Setelah hewan pengerat (ordo Rodentia), kelelawar (ordo Chiroptera) jadi kelompok mamalia dengan jumlah spesies terbesar di dunia. Dengan total 1.400 spesies kelelawar berbeda, ordo hewan ini mengambil porsi sampai 20 persen dari seluruh spesies mamalia yang kita kenal sejauh ini. Tak hanya jumlah spesies, persebaran kelelawar pun terbilang sangat luas karena meliputi seluruh benua di dunia, kecuali Antarktika. Salah satu spesies kelelawar yang akan kita bahas kali ini adalah kelelawar buah jamaika (Artibeus jamaicensis).
Ciri khas penampilan kelelawar ini terletak pada telinga yang lebar dan runcing, hidung yang panjang serta menonjol layaknya tanduk, hingga area bibir bawah yang terdapat semacam kutil. Rambut di tubuh kelelawar buah jamaika umumnya berwarna abu-abu dan cokelat, sementara sayap lebar mereka cenderung berwarna abu-abu gelap. Kalau dilihat kasatmata, kelelawar ini terlihat seperti tidak memiliki ekor karena sangat pendek dan tertutup dengan membran khusus.
Soal ukuran, panjang rata-rata kelelawar ini sekitar 7—9 cm, rentang sayap 9—15 cm, dan bobot 40—60 gram. Di balik ukuran yang relatif kecil itu, kelelawar jamaika ternyata punya peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem tempat tinggal mereka. Kira-kira apa yang dilakukan oleh mamalia terbang yang satu ini terkait hal tersebut, ya? Yuk, cari tahu jawabannya beserta fakta-fakta menarik lain dari kelelawar buah jamaika!