5 Fakta Menarik Carnotaurus, Dinosaurus Karnivora Bertanduk 

Carnotaurus atau yang mempunyai nama latin Carnotaurus sastrei sudah ditemukan di Formasi La Colonia, Chubut, Patagonia, Argentina pada tahun 1984. Fosilnya dinosaurus karnivora ini ditemukan oleh tim paleontologis bernama José Bonaparte, Fernando Novas, dan Rodolfo Coria. 

Nama Carnotaurus memiliki arti meat-eating bull atau banteng pemakan daging. Nama tersebut disematkan lantaran reptil purba ini termasuk binatang karnivora, tapi uniknya memiliki dua tanduk kecil di kepalanya yang mirip dengan banteng. 

Sedangkan, nama sastrei diambil dari nama seorang pemilik lahan peternakan di Chubut yang menjadi lokasi penemuan fosil Carnotaurus. Sementara, Carnotaurus juga dimasukkan ke dalam keluarga Abeliasauridae lantaran memiliki sejumlah kemiripan, dilansir Darwins Door. 

Bahkan, penemuan fosil reptil purba satu ini mengindikasikan bahwa keluarga Abeliasauridae berbeda dari keluarga Allosauridae. Pada fosilnya sendiri juga terdapat impresi kulit yang memberikan kesan bahwa dinosaurus ini memiliki kulit layaknya reptil di era modern.  

Carnotaurus dikenal sebagai salah satu dinosaurus karnivora yang memiliki ukuran cukup besar dari Amerika Selatan. Reptil purba ini mampu tumbuh hingga sepanjang 7,6-8 meter dan tinggi sekitar 3 meter beserta berat yang mencapai 1-2 ton. 

Selain itu, Carnotaurus dikenal dengan ukuran moncong yang terbilang pendek dan memiliki kemiripan dengan kerabatnya Majungasaurus di Afrika. Sesuai tulisan Ariel Mendez dalam Smithsonian, menyebut leher kedua reptil itu mirip satu sama lain, tetapi ukuran leher Carnotaurus disebut lebih besar dan kuat dibanding Majungasaurus. 

Di samping menjadi yang paling terkenal, Carnotaurus juga dikenal sebagai dinosaurus terbesar dibandingkan seluruh kerabatnya dalam keluarga Abeliasauridae. Maka dari itu, binatang purba ini diperkirakan memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan spesies lain dalam keluarganya. 

Selain memiliki tanduk, Carnotaurus juga memiliki beberapa karakteristik fisik unik lainnya. Salah satunya adalah lengannya yang terbilang sangat kecil dan pendek apabila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.

Berdasarkan ulasan dalam Smithsonian, ilmuwan Javier Ruiz menyebut bahwa lengan bawahnya terdiri dari tulang pengumpil dan hasta. Namun, lengan bawah itu hanya memiliki ukuran seperempat tulang lengan atas. Sedangkan, tangannya memiliki empat jari dan empat tulang metakarpusnya adalah tulang terbesar di bagian tangannya. 

Meski memiliki lengan yang amat kecil, jika dibandingkan dengan spesies lain dalam keluarganya, seperti Majungasaurus dan Aucasaurus. Akan tetapi, kejanggalan dari ukuran lengan itulah yang menjadi pembeda Carnotaurus jika dibandingkan dengan spesies lain. 

Menurut laporan National Geographic, ilmuwan asal University of Alberta, Scott Persons dan Phillip Currie menyebut hal yang paling menarik dari Carnotaurus adalah bagian pantat dan ekornya. Pasalnya, dua bagian itulah yang diperkirakan membuat dinosaurus ini dapat berlari dengan cepat. 

Bahkan, Carnotaurus kemungkinan dapat berlari lebih cepat dari yang selama ini orang bayangkan dan kemungkinan menjadi dinosaurus karnivora tercepat. Persons dan Currie mengatakan bahwa caudofemoralis atau otot ekornya yang membantu dinosaurus satu ini dapat berlari. 

Meski begitu, Carnotaurus juga memiliki tulang rusuk ekor yang membantunya dapat berlari, tapi tulang itulah yang juga membuat ekornya sangat kaku. Maka dari itu, binatang ini kemungkinan akan kesulitan untuk dapat berbelok ataupun berputar arah. 

Carnotaurus diketahui hidup di zaman Cretaceous Akhir yang berarti reptil ini tinggal bersama dengan sejumlah pemangsa theropoda raksasa yang menjadi salah satu terbesar di muka Bumi. Katakanlah seperti Giganotosaurus, Tyrannotitan, dan Mapusaurus yang dapat melumpuhkan mangsa raksasa seukuran Argentinosaurus. 

Dikutip Thoughtco, Carnotaurus diperkirakan cenderung memilih mangsa yang berukuran lebih kecil dan mungkin bisa berlari cepat seperti dirinya. Hal itu juga didorong dengan kekuatan gigitannya yang tidak begitu kuat dibandingkan predator besar, seperti T-Rex ataupun Giganotosaurus. 

Kemungkinan Carnotaurus menggunakan kecepatan gigitan dibandingkan kekuatan gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Selain itu, terdapat teori yang menyebutkan bahwa Carnotaurus juga menggunakan tanduknya untuk melukai atau membunuh mangsanya. 

Setelah membaca artikel mengenai Carnotaurus ini. Tentunya kalian sudah mengerti lebih dalam mengenai reptil purba bertanduk ini. Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan kalian tentang dinosaurus yang pernah hidup di Bumi.