Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah dari Bulu pada Burung, Ada Fungsinya!

ilustrasi burung (pexels.com/Ilo Frey)
Intinya sih...
  • Bulu burung terbentuk dari keratin seperti rambut manusia, dengan struktur yang kuat dan ringan untuk mendukung aktivitas terbang.
  • Bulu terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan fungsinya, seperti bulu primer dan sekunder untuk terbang, serta bulu bawah sebagai isolasi suhu tubuh.
  • Warna bulu tidak selalu ditentukan oleh pigmen alami, tetapi juga oleh struktur mikroskopis yang memantulkan cahaya untuk menciptakan warna-warna cerah.

Bulu merupakan salah satu ciri khas utama yang membedakan antara burung dari kelompok hewan lain dalam dunia vertebrata. Bukan hanya sebagai penanda dari identitas visual, namun bulu burung juga memiliki struktur biologis yang cukup kompleks dan fungsi penting untuk menunjang kehidupan sehari-harinya.

Tidak hanya digunakan untuk terbang, namun bulu pada burung berperan penting dalam menjaga suhu tubuh, menarik pasangan, hingga melindungi burung dari cuaca yang ekstrem. Perhatikan beberapa fakta ilmiah berikut ini seputar burung agar kamu pun dapat mengetahui seberapa luar biasanya adaptasi evolusi yang terjadi pada hewan tersebut.

1. Bulu burung tersusun dari keratin seperti rambut manusia

ilustrasi burung (pexels.com/Sharath G.)

Secara ilmiah bulu burung terbentuk dari keratin beta, yaitu sejenis protein keras yang juga menyusun adanya cakar, kuku, dan rambut pada manusia, serta hewan lainnya. Struktur keratin pada burung dianggap lebih kompleks dan lentur, sehingga memungkinkan bulunya untuk tetap terasa ringan, namun tetap kuat untuk menunjang aktivitas terbang sehari-hari.

Keratin terbentuk melalui adanya proses pertumbuhan dari folikel di rambut yang memproduksi filamen-filamen halus dan saling terikat. Struktur unik ini seolah menghasilkan bulu yang terasa tahan air, ringan, dan mampu menahan tekanan udara ketika terbang dengan kecepatan yang cukup tinggi.

2. Bulu terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan fungsinya

ilustrasi burung (pexels.com/Sivakumar B)

Burung memiliki berbagai jenis bulu yang memiliki fungsi berbeda, seperti misalnya bulu primer dan sekunder yang kerap digunakan untuk terbang, bulu kontur untuk membentuk tubuh, hingga bulu semut untuk kebutuhan sensorik. Ada pula bulu bawah yang berfungsi sebagai isolasi untuk tetap memastikan suhu tubuhnya dalam kondisi hangat.

Setiap jenis bulu ternyata memiliki struktur tersendiri yang dapat disesuaikan dengan perannya. Contohnya untuk bulu terbang biasanya terlihat lebih panjang dan juga kaku, sementara bulu bawah lebih terasa lembut dan juga padat. Kombinasi dari berbagai jenis bulu pada burung seolah memungkinkan hewan tersebut untuk beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan dan gaya hidupnya.

3. Warna bulu tidak selalu ditentukan oleh pigmen

ilustrasi burung (pexels.com/Pixabay)

Walau hampir sebagian besar warna bulu memang berasal dari pigmen alami seperti melanin dan karotenoid, namun ternyata banyak pula warna cerah pada burung yang sebetulnya muncul dikarenakan struktur mikroskopis dari bulu itu sendiri. Struktur ini selalu membengkokkan dan juga memantulkan cahaya, sehingga menciptakan warna-warna, seperti hijau, biru, atau bahkan metalik yang terlihat lebih menyala.

Fenomena ini kerap dikenal sebagai warna struktural yang dihasilkan oleh interaksi cahaya dengan lapisan mikro pada bulu. Hal ini jugalah yang dapat menjelaskan mengapa beberapa burung terlihat mengalami perubahan warna, tergantung pada sudut pandang dari cahaya itu sendiri, seperti pada burung kolibri atau burung merak.

4. Burung melakukan molting secara berkala

ilustrasi migrasi burung (pexels.com/A. G. Rosales)
ilustrasi migrasi burung (pexels.com/A. G. Rosales)

Molting merupakan proses alami dari penggantian bulu yang kerap dilakukan oleh burung untuk memastikan kondisi bulunya tetap aman, terutama setelah musim kawin atau pun menjelang migrasi. Selama proses tersebut ternyata burung akan mengganti bulu lama yang telah rusak atau aus dengan bulu baru yang kondisinya lebih kuat.

Molting pada umumnya berlangsung secara bertahap agar burung tetap bisa terbang, meski pada beberapa spesies tertentu bisa saja terjadi secara serentak. Frekuensi dan juga pola molting bisa saja berbeda-beda, sehingga biasanya akan sangat tergantung pada usia, spesies, dan lingkungan hidup dari burung tersebut.

Bulu burung bukan hanya elemen estetika yang terlihat menarik, namun juga merupakan struktur biologis yang sangat fungsional dan juga kompleks. Tidak heran apabila memahami fakta-fakta ilmiah di atas dapat membantumu untuk mengenal lebih jauh terkait bulu pada burung. Bagaimana pun juga bulu burung menjadi bagian penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us