5 Fakta Ikan Ekor Kuning, Ikan Laut Terkenal Anggota Genus Caesio

- Ikan ekor kuning populer di pasar ikan dan menjadi buruan pecinta seafood
- Habitatnya meliputi wilayah lautan tropis Indo-West Pacific range dengan kedalaman 1-60 m
- Termasuk dalam genus Caesio, ikan ini hidup berkelompok, memiliki siklus reproduksi terkait bulan, dan kaya nutrisi
Ikan ekor kuning adalah salah satu ikan laut yang cukup terkenal. Ikan ini kerap dijual di pasar ikan dan menjadi salah satu buruan para pecinta kuliner seafood untuk dinikmati olahannya. Dilansir laman Fishbase, ikan ekor kuning biasanya memiliki panjang rata-rata 35 cm meskipun ada beberapa di antaranya yang mampu mencapai ukuran maksimalnya hingga 60 cm. Ikan tersebut memiliki karakteristik warna bagian belakang punggung, sirip ekor dan tangkai ekor berwarna kuning. Untuk sisi bawah dan perut berwarna putih kebiruan atau berona merah muda.
Habitat dan sebaran populasi ikan ekor kuning tersebar luas di wilayah lautan tropis yang secara geografis dikenal dengan nama Indo-West Pacific range yang wilayahnya meliputi Samudra Hindia (Indian Ocean), Laut Pasifik barat, Laut China Selatan, perairan laut Asia Tenggara, India, dan Australia. Ikan ini kerap ditemukan di perairan pada kedalaman antara 1 m hingga 60 m dan juga di perairan dangkal yang agak berlumpur. Selain itu, ikan tersebut dapat pula ditemukan di perairan dekat pantai, biasanya di atas terumbu karang dan bebatuan.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai salah satu ikan laut yang sering menjadi buruan para pecinta kuliner seafood ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!
1. Anggota dari genus Caesio
Ikan ekor kuning yang memiliki nama ilmiah Caesio cuning ini merupakan anggota dari genus Caesio. Menurut laman Inaturalist, genus Caesio adalah genus ikan laut bersirip khas yang disebut dengan marine ray-finned fish. Ikan-ikan dalam genus tersebut berasal (native) dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat meskipun satu spesies ikan dari genus ini (Caesio varilineata) diketahui telah menginvasi Laut Mediterania bagian timur melalui Teruzan Suez dalam sebuah migrasi yang dikenal dengan nama migrasi Lessepsian. Saat ini terdapat 9 spesies ikan yang termasuk di dalam genus ini dan ikan ekor kuning (Caesio cuning) termasuk salah satu di antara 9 spesiesnya.
Dari 9 spesies ikan dalam genus ini, terdapat 2 spesies ikan yang secara sekilas memiliki tampilan fisik yang mirip dengan ikan ekor kuning atau Caesio cuning ini. Spesies ikan tersebut antara lain: ikan yellow and blueback fusilier yang memiliki nama ilmiah Caesio teres, dan ikan yellowback fusilier yang memiliki nama ilmiah Caesio xanthonota. Sejumlah informasi menuliskan, salah satu fakta unik dari nama ilmiah spesifiknya, cuning dalam Caesio cuning berasal dari nama lokal Indonesia yaitu ikan tembra cuning (kuning/warna kuning dalam bahasa Indonesia) untuk menunjukkan karakteristik warna kuning di ekor ikan tersebut.
2. Ikan yang hidup berkelompok
Ikan ekor kuning adalah ikan yang menyukai hidup berkelompok. Dilansir laman Australian Mueseum Lizard Island, ikan ekor kuning adalah spesies yang bersifat planktivorous yang berkumpul dalam kelompok untuk memangsa zooplankton atau krustasea kecil di dalam air laut yang menjadi mangsanya. Ikan-ikan muda yang kecil (juvenile) dapat hidup berkelompok dengan ikan-ikan dari spesies fusilier lainnya, namun ketika mereka bertambah besar akan berpindah ke kelompok yang bersifat monospesifik atau berkelompok dengan spesies mereka sendiri. Ikan ekor kuning akan dewasa dan siap berkembang biak pada usia 1 tahun dan memiliki harapan hidup di alam hingga sekitar 5 tahun.
Mereka mencapai kematangan seksual dengan cepat dan ikan betina memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Mereka bertelur di lautan dalam jumlah yang sangat banyak dan pemijahan atau proses pengeluaran telur oleh induk betina dan kemudian diikuti oleh pembuahan oleh induk jantan dapat terjadi sepanjang tahun. Salah satu fakta unik dari rantai reproduksi ikan ekor kuning ini adalah reproduksi mereka dipengaruhi oleh siklus bulan sebagaimana juga terjadi pada banyak ikan karang (reef fishes) lainnya. Perubahan kondisi lingkungan karena cahaya bulan atau pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh siklus bulan turut mempengaruhi aktifitas reproduksi ikan tersebut. Fakta tersebut dapat menjelaskan bahwa aktivitas reproduksi ikan ekor kuning mencapai puncaknya dalam siklus bulan yang spesifik.
3. Terkenal di pasar ikan Indonesia

Ikan ekor kuning merupakan ikan tangkapan yang cukup penting bagi pasar ikan di wilayah pesisir. Sejumlah informasi menyebutkan ikan ini adalah ikan yang populer di pasar ikan Indonesia dan Filipina. Nelayan Indonesia biasanya menangkap spesies ikan ini dengan menggunakan metode penangkapan dengan jala. Di Indonesia, meskipun tak sepopuler dengan ikan kakap merah atau pun ikan kuwe (giant travally), namun biasanya para penggemar kuliner seafood tak akan melewatkan kesempatan untuk berburu ikan ini di pasar ikan untuk diolah dan dinikmati kelezatannya.
Untuk pasar ikan lokal, seperti salah satu contohnya di wilayah pesisir Jakarta Utara yang terkenal dengan pasar ikannya yang bernama Pasar Ikan Modern Muara Baru, ikan ekor kuning ini sering kali dapat ditemui dijual di sana. Biasanya para pecinta kuliner seafood tersebut berbelanja ikan ekor kuning di pasar ikan tersebut dan langsung mengolahnya di berbagai tempat makan yang terletak di bagian atas bangunan pasar ikan tersebut
4. Memiliki nilai gizi yang tinggi

Selain cukup populer di kalangan pecinta kuliner seafood, ternyata ikan ekor kuning ini merupakan spesies ikan yang kaya akan nutrisi dan baik untuk kesehatan. Menurut laman Fishbase, ikan ekor kuning mengandung protein yang cukup tinggi sekitar 19 gram hingga 20 gram per 100 gram ikan, memiliki kandungan lemak yang rendah sekitar 1 gram hingga 2 gram per 100 gram ikan. Ikan ekor kuning juga merupakan sumber berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin B12, kalsium, fosfor, zat besi, Omega-3 dan asam lemak tak jenuh lainnya.
Selain itu dalam publikasi jurnal ilmiah di tahun 2016 yang berjudul "Characterization of Acid Soluble Collagen from Redbelly Yellowtail Fusilier Fish Skin (Caesio cuning)" diketahui bahwa kulit ikan ekor kuning ini diteliti sebagai bahan baku pembuatan kolagen karena kolagen dapat diekstraksi dari kulit ikan. Dalam jurnal ilmiah tersebut dipaparkan bahwa penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan waktu optimum pretreatment dan ekstraksi, serta untuk mengetahui karakteristik kolagen larut asam dari kulit ikan ekor kuning tersebut. Kolagen memiliki beberapa fungsi penting diantaranya: membantu proses penyembuhan luka, mengurangi kerutan kulit, meningkatkan kesehatan sendi serta meningkatkan kesehatan rambut dan kuku.
5. Status konservasinya adalah "Least Concern"

Sebagaimana diinformasikan dalam situs resmi IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List, status konservasi untuk ikan ekor kuning ini adalah "Least Concern". Status "Least Concern" adalah status spesies yang telah dievaluasi dan dikategorikan oleh IUCN sebagai spesies yang tidak menjadi perhatian khusus karena keberadaan spesies tersebut masih melimpah di alam dan tak termasuk dalam kategori terancam untuk punah.
Meski demikian, sama seperti banyak spesies ikan laut konsumsi lainnya, ikan ekor kuning ini mendapatkan ancaman dari overfishing, yaitu suatu keadaan di mana penangkapan ikan tersebut dilakukan dalam tingkat yang lebih besar daripada kemampuan spesies tersebut untuk memperbaharui kembali populasinya di alam. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa telah terdapat pengurangan populasi ikan ekor kuning di sejumlah wilayah karena permasalahan overfishing ini namun untungnya di sebagian besar wilayah distribusi sebarannya, populasi ikan ekor kuning ini masih stabil. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai salah satu spesies ikan laut yang cukup terkenal, ya!