Manulwaki vogelkop betina (kiri) punya warna bulu yang lebih polos daripada pejantannya. (inaturalist.org/Jean-Paul Boerekamps)
Tak hanya soal ciri fisik, perilaku manulwaki vogelkop bisa dibilang sangat unik. Saking uniknya, hal inilah yang jadi salah satu faktor mengapa mereka bisa dianggap sebagai spesies tersendiri dari burung cenderawasih, lho. Perilaku itu adalah tentang ritual tarian jantan saat hendak memikat betina pada musim kawin.
National Geographic melansir kalau mula-mula manulwaki vogelkop jantan akan membuka bulu "jubah" di dadanya hingga membentuk seperti tirai yang mirip dengan burung merak saat membuka ekornya. Pola garis pada bagian bawah dan dua titik pada bagian atas yang sama-sama berwarna biru seolah-olah menunjukkan wajah tersenyum saat jubah pejantan sudah seperuhnya terbuka. Proses ini memang sudah menarik, tapi hal yang lebih menakjubkan baru akan dimulai dari sini.
Manulwaki vogelkop jantan akan mulai menggerakkan kakinya ke kiri dan ke kanan secara cepat. Bahkan, gerakan ini kadang dilakukan hingga mengelilingi betinanya. Tentunya, si jantan akan memamerkan jubah cantiknya itu ke arah betina. Sambil melakukan gerakan itu, manulwaki vogelkop jantan akan mengeluarkan berbagai suara kicauan dengan nada-nada yang sangat enak untuk didengar manusia sekalipun.
Menariknya, ternyata tarian yang dilakukan manulwaki vogelkop ini berbeda dengan saudaranya, yaitu vogelkop loforina. Pada tarian vogelkop loforina jantan, ia akan menekuk kakinya dan melompat-lompat, bukan bergerak ke arah samping. Lalu, suara kicauan yang dilakukan vogelkop loforina jauh lebih keras ketimbang vogelkop manulwaki.
Perbedaan inilah yang kemudian mendorong peneliti untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kedua spesies ini. Ternyata setelah dilakukan uji genetik yang dimulai pada 2016, dikonfirmasi kalau kedua jenis vogelkop ini benar-benar spesies yang berbeda. Akan tetapi, penetapan kedua spesies ini sebagai spesies vogelkop yang terpisah baru benar-benar diresmikan pada 2018 silam.