Sudah dibiakkan sejak 4.000 tahun lalu oleh peradaban Mesir Kuno, kucing adalah hewan peliharaan paling umum kedua di dunia. Meski begitu, berbagai misteri mengitari hewan ini.
Mata kucing yang menyala dihubungkan dengan berbagai hal, dari mistis hingga kemampuan melihat dalam gelap. Tak jarang, mereka yang memelihara kucing sering bercerita betapa aktifnya si Manis pada malam hari. Pertanyaannya, apakah betul mata kucing bisa melihat dalam gelap? Ini faktanya!
Pada 2013, seorang seniman bernama Nickolay Lamm mengunggah berbagai foto di blognya. Gambar-gambar tersebut menunjukkan perbedaan penglihatan kucing dan manusia.
Dari gambar tersebut, kucing mengandalkan penglihatan periferal mereka. Selain itu, bidang pandang penglihatan kucing lebih luas dibanding manusia, yaitu 200 derajat banding 180 derajat. Akan tetapi, kucing hanya dapat mengenal sedikit warna sehingga warna-warni dunia tak tampak serupa di mata kucing.
Jadi, apakah mata kucing sejago itu? Menurut situs Purina, jawabannya "tidak juga". Meski dipandang aktif di malam hari, sebenarnya kucing tetap butuh cahaya untuk melihat. Hanya saja, jumlah cahaya yang dibutuhkan adalah seperenam dari yang dibutuhkan mata manusia untuk melihat di kondisi redup cahaya.
Jika benar-benar gelap tanpa ada cahaya, kucing pun tetap tak bisa melihat. Namun, dengan indra mereka yang lebih tajam (terutama di bagian pendengaran) dibanding manusia dan kelincahan yang lebih unggul, meski dalam kondisi gelap atau redup cahaya pun, kucing bisa tetap lihai.
Menurut Catster, fotoreseptor mata kucing benar-benar berbeda dibanding manusia dalam kegelapan dan skenario redup cahaya. Alhasil, mata kucing bisa mendeteksi perubahan cahaya kecil sekali pun di penglihatan mereka.
Dalam kondisi minim cahaya, mata kucing 6–8 kali lebih baik dari mata manusia. Ini dikarenakan mata kucing memiliki lebih banyak sel batang (yang mendeteksi penglihatan dalam gelap dan deteksi gerakan), sementara mata manusia memiliki lebih banyak sel kerucut (mendeteksi warna dan melihat cahaya).
Lalu, mata kucing memiliki tapetum, lapisan jaringan yang memantulkan cahaya kembali ke sel sensor di retina. Hasilnya, retina menyerap lebih dari 50 persen cahaya yang masuk ke mata kucing. Selain itu, tapetum yang reflektif ini juga adalah penyebab mengapa mata kucing menyala saat disorot cahaya flash kamera atau cahaya mobil.
American Veterinarian menjelaskan bahwa mata kucing memiliki korena dan pupil dengan diameter 50 persen lebih lebar dari manusia. Dengan begitu, lebih banyak cahaya yang terdeteksi.
Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa pupil mata kucing tetap di garis lurus saat pagi ke siang hari, lalu membesar di malam hari diikuti tingkah mereka yang aktif. Menurut Purina, saat pupil mengecil, kucing bisa mencegah terlalu banyak cahaya yang terdeteksi mata mereka pada waktu terang.
Menurut sebuah studi di University of California yang dimuat dalam jurnal Science Advances pada 2015, saat pupil kucing mengembang (dan menggemaskan), cahaya lebih banyak terserap ke mata. Sementara bisa melihat dalam kondisi redup cahaya, ini juga membuat penglihatan kucing jadi sedikit kabur.
Oke, mata kucing bisa melihat dalam kondisi redup cahaya dan gelap dibanding manusia. Namun, percayakah kamu kalau kami bilang bahwa mata kucing sebenarnya mengalami miopi atau rabun jauh?
Dilansir Purina, kucing sebenarnya tak bisa fokus pada objek jauh. Jika manusia bisa melihat suatu objek berjarak 5 kali lebih jauh, kucing harus mendekat 5 kali lebih dekat. Untungnya, mata kucing dibantu penglihatan periferal dengan bidang pandang yang lebih luas tersebut.
Kesimpulannya, mata kucing memang berbeda dari manusia. Akan tetapi, bukan berarti Si Manis bisa melihat sepenuhnya dalam kegelapan. Hanya saja, di kondisi amat minim cahaya, mata kucing lebih andal dibanding manusia. Jadi, jangan kaget, ya, kalau si Mpus suka ngereog di malam hari!