6 Fakta Rusa Bawean, Cuma Ada di Satu Pulau di Indonesia!

Tahukah kamu kalau Indonesia memiliki satu spesies rusa endemik dan tidak ditemukan di negara lain? Satwa spesial tersebut bernama rusa bawean yang mendiami Pulau Bawean, sekitar 120 kilometer di bagian utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di pulau berpemandangan indah inilah rusa bernama latin Axis kuhlii berada.

Rusa bawean ialah satwa dilindungi dan dibanggakan Indonesia. Mereka bahkan dijadikan salah satu maskot Asian Games 2018. Tak kenal maka tak sayang, mari simak ulasan rusa bawean berikut ini!

Rusa bawean tergolong rusa bertubuh kecil. Dilansir Animalia , tinggi rusa bawean jantan hanya sekitar 60--70 centimeter saja. Panjang tubuhnya ketika dewasa bisa mencapai 140 centimeter dengan berat sekitar 50 kilogram. Bulu mamalia ini pendek dan biasanya berwarna coklat muda.

Sebagai pembeda dengan rusa betina, rusa jantan memiliki tanduk berujung tiga. Panjang tanduk ini berkisar antara 25--47 centimeter.

Bayi dan anak rusa bawean memiliki totol-totol putih di bagian punggungnya. Namun, ketika mereka dewasa bintik tersebut hilang.

Karakteristik fisik rusa bawean sering dikatakan menyerupai dua saudaranya yang lain, yakni rusa calamian ( Axis calamianensis ) dan rusa babi india ( Axis porcinus ). Lantas, bagaimana para peneliti mampu membedakannya? Pertama, dari letak geografis yang jauh berbeda. Rusa bawean hanya ada di Pulau Bawean, Indonesia sementara rusa calamian endemik Pulau Calamian di Filipina.

Kemudian, kita bisa membedakan dari detail fisiknya. Warna tubuh rusa bawean lebih gelap dari rusa calamian. Kemudian, laman Ultimate Ungulate melansir rusa bawean memiliki ukuran yang lebih mungil dari rusa babi india. Kaki, tanduk, dan wajahnya lebih pendek dari Axis porcinus yang berhabitat di India, Nepal dan Pakistan ini.

Populasi rusa bawean di alam hanya ditemukan di sisi barat Pulau Bawean, tepatnya di Pulau Tanjung Cina, Gunung Besar, serta kawasan Gunung Mas. Jumlah individu paling banyak terdapat di Pulau Tanjung Cina. Mereka menyenangi wilayah hutan sekunder dengan semak belukar yang lebat.

Menurut Mongabay , populasi rusa bawean di Pulau Bawean dan Pulau Tanjung Cina diperkirakan antara 307 hingga 316 ekor. Sementara itu, menurut situs Species on the Brink , antara 300--350 ekor rusa bawean dipelihara di kebun binatang dan penangkaran swasta di berbagai lokasi.

Rusa bawean merupakan satwa nokturnal atau aktif di malam hari. Di siang hari, mereka akan bersembunyi di kedalaman hutan dan di lereng-lereng, menjauh dari manusia. Biasanya mereka baru beranjak ke tanah yang sedikit terbuka menjelang terbenam matahari hingga sekitar pukul sembilan malam.

Di tanah terbuka, mereka memakan rerumputan atau berinteraksi dengan rusa lainnya, baik itu courting , kawin atau berkelahi. Laman Ultimate Ungulate menyatakan meskipun mereka tergolong hewan soliter, mereka menggunakan suara yang terdengar seperti gonggongan untuk berkomunikasi seperti untuk memanggil anaknya atau menantang rusa lain.

Rusa bawean dikategorikan IUCN sebagai spesies kritis ( critically endangered ) sejak tahun 2008. Meski populasinya tergolong stabil selama beberapa tahun terakhir, adanya ancaman apapun terhadap keberadaan dan habitatnya bisa membuatnya jatuh ke jurang kepunahan.

Animalia melansir perubahan iklim bisa menyebabkan kepunahan rusa bawean. Habitatnya yang sangat terbatas rentan terhadap kenaikan level air laut, kekeringan panjang atau banjir. Mongabay juga mencatat keberadaan penebang liar di sekitar hutan habitat rusa bawean juga bisa menjadi ancaman.

Bagaimana dengan perburuan? Di masa lampau rusa bawean memang kerap diburu. Namun, sejak tahun 1970-an, perburuan sudah tidak lagi jadi ancaman baginya.

Berstatus selangkah menuju kepunahan, rusa bawean dilindungi oleh berbagai peraturan dalam dan luar negeri. Mamalia ini masuk dalam CITES Appendix 1 sehingga tidak boleh diburu dan diperdagangkan. Di Indonesia, mamalia yang mulai menumbuhkan tanduknya di usia satu tahun ini dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Cagar Alam Pulau Bawean yang jadi habitatnya pun dijaga agar populasi rusa bisa berkembang dengan baik. Contohnya dengan pengendalian pembakaran rumput di area hutan. Pohon jati yang banyak terdapat di habitat rusa bawean pun dipelihara ( thinning ) agar tidak terlalu rimbun. Tujuannya untuk menyuburkan semak belukar di dasar hutan.

Rusa bawean merupakan rusa endemik kebanggaan Indonesia. Pemerintah pun bertindak serius untuk melindunginya agar tetap lestari. Setelah tahu enam fakta mengenai rusa bawean, apa kamu tertarik melihatnya?

6 Fakta Rusa Bawean, Cuma Ada di Satu Pulau di Indonesia!

Intinya sih...

Editorial Team

Tonton lebih seru di