4 Fakta Ilmiah Menganai Hujan Asam, Benarkah Berbahaya?

- Hujan asam terbentuk dari reaksi kimia di atmosfer
- Dapat merusak tanah dan tanaman
- Memengaruhi ekosistem perairan, sungai, danau, serta sumber air lainnya
Hujan asam merupakan fenomena alam yang bisa terjadi akibat pencemaran udara, yaitu pada saat senyawa sulfur dioksida dan juga nitrogen oksida bereaksi dengan uap air yang ada di atmosfer dan kemudian membentuk adanya asam. Pada saat hujan turun, maka senyawa asam ini akan secara otomatis terbawa ke permukaan Bumi dan bisa berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan, kesehatan manusia, hingga infrastruktur yang ada di sekitar.
Meski mungkin terdengar seperti sesuatu yang ekstrem, namun nyatanya hujan asam bukan berarti hujan yang cukup asam hingga bisa membakar kulit manusia, tapi kadar keasamannya yang lebih tinggi dari hujan tersebut bisa saja menimbulkan berbagai potensi kerusakan yang terjadi secara perlahan dan pasti, terutama untuk jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa faktor ilmiah terkait tujuan asam yang tentunya perlu kamu ketahui agar bisa diwaspadai dengan seksama.
1. Terbentuk dari reaksi kimia di atmosfer

Hujan asam terbentuk dari adanya gas-gas pencemar, seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang memang dilepaskan ke udara melalui adanya proses pembakaran bahan bakar fosil. Gas-gas tersebut secara otomatis bereaksi dengan uap air dan juga oksigen di atmosfer yang kemudian membentuk adanya asam sulfat dan juga asam nitrat yang larut di dalam tetesan air hujan.
Proses kimia tersebut memang bisa terjadi dalam hitungan jam hingga hari, sehingga sangat bergantung pada kondisi cuaca dan juga penyebaran polutan yang ada di atmosfer. Akibat dari hal ini akan membuat hujan yang turun di satu wilayah bisa saja berasal dari polusi udara yang terbawa angin di wilayah lainnya, sehingga hal inilah yang perlu diwaspadai.
2. Dapat merusak tanah dan tanaman

Hujan asam mengubah pH tanah menjadi lebih asam yang pada akhirnya mengganggu keseimbangan unsur hara penting yang diperlukan untuk tanaman agar bisa tumbuh dengan baik. Beberapa mineral, seperti kalsium dan magnesium bisa terlarut dan pada akhirnya hilang dari tanah akibat keasaman yang cukup tinggi.
Kandungan aluminium dalam tanah juga bisa meningkatkan potensi hujan asam yang bersifat racun bagi akar tanaman. Kondisi ini dapat membuat tanaman menjadi lebih rentan terhadap potensi penyakit yang mungkin menurunkan hasil pertanian secara keseluruhan, sehingga jelas bisa membawa kerugian tersendiri.
3. Memengaruhi ekosistem perairan

Sungai, danau, dan sumber air lain ternyata sangat rentan terhadap potensi perubahan pH akibat hujan asam karena memang sifatnya yang mudah sekali menyerap zat asam dari atmosfer. Pada saat PH air turun secara drastis, maka ada banyak spesies ikan dan organisme air yang tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi seperti itu.
Bukan hanya membunuh ikan secara langsung, namun hujan asam juga bisa memengaruhi rantai makanan di ekosistem perairan, seperti menurunnya populasi plankton yang merupakan makanan utama bagi banyak spesies. Untuk jangka panjang justru hal ini dapat menyebabkan kepunahan spesies lokal dan juga ketidakseimbangan terkait ekosistem air tawar.
4. Berdampak pada bangunan dan infrastruktur

Senyawa asam dalam hujan bisa bereaksi dengan permukaan patung bangunan hingga jembatan yang pada umumnya terbuat dari logam, batu, dan juga beton. Proses pelapukan kimia tersebut bisa berlangsung lambat tapi tetap merusak, terutama untuk material yang memang tidak tahan terhadap kadar keasaman yang cukup tinggi.
Kerusakan yang diakibatkan karena hujan asam biasanya terlihat dalam bentuk pengelupasan cat, karat pada logam, hingga pelapukan pada bagian permukaannya. Selain merusak nilai estetika, namun hal ini juga bisa berdampak pada peningkatan biaya perawatan dan juga ketahanan terkait bangunan untuk jangka panjang.
Hujan asam memang tidak berbahaya secara langsung bagi manusia, namun tetap membawa dampak terhadap lingkungan dan kehidupan yang cukup serius. Oleh sebab itu, langkah utama untuk mengurangi hujan asam adalah dengan mengendalikan sumber utama dari pencemarannya. Bagaimana pun juga menjaga kualitas udara bukan hanya penting untuk kesehatan manusia, namun juga keberlangsungan ekosistem Bumi!