5 Fakta Ilmiah Mengenai Sengatan Ubur-ubur, Apakah Berbahaya?

- Ubur-ubur memiliki tentakel yang bisa menyebabkan sengatan, merilis racun dalam waktu kurang dari 1 milidetik dan dapat menembus kulit manusia.
- Sengatan ubur-ubur dapat menimbulkan reaksi seperti kemerahan, terbakar, hingga risiko pembengkakan pada kulit, bahkan ada spesies yang bisa menyebabkan gagal jantung dalam hitungan menit.
- Cuka efektif untuk menonaktifkan racun ubur-ubur, air tawar justru memperburuk kondisi, dan beberapa hewan laut memiliki kekebalan terhadap sengatan ubur-ubur.
Ubur-ubur merupakan makhluk laut yang memiliki tampilan indah, namun sebetulnya bisa mendatangkan bahaya apabila tidak sengaja tersentuh. Sengatan pada ubur-ubur dapat mengakibatkan berbagai reaksi yang berbeda, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis yang serius, sehingga memerlukan perawatan dan juga penanganan dengan segera.
Sengatan ubur-ubur bisa terjadi melalui sel khusus yang disebut nematosista yang mengandung adanya racun, sehingga dapat melumpuhkan mangsanya. Walau memang tidak semua spesies ubur-ubur berbahaya untuk manusia, namun ada pula beberapa spesies yang memiliki racun mematikan. Oleh sebab itu, pahamilah beberapa fakta ilmiah mengenai sengatan ubur-ubur yang tidak boleh kamu sepelekan begitu saja.
1. Mekanisme sengatan ubur-ubur sangat cepat dan otomatis

Sengatan ubur-ubur ternyata bisa terjadi pada saat tentakelnya menyentuh sesuatu, entah itu mangsa atau tidak sengaja tersentuh manusia. Sel penyengat yang disebut dengan nematosita pada bagian tentakel akan bekerja seperti pegas kecil yang secara otomatis melepaskan racun dalam waktu kurang dari 1 milidetik.
Racun yang dilepaskan ubur-ubur bisa mengalir ke tubuh korban melalui ribuan jarum mikroskopis yang ternyata cukup efektif untuk menembus kulit melalui proses yang terjadi secara otomatis. Bahkan, bagian tentakel yang sudah terlepas dari tubuh ubur-ubur ternyata masih bisa berpotensi menyengat apabila tidak sengaja tersentuh.
2. Racun ubur-ubur bisa menyebabkan risiko serius

Efek sengatan yang bisa dihasilkan dari ubur-ubur sebetulnya sangat bervariasi tergantung pada spesies dan juga kondisi tubuh yang dialami korban. Pada umumnya sengatan mungkin dapat menimbulkan rasa nyeri, seperti kemerahan, terbakar, hingga risiko pembengkakan pada kulit, sehingga tetap menyakitkan.
Ada beberapa jenis ubur-ubur seperti Chironex fleckeri atau box jellyfish yang memiliki racun berbahaya, sebab dapat menyebabkan gagal jantung dalam hitungan menit. Oleh karena itu, penting sekali untuk segera mendapatkan pertolongan medis apabila memang mengalami reaksi cukup parah setelah tidak sengaja tersengat ubur-ubur.
3. Cuka bisa membantu menonaktifkan racun sengatan ubur-ubur

Banyak orang yang berpikir bahwa membilas luka dengan menggunakan air tawar atau bahkan menggosok area yang tersengat bisa membantu meredakannya. Namun, ternyata hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan air tawar ternyata dapat merangsang pelepasan lebih banyak racun dari bagian tentakel yang masih menempel pada tubuh.
Sebaliknya cuka justru menjadi salah satu bahan yang cukup efektif untuk menonaktifkan nematosita dan mencegah risiko lebih lanjut. Jika tidak ada cuka, maka kamu dapat membilas area tubuh yang tersengat ubur-ubur dengan menggunakan air laut daripada menggunakan air tawar agar kondisinya bisa lebih baik.
4. Ubur-ubur tidak sengaja menyerang manusia

Walau sengatan ubur-ubur bisa menimbulkan bahaya, namun sebetulnya hewan tersebut tidak benar-benar memiliki niat untuk menyerang manusia dengan sengaja. Tidak seperti hewan predator lainnya, justru ubur-ubur tidak memiliki otak atau sistem saraf pusat yang dapat mengontrol setiap gerakan mereka secara sadar.
Ubur-ubur bisa saja menyengat secara refleks pada saat tentakelnya tidak sengaja bersentuhan dengan objek lain, termasuk dalam hal ini adalah manusia. Oleh karena itu, sebagian besar kasus sengatan bisa terjadi pada saat seseorang berenang atau berjalan di air tanpa menyadari keberadaan ubur-ubur yang ada di sekitarnya.
5. Beberapa hewan kebal terhadap sengatan ubur-ubur

Walau racun ubur-ubur dianggap mematikan bagi banyak makhluk laut, namun ternyata ada beberapa hewan yang dikenal kebal terhadap risiko sengatannya. Contohnya adalah penyu laut, terutama penyu belimbing yang sering kali justru memakan ubur-ubur tanpa mengalami efek racun secara langsung.
Ikan tertentu seperti ikan badut ternyata memiliki adanya lapisan lendir khusus di bagian tubuh yang dapat memproteksi mereka dari risiko sengatan nematosista. Hal ini sangat memungkinkan ikan badut untuk hidup berdampingan dengan beberapa jenis ubur-ubur tanpa harus khawatir akan risiko sengatannya.
Sengatan ubur-ubur memang merupakan mekanisme pertahanan alami yang dimiliki oleh hewan tersebut. Racunnya mungkin dapat menimbulkan berbagai reaksi yang berbeda, mulai dari yang ringan hingga yang serius. Oleh sebab itu, harus lebih berhati-hati pada saat berada di area perairan!