4 Fenomena Langit Bulan Mei 2025, Ada Hujan Meteor

- Hujan meteor Eta Aquarid puncak pada 5-6 Mei, dengan 10-30 meteor per jam dari rasi Aquarius.
- Bulan berpapasan dekat dengan Spica pada 10 Mei, terpisah 1,8 derajat, bisa diamati sejak Matahari terbenam hingga menjelang fajar.
- Fase Bulan purnama terjadi pada 12 Mei, memberikan cahaya terang tanpa alat bantu dan ideal untuk mempelajari permukaan Bulan.
Bulan Mei 2025 akan dipenuhi dengan sejumlah fenomena langit yang menarik dan bisa disaksikan oleh pengamat dari berbagai wilayah Indonesia. Dari fase Bulan yang menawan hingga peristiwa langka seperti hujan meteor dan konjungsi planet.
Dengan peralatan sederhana dan langit yang cerah, siapa pun bisa menikmati keindahan pergerakan benda-benda langit. Melansir laman Badan Riset dan Inovasi Nasional dan sumber lainnya, berikut 4 fenomena langit bulan Mei 2025.
1. Hujan meteor Eta Aquarid (5–6 Mei)

Puncak hujan meteor Eta Aquarid yang berasal dari sisa-sisa komet legendaris Halley akan berlangsung pada malam 5 hingga dini hari 6 Mei 2025.
Meskipun periode hujan meteor ini berlangsung dari 19 April hingga 28 Mei, intensitas tertinggi akan terjadi di awal Mei. Diperkirakan akan ada 10 hingga 30 meteor per jam yang melintas di langit. Meteor-meteor ini akan tampak datang dari rasi Aquarius, yang mulai terbit sekitar pukul 01:21 WIB.
Dengan kecepatan sekitar 66,9 km/detik, kilatan meteor Eta Aquarid akan terlihat cepat dan terang. Kondisi pengamatan cukup ideal karena Bulan dalam fase perbani awal sudah terbenam tengah malam, sehingga langit cukup gelap.
2. Konjungsi Bulan dan Spica (10 Mei)
Bulan akan berpapasan dekat dengan Spica, bintang paling terang di rasi Virgo, pada malam 10 Mei. Keduanya hanya terpisah sekitar 1,8 derajat dan bisa diamati sejak Matahari terbenam hingga menjelang fajar pada 11 Mei.
Saat awal malam, pasangan ini berada cukup tinggi di langit timur dengan elevasi 30 derajat, sebelum perlahan tenggelam di barat.
Spica akan terbenam terlebih dahulu pada pukul 04:08 WIB, diikuti oleh Bulan sekitar 20 menit kemudian. Peristiwa ini memberikan kesempatan menarik untuk mengamati dua objek terang di langit malam dalam satu bidang pandang.
3. Bulan Purnama (12 Mei)

Fase Bulan purnama akan terjadi pada 12 Mei 2025, dan menjadi momen yang baik untuk mengamati wajah Bulan secara penuh. Bulan akan mendominasi langit malam sejak Matahari terbenam hingga fajar, memberikan cahaya terang yang bisa dinikmati tanpa alat bantu.
Purnama kali ini terjadi tidak lama setelah Bulan meninggalkan titik apogee, jarak terjauh dari Bumi. Dengan begitu, ukuran tampak Bulan sedikit lebih kecil dari biasanya. Meski begitu, kilau cahayanya tetap kuat dan memberikan kesempatan ideal bagi pengamat untuk mempelajari permukaan Bulan.
4. Konjungsi Bulan dan Jupiter (28 Mei)
Menjelang akhir bulan, pengamat langit akan disuguhi konjungsi antara Bulan dan Jupiter pada 28 Mei. Kedua objek ini akan tampak berdampingan dengan jarak sudut sekitar 4,8 derajat, dan bisa diamati segera setelah Matahari terbenam.
Pada waktu tersebut, pasangan ini berada cukup rendah di langit barat, sekitar 14 derajat di atas cakrawala. Waktu pengamatan cukup singkat karena Bulan akan terbenam pukul 18:53 WIB dan Jupiter akan mengikuti enam menit kemudian.
Meskipun hanya sebentar, momen ini tetap menarik untuk diabadikan, terutama oleh penggemar astrofotografi.
Mei 2025 menghadirkan serangkaian fenomena langit yang menarik untuk dinikmati, mulai dari Bulan purnama hingga konjungsi planet. Setiap peristiwa ini menjadi pengingat akan luar biasanya alam semesta kita.