, padang rumput kering, dan terkadang lahan gembala ternak milik manusia. Dengan pilihan habitat tersebut, maka houbara afrika termasuk burung penghuni dataran rendah dengan ketinggian antara 0—260 meter di atas permukaan laut saja. Mereka tidak termasuk jenis burung yang bermigrasi, tetapi lebih condong sebagai burung nomaden. Artinya, mereka akan terus berpindah tempat, tergantung dengan ketersediaan makanan di sekitar.
Berbicara soal makanan, houbara afrika termasuk hewan omnivor. Makanan mereka berupa cacing, serangga, kadal, hewan kecil lain, bagian tanaman tertentu, dan biji-bijian yang dapat ditemukan di habitat alami. Burung ini termasuk hewan krepuskular atau kelompok hewan yang aktif hanya menjelang Matahari terbit dan terbenam saja. Namun, kalau memang sedang butuh, houbara afrika akan terus bergerak mencari makan selama Matahari masih ada.
2. Kemampuan kamuflase jempolan untuk hindari predator

Tinggal di gurun atau daerah kering membuat ancaman bisa datang dari mana saja. Apalagi ukuran houbara afrika termasuk proporsional untuk banyak predator, semisal burung predator dan rubah. Maka dari itu, houbara afrika perlu kemampuan lebih untuk bertahan, selain tentunya terbang ke angkasa selayaknya mayoritas spesies burung.
Tentunya, houbara afrika punya adaptasi unik untuk mengatasi kejaran predator. Warna bulu burung ini saja sudah sangat sesuai dengan keadaan lingkungan yang serba cokelat dan abu-abu. Hal ini membuat banyak predator perlu waktu lebih untuk mendeteksi keberadaan mereka. Kalaupun terlanjur dideteksi, burung ini akan mulai berlari untuk mencari rumput atau tempat berbaur yang cocok dengan warna bulu. Kemudian, dilansir Animalia, burung ini akan coba berbaring di tanah serendah mungkin dengan harapan “menghilang” dari pandangan predator. Ketika melakukan hal ini, houbara afrika bahkan sampai tidak mengeluarkan suara apa pun, lho.
3. Lebih suka berjalan daripada terbang
.jpg)
Seperti yang disebutkan sebelumnya, houbara afrika termasuk burung yang bisa terbang. Kecepatan terbang yang mampu mereka capai pun terbilang impresif, yaitu sampai 65 km per jam. Akan tetapi, sebenarnya mereka tidak mengandalkan kemampuan ini setiap saat, lho. Justru sepasang kaki besar milik houbara afrika lebih banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir Emirates Center for Wildlife Propagation, houbara afrika lebih memilih jalan kaki sejauh beberapa kilometer setiap harinya. Kalau merasakan adanya bahaya, mereka lebih suka mulai kabur dengan berlari ketimbang langsung terbang. Oh iya, burung ini termasuk hewan soliter, meski terkadang bisa saja terlihat bersama beberapa individu lain jika di satu lokasi ada sumber makanan yang berlimpah.
4. Sistem reproduksi
.jpg)
Musim kawin bagi houbara afrika umumnya terjadi antara bulan Maret—Juni. Pada saat itu, jantan akan aktif mencari betina di sekitar karena mereka termasuk hewan poligini alias jantan akan kawin dengan banyak betina. Sebelum memperoleh hak kawin, jantan harus bersaing dengan sesama sekaligus memperoleh perhatian betina yang jadi calon pasangan. Untuk kedua urusan itu, houbara afrika jantan mengatasinya dengan tarian unik.
Emirates Center for Propagation melansir kalau pejantan akan memulai ritual dengan mengembungkan bulu di sekitar leher, jambul, dan dada. Kemudian, ia akan menari-nari dengan lintasan tertentu di dekat calon pasangan. Belum cukup sampai di situ, jantan akan menutupnya dengan mengangguk-angguk sebanyak 2—8 kali sambil mengeluarkan suara frekuensi rendah dalam waktu tertentu. Kalau betina tertarik, barulah proses perkawinan dapat berlangsung.
Setelah selesai kawin dan betina hendak bertelur, jantan langsung pindah untuk mencari pasangan lain. Sementara itu, betina akan mencari semak tebal untuk meletakkan telur. Semak ini berfungsi untuk membantu proses inkubasi sembari melindungi dari serangan calon predator. Dalam satu musim kawin, betina umumnya menghasilkan 1—4 butir telur yang menjalani masa inkubasi selama 23 hari. Setelah lahir, induk betina akan bersama anaknya untuk melindungi dan memberi makan. Setelah berusia 30 hari, anak houbara afrika sudah bisa terbang, tetapi mereka masih akan bersama induk sampai berusia 2—3 bulan.
Untuk mencapai usia kematangan seksual, burung ini butuh waktu selama 3 tahun. Menariknya, usia maksimal yang mampu dicapai houbara afrika terbilang sangat panjang. Beberapa individu disebutkan hidup sampai usia 25 tahun lebih.
5. Status konservasi
,__El_Jable__Plains,_Lanzarote_(33074800964).jpg)
Menurut catatan IUCN Red List, houbara afrika saat ini masuk dalam kategori hewan rentan punah (vulnerable). Tren populasi burung ini pun terus menurun setiap tahunnya sehingga kondisinya semakin mengkhawatirkan. Diperkirakan kalau saat ini ada sekitar 13—33 ribu houbara afrika yang tersebar di seluruh peta persebaran mereka.
Dilansir Animalia, populasi houbara afrika berkurang drastis karena perburuan oleh manusia, baik kepada individu dewasa maupun telur mereka. Kehadiran pemukiman pun menyebabkan burung ini sering diracun, tertabrak kendaraan, sampai tersengat aliran listrik. Selain itu, perubahan iklim membuat habitat burung ini jadi tidak pasti, dimana kadang bisa jadi sangat kering ataupun sangat basah. Belum cukup sampai di situ, pada beberapa lokasi, habitat houbara afrika bersinggungan dengan tempat latihan militer sehingga mereka pun jadi korban.
Punya kemampuan kamuflase yang baik ternyata tidak serta merta menjadikan houbara afrika mampu menghindari manusia. Situasi populasi hewan ini jadi bukti soal betapa destruktifnya manusia terhadap spesies hewan tanpa adanya regulasi yang ketat. Duh, semoga saja burung unik ini segera mendapat perlindungan yang cukup supaya tetap lestari sampai generasi yang akan datang, ya!