Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hujan meteor Eta Aquarid (pexels.com/Dominykas)

Hujan meteor adalah salah satu fenomena langit yang bisa diamati dengan mata telanjang. Artinya, kamu tidak perlu menggunakan alat pengamatan seperti teleskop atau teropong bintang untuk mengamati hujan meteor. Ada banyak hujan meteor yang bisa kamu amati di langit, salah satunya Eta Aquarid yang muncul di sepanjang bulan Mei 2025.

Eta Aquarid merupakan hujan meteor tahunan yang puncaknya selalu terjadi pada awal bulan Mei. Fenomena yang populer disebut bintang jatuh ini terkenal karena lajunya yang cepat di atmosfer, yaitu 65,4 kilometer per detik. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta hujan meteor Eta Aquarid berikut ini!

1. Asal usul hujan meteor Eta Aquarid

ilustrasi asteroid atau komet yang ada di luar angkasa. (pixabay.com/TBIT)

Dalam astronomi, hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika Bumi melintasi jalur yang pernah dilalui oleh komet atau asteroid. Jika di sepanjang jalur ada puing-puing komet atau asteroid yang tertinggal, maka puing-puing tersebut akan tertarik masuk oleh gaya gravitasi Bumi. Saat memasuki atmosfer Bumi, puing-puing komet atau asteroid ini bakal berubah menjadi fenomena hujan meteor.

Hujan meteor Eta Aquarid berasal dari puing-puing komet 1P/Halley. Komet ini sangat populer. Dilansir EarthSky, komet 1P/Halley mengorbit Matahari rata-rata setiap 76 tahun sekali. Selain hujan meteor Eta Aquarid, komet tersebut juga merupakan induk dari hujan meteor Orionid yang terjadi pada setiap bulan Oktober.

2. Aktif pada tanggal 19 April—28 Mei 2025

ilustrasi hujan meteor Eta Aquarid (pixabay.com/StockSnap)

Hujan meteor Eta Aquarid adalah fenomena langit yang aktif satu tahun sekali. Puncaknya selalu terjadi pada awal bulan Mei. Di tahun ini, Eta Aquarid aktif dari tanggal 19 April—28 Mei 2025.

Puncak hujan meteor ini terjadi pada 6 Mei 2025. Namun, selama masih aktif, Eta Aquarid masih bisa diamati setiap malam di sepanjang bulan Mei. Fenomena yang populer disebut bintang jatuh tersebut dapat diamati dengan mata telanjang atau tanpa alat pengamatan seperti teleskop.

3. Mulai bisa diamati pada dini hari

ilustrasi mengamati hujan meteor. (pexels.com/Yuting Gao)

Di Indonesia, kamu bisa mengamati hujan meteor Eta Aquarid mulai dini hari, yakni pada pukul 01.25 WIB di cakrawala timur. Pertunjukkan "bintang jatuh" ini akan tetap aktif hingga fajar menyingsing, yaitu sekitar pukul 05.29 WIB. Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor tersebut yakni pada saat titik radiannya (kemunculannya) berada di atas cakrawala, antara pukul 03.00—04.00 WIB.

Titik radian hujan meteor Eta Aquarid berada di konstelasi Aquarius. Dilansir Constellation Guide, rasi bintang ini terketak di ekuator langit, yang mana dapat terlihat dari belahan Bumi utara dan selatan. Jika dilihat dari Bumi, Aquarius berada di antara konstelasi Pisces, Delphinus, dan Eridanus.

4. Bisa memproduksi hingga 50 meteor per jam

ilustrasi hujan meteor Eta Aquarid (freepik.com/kjpargeter)

Saat mencapai puncaknya, Eta Aquarid bisa memproduksi hingga 50 meteor per jam. Hal tersebut membuat hujan meteor ini masuk ke dalam kategori hujan meteor mayor dengan intensitas lebih dari 10 meteor per jam. Selain karena jumlahnya, Eta Aquarid jadi primadona langit malam di bulan Mei karena memancarkan cahaya yang indah.

Tak hanya itu, mengutip dari NASA, Eta Aquarid juga terkenal karena kecepatannya yang bisa mencapai 65,4 kilometer per detik. Hujan meteor ini bisa diamati di Bumi bagian utara maupun selatan. Eta Aquarid adalah salah satu hujan meteor terbaik yang terjadi setiap tahunnya.

5. Tidak membahayakan Bumi

ilustrasi mengamati hujan meteor di malam hari. (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Hujan meteor merupakan fenomena langit yang tidak membahayakan Bumi. Pasalnya, meteor-meteor yang jatuh ke Bumi akan terbakar habis di atmosfer. Kondisi ini terjadi karena adanya gesekan antara meteor dan atmosfer Bumi. 

Saat mencapai permukaan tanah, meteor akan berubah menjadi puing-puing yang lebih kecil atau bahkan terbakar habis tanpa sisa. Adapun, meteor yang mendarat di permukaan setelah melewati atmosfer disebut meteorit. Bentuknya mirip dengan kerikil atau batuan kecil yang ada di Bumi.

Jadi, jangan khawatir apabila kamu berencana mengamati hujan meteor. Fenomena langit satu ini tidak akan membahayakan Bumi. Meteor yang jatuh ke Bumi pada akhirnya akan berubah menjadi meteorid yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan ancaman bagi mereka yang berada di darat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team