5 Fakta Ibis Australia, Punya Paruh Unik yang Serbaguna!

- Ibis australia memiliki ciri fisik unik dengan warna hitam di kepala, paruh panjang melengkung, dan tubuh putih.
- Habitat ibis Australia meliputi rawa, laguna, dataran banjir, dan kawasan buatan manusia. Mereka juga dapat ditemukan di taman kota.
- Ibis Australia adalah burung semiakuatik yang makanannya terdiri dari ikan, katak, udang karang, dan sampah manusia.
Ibis atau sekendi (famili Threskiornithidae) merupakan keluarga burung yang secara penampilan mirip seperti bangau atau pelikan, tetapi punya paruh yang lebih membengkok. Di seluruh dunia, ada sekitar 29 spesies burung ibis berbeda yang tersebar di banyak wilayah dunia, baik Dunia Lama maupun Dunia Baru. Salah satu spesies burung ibis yang pasti menarik perhatian banyak orang yaitu ibis australia (Threskiornis molucca).
Bagaimana tidak? Spesies burung ibis yang satu ini memadukan warna hitam di area kepala—leher, kaki, dan sedikit di bagian ekor. Kemudian, mayoritas warna bulu di anggota tubuh lain didominasi warna putih yang membuat penampilan ibis australia sangat mencolok. Tentunya, ciri fisik yang paling menarik perhatian dari burung ini terletak pada paruh panjang yang melengkung. Jantan punya paruh yang lebih panjang dari betina, yang dapat tumbuh sepanjang 16,7 cm.
Meski bukan yang terbesar, ukuran ibis australia termasuk cukup masif dibanding kebanyakan kerabat lain. Panjang tubuh burung ini sekitar 65—75 cm, bobot 1,4—2,5 kg, dan rentang sayap 110—125 cm. Selain fakta-fakta dari fisik, ada sederet hal menarik lain yang akan dikupas dari si ibis australia. Jadi, kalau penasaran dan ingin kenalan dengan burung yang satu ini, segera gulir layarmu ke bawah, ya!
1. Peta persebaran dan habitat pilihan

Sesuai dengan nama mereka, peta persebaran utama dari burung yang satu ini terletak di Australia, tepatnya di bagian utara, barat, barat daya, dan timur Negeri Kanguru. Namun, ibis australia ternyata bukan hewan endemik Australia. Sebab, burung ini tersebar juga di sekitaran Oseania, tepatnya wilayah Papua, Kepulauan Solomon, dan Selandia Baru.
Untuk urusan habitat, ibis australia punya beberapa tempat dapat ditinggali dengan nyaman. Dilansir Australian Museum, habitat burung semiakuatik ini meliputi kawasan rawa, laguna, dataran banjir, dan padang rumput dengan sumber air di tengah-tengahnya. Menariknya, ibis australia juga jagonya adaptasi di lingkungan buatan manusia. Sebab, burung ini dapat ditemukan di taman-taman kota maupun kebun yang dibuat oleh manusia.
2. Makanan favorit dan cara berburu

Soal makanan, secara alami sebenarnya ibis australia tergolong sebagai karnivor. Makanan utama burung ini terdiri atas ikan, katak, udang karang, remis, kepiting, kerang, dan serangga. Akan tetapi, seiring dengan adaptasi di lingkungan manusia, ibis australia pun mulai mengonsumsi sampah yang dibuang manusia. Saking seringnya burung ini mengambil sampah manusia, mereka sampai dijuluki Australia’s bin chicken atau ayam sampah Australia, lho.
Untuk mencari makan, paruh panjang yang melengkung dari ibis australia punya peranan yang sangat penting. Dilansir Australian Geographic, ibis australia dapat menggunakan paruh melengkung itu sebagai sekop untuk menggali udang karang, kepiting, ataupun kerang yang bersembunyi di lumpur. Bentuk lengkung itu tak hanya memudahkan proses pencarian makanan di dalam lumpur, tetapi bisa juga digunakan untuk mengeruk sampah.
Ketika memperoleh makanan yang bercangkang, ibis australia akan menghantamkan hewan bercangkang itu ke permukaan yang keras sampai hancur dan mudah dikonsumsi. Burung ini pun termasuk hewan diurnal yang semiakuatik. Artinya, ibis australia melakukan aktivitas mencari makan ketika Matahari terbit dan selalu berada di dekat perairan jika di habitat alami.
3. Burung sosial yang sangat toleran

Soal kehidupan sehari-hari, ibis australia bisa dibilang sangat fleksibel. Burung ini dapat terlihat menyendiri, khususnya ketika mencari makan, dan ditemukan pula bergerombol dalam jumlah besar. Bayangkan saja, satu koloni ibis australia dapat terdiri atas ratusan sampai ribuan individu. Menariknya, burung ibis ini terbilang cukup toleran dengan kehadiran spesies burung lain di dalam koloni. Animalia melansir kalau burung seperti burung sendok dan bangau sering bertengger, bahkan bertelur, di lokasi yang sama di wilayah koloni ibis australia.
Ya, untuk melihat koloni burung ini, paling mudah mencari satu pohon besar. Sebab, kebanyakan waktu seluruh anggota koloni ini dihabiskan untuk bertengger di atas pohon. Mereka terbilang sangat komunikatif dengan sesama dan saling merawat diri jika ada kesempatan. Salah satu jenis suara khas yang dihasilkan ibis australia berupa suara croak dengan durasi yang panjang.
Oh, ya, ibis australia pastinya tergolong burung yang bisa terbang. Meski bukan jenis burung yang bermigrasi dalam jarak yang sangat jauh, burung ini kadang terbang secara berkelompok. Pada saat tersebut, formasi yang paling disukai koloni ibis australia itu adalah formasi berbentuk V yang sangat memudahkan proses terbang dan menjaga stamina.
4. Sistem reproduksi

Untuk urusan reproduksi, ibis australia ternyata termasuk hewan monogami yang berarti mereka hanya akan bersama satu pasangan saja dalam waktu lama. Akan tetapi, sebelum satu pasangan terbentuk, ada proses yang harus dijalani, khususnya pada jantan. Mula-mula, jantan harus mencari tempat bertengger tertinggi supaya menarik perhatian betina. Kadang, proses pencarian tempat bertengger ini memicu agresi antarjantan sampai perkelahian tak dapat dihindari. Bagi jantan pemenang, ia tinggal menunggu betina yang tertarik untuk datang ke tempat bertengger yang dipilih.
Jika ada betina yang datang, jantan akan turun sambil membungkukkan tubuh sebagai tanda perkenalan dan upaya untuk menarik perhatian betina. Malahan, jantan kadang akan memberi sebuah ranting yang panjang sebagai tanda untuk menjalin ikatan dengan calon pasangan. Kalau si betina setuju, pasangan ibis australia lantas terbentuk. Nah, musim kawin bagi burung yang satu ini terjadi setelah musim hujan atau antara Agustus—November di selatan dan Februari—Mei di utara.
Pasangan ibis australia akan membangun sendiri sarang berbentuk piringan di pohon yang berbeda. Adapun, sarang itu terbuat dari ranting, rumput, ataupun alang-alang. Dilansir Animalia, jumlah telur yang dihasilkan betina dalam 1 musim kawin sekitar 2—3 butir saja. Masa inkubasi yang dijalani telur ibis australia sekitar 21—23 hari dan kedua induk akan mengawal proses inkubasi, termasuk merawat anak mereka pascamenetas. Setelah itu, anak ibis australia sudah mulai bisa hidup independen ketika berusia 48 hari, tetapi masih butuh waktu sampai 3 tahun sebelum dapat dikatakan matang secara seksual. Usia burung ini terbilang sangat panjang karena diketahui bisa hidup sampai 28 tahun.
5. Status konservasi

Berdasarkan catatan IUCN Red List pada 2016, status konservasi ibis australia masih ada pada tingkat risiko rendah (Least Concern). Tren populasi burung ini pun terbilang stabil. Selain itu, tidak ada ancaman besar yang dapat mengganggu populasi mereka dalam waktu dekat. Salah satu faktor yang mendukung hal tersebut ialah kemampuan adaptasi ibis australia di lingkungan manusia meski kadang bisa merugikan orang-orang yang dihampiri oleh burung ini.
Australian Geographic melansir kalau kadang burung ini sengaja menghampiri manusia yang sedang bersantai di taman. Jika ada makanan di sana, ibis australia tak segan untuk mencuri langsung dari tangan manusia, yang jelas sangat merugikan. Selain itu, kebiasaan mereka untuk memakan sampah pun tak jarang membuat kawasan sekitar jadi dipenuhi sampah yang terburai.
Oh, ya, ada satu hal menarik lagi dari ibis australia. Salah satu tanda musim kawin bagi burung ini sudah tiba dapat kita lihat di area dada mereka. Kalau ada beberapa bintik-bintik berwarna merah tua di sana, ibis australia sudah memasuki musim kawin. Unik sekali, ya?