5 Fakta Kota Metsovo, Warisan Budaya Aromanians Hidup sampai Sekarang

Metsovo pertama kali disebut dalam catatan pada abad ke-14 dan masuk ke dalam wilayah Kekaisaran Ottoman sekitar tahun 1430. Selama hampir lima abad di bawah kekuasaan Ottoman, Metsovo mendapatkan hak istimewa yang melindungi komunitasnya, sehingga menjadi semacam republik otonom kecil yang unik di dalam kekaisaran tersebut. Hal ini membantu Metsovo bertahan dan berkembang meskipun dalam masa-masa penuh tantangan, termasuk serangan dan pemberontakan.

Namun, kota ini tidak lepas dari konflik, seperti kerusakan besar akibat serangan kapten Grivas pada tahun 1854 dan pertempuran dalam Perang Balkan Pertama yang menandai berakhirnya era Ottoman di sana pada 1912. Kejadian-kejadian ini menorehkan sejarah penting bagi Metsovo dan penduduknya yang gigih mempertahankan identitas serta kemerdekaannya.​

Salah satu keunikan Metsovo adalah sebagai pusat kehidupan budaya Aromanian atau Vlach, sebuah kelompok etnis dengan bahasa dan tradisi khas yang masih terjaga dengan baik. Penduduk Metsovo sering terlihat mengenakan pakaian tradisional warna-warni lengkap dengan janggut dan kumis khas, serta berbicara dalam bahasa Vlach di lingkungan mereka.

Tradisi ini semakin dirayakan dalam acara tahunan seperti Metsovo Cultural Festival yang menyuguhkan musik rakyat Epirus, tarian, dan pasar kerajinan tangan lokal. Festival ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya tapi juga mengundang wisatawan merasakan kehangatan komunitas pegunungan yang kuat dan penuh sejarah.​

Saat berjalan di jalan-jalan berkelok di Metsovo, pengunjung akan langsung merasakan suasana yang berbeda dengan bangunan batu yang kokoh, balkon kayu, dan atap batu yang mencerminkan perpaduan gaya arsitektur Alpine dan Balkan. Gaya ini muncul karena pengaruh sejarah dan kondisi geografis kota yang berada di dataran tinggi.

Beberapa bangunan bersejarah, seperti Tositsa Mansion dan gereja Agia Paraskevi abad ke-15, menampilkan detail ukiran kayu dan mosaik langka yang menjadi daya tarik tersendiri. Arsitektur ini tidak hanya estetis tapi juga berfungsi menghadapi iklim pegunungan yang dingin dan keras.​

Metsovo memiliki kekayaan seni yang mengagumkan untuk kota kecilnya, termasuk museum seni rakyat di Tositsa Mansion yang memamerkan kerajinan tangan, tekstil tenun tangan, dan koleksi kostum tradisional. Di samping itu, Averoff Art Gallery menyimpan karya-karya seni lukis dan patung dari para maestro Yunani abad ke-19 dan 20.

Seluruh koleksi ini merefleksikan jalinan erat antara kehidupan sehari-hari penduduk, sejarah, dan identitas budaya yang dibangun selama berabad-abad. Wisata seni ini menjadikan Metsovo destinasi yang menarik juga bagi para pecinta budaya dan sejarah.​

Dikelilingi oleh hutan pinus dan bukit beech yang lebat, Metsovo merupakan pintu gerbang menuju penjelajahan alam di pegunungan Pindus. Wisatawan dapat menikmati hiking di berbagai jalur yang menawarkan pemandangan lembah dan air terjun, atau mengunjungi Aoos Springs Lake yang indah.

Udara pegunungan yang sejuk dan segar makin memperkaya pengalaman berwisata di sini, baik saat musim panas maupun musim dingin. Metsovo juga menjadi pusat kegiatan ekowisata dan festival budaya yang memadukan alam dan tradisi lokal sebagai daya tarik unik.​

Sebagai kota yang memiliki warisan sejarah, budaya, seni, dan alam yang beragam, Metsovo bukan hanya cantik untuk dilihat tapi juga kaya makna untuk dipelajari. Jadi, jika kamu mencari pengalaman yang memadukan keaslian budaya dengan pesona alam, Metsovo adalah pilihan yang tepat untuk dijelajahi lebih jauh dan dihargai keberadaannya.