seekor ular kobra raja yang sedang berjaga di sekitar sarangnya (commons.wikimedia.org/Kalyan Varma)
Satu-satunya momen di mana ular kobra raja akan berdampingan dengan sesamanya terjadi saat musim kawin. Januari hingga April jadi bulan yang tepat bagi mereka untuk kawin. Uniknya, ternyata ular ini merupakan hewan monogami, lho. Artinya, selama musim kawin, mereka hanya akan bersama satu pasangan saja. Kerennya lagi, pasangan ular kobra raja termasuk kompak dalam menjaga telur-telurnya.
Dilansir Britannica, sang betina mulanya akan membangun sarang dari tanah dan tumpukan daun mati hingga membentuk gundukan untuk menyimpan telur-telurnya. Dalam satu masa kawin, si betina bisa mengeluarkan 20—50 butir telur yang akan dijaga dengan agresif selama 51—79 hari. Nah, selama waktu itu pula si jantan turut berjaga di sekitar sarang dan tak segan untuk mengusir siapa saja yang hendak mendekat.
Ketika baru lahir, anak-anak ular king cobra memiliki panjang sekitar 31—73 cm dengan bobot 18—40 gram. Sesaat setelah lahir, mereka sudah harus hidup mandiri karena induknya akan langsung meninggalkan mereka. Hebatnya, anak-anak ular kobra raja sudah memiliki racun yang sama mematikannya seperti sang induk.
Di balik kegagahan dari sang raja, nyatanya saat ini mereka sedang menghadapi ancaman serius. Banyak negara yang jadi habitat ular ini mengklasifikasikannya sebagai hewan yang dilindungi. Kerusakan alam dan perburuan yang dilakukan manusia jadi penyebab utama mulai berkurangnya populasi ular kobra raja.
Sering kali alasan kita membunuh ular king cobra dikarenakan anggapan sifat ular ini yang agresif. Padahal, seperti yang sudah dijelaskan di atas, ular ini hanya akan agresif pada momen tertentu saja. Bahkan, sebenarnya kontak yang berujung fatal dari ular ini kepada manusia terbilang tak banyak. Mengutip Smithsonian National Zoo, dalam setahun tercatat kurang dari lima serangan berakibat fatal yang diakibatkan ular ini di berbagai negara.