Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Fakta Sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa, Raih 12 Nobel Perdamaian

ilustrasi bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (commons.wikimedia.org/Aerra Carnicom)

United Nation atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sering kali dibicarakan ketika terjadi suatu konflik di dunia. Kita juga berasumsi kalau PBB membuat aturan yang harus diikuti oleh seluruh dunia. PBB juga mengirim pasukan penjaga perdamaian ke zona perang.

Perserikatan Bangsa-Bangsa sebenarnya memiliki sejarah panjang yang mungkin belum diketahui kebanyakan orang. Alasannya bukan karena PBB adalah organisasi yang misterius, tetapi karena kebanyakan dari kita tidak terlalu memperhatikannya sampai ketika genosida di Gaza beserta kelangsungan hidup orang-orang di sana mulai dipertaruhkan. Namun, kenyataan di medan perang justru sebaliknya. Bahkan ada pertanyaan, di mana PBB?

Di samping itu, persenjataan militer dunia semakin canggih dan mematikan. Beberapa negara dunia memiliki senjata nuklir yang sangat memengaruhi kelangsungan hidup umat manusia. Sudah saatnya kita mengenal lebih dalam apa itu Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui sejarah. Apakah kehadirannya bisa mencegah hal-hal buruk terjadi di kemudian hari?

1. Sebelum PBB, ada Liga Bangsa-Bangsa

Stanley Bruce memimpin Dewan Liga Bangsa-Bangsa pada 1936 (commons.wikimedia.org/Commonwealth of Australia)

Sebelum hadirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa, ternyata sudah ada League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa) terlebih dahulu. Liga Bangsa-Bangsa dibentuk setelah Perang Dunia I untuk mencegah perang dunia serupa terjadi lagi.  Didirikan pada 1919, Liga Bangsa-Bangsa melakukan beberapa pekerjaan dalam memediasi pertikaian antara Yunani dan Bulgaria, serta Swedia dan Finlandia. Pasalnya, Swedia dan Finlandia memiliki peluang untuk terlibat dalam konflik besar.

Namun, saat Jepang menjajah Manchuria dan invasi Adolf Hitler ke Austria, Liga Bangsa-Bangsa kewalahan menghadapi mereka. Nah, ketika Liga Bangsa-Bangsa gagal mencegah Perang Dunia II, meskipun sudah berupaya mendorong kerja sama internasional serta mencapai perdamaian dan keamanan, Liga Bangsa-Bangsa tidak terlibat lagi secara efektif hingga 1946. Saat itulah Perserikatan Bangsa-Bangsa dibentuk dan semua tugas Liga Bangsa-Bangsa diserahkan ke PBB.

2. Uni Soviet merupakan salah satu anggota pendiri PBB

Jacob A Malik, perwakilan Uni Soviet di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, terlihat mengangkat tangannya saat memberikan suara yang tidak setuju terhadap resolusi yang menyerukan Komunis Tiongkok untuk menarik pasukan dari Korea, di New York, pada Desember 1950. (commons.wikimedia.org/US National Archives)

Di era 1980-an, Uni Soviet memiliki 17 juta rudal nuklir. Namun, jauh sebelum terjadinya Perang Dingin yang membuat semua orang di Bumi trauma, Amerika Serikat dan Uni Soviet sempat menjadi sekutu, lho. Sebab, AS dan Uni Soviet berada di pihak yang sama selama Perang Dunia II.

Bahkan menurut Departemen Luar Negeri AS, Sekutu mungkin tidak akan memenangkan perang jika Uni Soviet tidak pasang badan di Front Timur. Jadi, pada akhir perang 1945, banyak negara yang menandatangani Piagam PBB, termasuk AS dan Uni Soviet. Kamu penasaran tidak, siapa orang yang pertama kali mencetuskan nama United Nation atau Perserikatan Bangsa-Bangsa? Nah, mereka adalah Winston Churchill dan Franklin D Roosevelt.

Perang Dingin sendiri secara resmi dimulai bahkan sebelum tinta pada Piagam PBB mengering. Pada 25 Juli 1945, Amerika Serikat bertemu dengan Inggris dan Uni Soviet untuk membahas rencana pascaperang mereka. Saat itulah mulai terlihat jelas bahwa Uni Soviet tidak setuju jika AS menjadi negara adikuasa dan Uni Soviet juga berkeinginan menguasai dunia. Permusuhan pun terjadi.

3. Rusia seharusnya tidak menjadi Dewan Keamanan PBB

Pidato Presiden Rusia Vladimir Putin pada sesi pleno Sidang Umum PBB ke-70 (commons.wikimedia.org/Пресс-служба Президента России)

Setelah Uni Soviet runtuh pada 1991, bekas republik Soviet memutuskan bahwa Rusia harus mengambil alih kursi Uni Soviet di Dewan Keamanan PBB. Saat ini, seperti yang ditulis The Conversation, beberapa ahli hukum justru mempertanyakan keputusan itu. Pasalnya, Uni Soviet sudah tidak ada lagi, kata mereka, dan Rusia pun bukanlah negara yang secara resmi harus menggantikan Uni Soviet, mengingat Rusia dianggap tidak memiliki hak yang sah atas kursi negara yang sudah tidak ada di Dewan Keamanan PBB itu. Bahkan, pada April 2023, Rusia dilaporkan menjadi pemimpin Dewan Keamanan PBB setelah aksinya yang kontroversial menginvasi Ukraina. 

 

4. PBB membuat peraturan selama masa perang lewat Konvensi Den Haag dan Konvensi Jenewa

Konvensi Jenewa 1949 (commons.wikimedia.org/British Red Cross.)

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan fakta bahwa masyarakat modern sangat benci akan peperangan. Mereka marah jika pemerintah mereka mencabik-cabik kehangatan suatu keluarga dan melukai sesama manusia secara kejam. Kebrutalan ini bahkan kita bisa saksikan lewat media sosial.

Konvensi Den Haag 1899 merupakan upaya nyata pertama untuk melarang tindakan tertentu di masa perang. Namun, detailnya baru terealisasikan lewat Konvensi Jenewa pada 1949. Pasalnya, Konvensi Jenewa ini melarang penyiksaan, penyanderaan, pembunuhan yang disengaja, menyerang warga sipil, memalsukan bendera gencatan senjata, dan menghancurkan rumah sakit, objek seni, budaya, atau sains. Semua aturan ini dibuat oleh PBB.

5. PBB tidak saja berkutat mengatasi masalah peperangan

UNICEF mengunjungi anak-anak di Afrika (commons.wikimedia.org/Younesse Bourrich)

PBB dikenal dengan operasi penjagaan perdamaiannya, tetapi itu hanya sebagian kecilnya. Sebab, dikutip The Guardian, uang yang dibelanjakan PBB untuk keperluan militer hanya sekitar 1 persen. Jadi, PBB sangat hati-hati dengan anggaran tersebut. Beda dengan AS yang mengeluarkan banyak anggara untuk militernya terkait adanya ambisi tertentu.

PBB memiliki organisasi kemanusiaan, seperti inisiatif untuk mengakhiri kelaparan, yang disebut Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP), yang digambarkan sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di dunia. Program ini dikelola oleh 20.000 orang dan menyediakan makanan bagi warga yang kelaparan di lebih dari 80 negara. Jika program ini dirasa kurang mendidik, WFP juga membantu para petani meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian akibat gagal panen. Program ini bertujuan agar WFP tidak perlu lagi mengirimkan banyak makanan jikalau petani dapat memproduksi cukup pangan untuk masyarakat sekitar.

Selain itu, PBB memiliki program Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan Goal #1 untuk mengakhiri kemiskinan dalam segala aspek. Di sisi lain, PBB memiliki divisi bernama UNICEF. Tujuan UNICEF sendiri adalah untuk menyelamatkan nyawa anak-anak yang terancam, membela hak-hak mereka, dan membantu anak-anak memenuhi potensi mereka, dari masa kanak-kanak hingga remaja.

6. PBB mendistribusikan vaksin

pengiriman vaksin COVID-19 ke Vietnam oleh UNICEF (commons.wikimedia.org/Truong Viet Hung)

Belakangan ini, warga dunia terbagi dalam dua kubu. Kubu yang pro vaksin dan kubu yang anti vaksin. Kendati begitu, PBB menyebut vaksin sebagai upaya kemanusiaan. Bahkan sebelum pandemik COVID-19, UNICEF, yang merupakan singkatan dari United Nations Children's Fund, terlibat dalam mendistribusikan vaksin di Afrika subSahara, yang aksesnya sangat terbatas.

Pada 2019, lembaga ini menegosiasikan harga vaksin yang lebih murah dengan perusahaan vaksin. Hal ini dilakukan agar daerah-daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah bisa mendapatkan vaksin secara menyeluruh. Serta, mencari solusi agar vaksin yang telah didistribusikan bisa tetap terjaga kualitasnya meskipun di tempat-tempat terpelosok dan tanpa listrik sekalipun.

Sejak 2021, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga menjadi bagian dari PBB. Bersama UNICEF, mereka membangun organisasi kemitraan untuk menyusun Fasilitas Akses Global yang dirancang untuk memudahkan negara mana pun memperoleh vaksin COVID-19. 

7. Sekretaris Jenderal PBB yang tewas secara misterius

Dag Hammarskjold dan seorang gadis kecil (commons.wikimedia.org/SAS Scandinavian Airlines)

Dag Hammarskjold adalah mantan Sekretaris Jenderal kedua PBB. Dikutip History, Dag Hammarskjold memegang jabatannya di organisasi tersebut hingga 1961. Nahas, Dag tewas karena pesawat yang ditumpanginya saat pergi ke pertemuan rahasia di Republik Kongo yang baru merdeka (sekarang disebut Republik Demokratik Kongo) secara misterius jatuh di hutan, tidak jauh dari tujuannya. Mirisnya, tidak ada yang memerintahkan pencarian pesawat itu hingga beberapa jam setelah penduduk setempat melaporkan melihat ledakan.

Pejabat PBB mencurigai adanya tindak kejahatan, tetapi tidak ada bukti sehingga kasus tersebut sempat ditutup. Pada 2017, PBB kembali mengusut kasus tersebut dan menunjuk seorang hakim untuk menyelidiki kasus dingin itu. Namun, penyelidikannya tidak membuahkan hasil, karena ia mengaku mendapat ancaman.

Jadi, siapa yang membunuhnya? Jadi ada teori, nih? Diduga, PBB berkonflik dengan separatis dan pemerintahan baru Republik Kongo kala itu. Kemungkinan besar, jatuhnya pesawat yang ditumpangi Dag Hammarskjold adalah pembunuhan bukan murni kecelakaan. 

8. PBB memiliki perangkonya sendiri dan memiliki kantor posnya sendiri

Kantor Pos Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City, New York (Amerika Serikat). (commons.wikimedia.org/Michael Barera)

Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki kantor pusat di Kota New York, Nairobi, Kenya, Wina, Austria, dan Jenewa, Swiss. Semua organisasi lainnya, yang berada di bawah naungan Sistem PBB, juga berkantor pusat di berbagai belahan dunia. Jadi, PBB punya perangkonya sendiri, nih.

Meski begitu, PBB bukanlah bagian dari negara mana pun. Bahkan, saat kamu mengunjungi gedung PBB di Kota New York, misalnya, kamu pun dianggap berada di wilayah internasional. Itu berarti, ketika kamu membeli perangko dan kartu pos yang mereka jual di toko mereka, kamu tidak akan dikenakan PPN.

Menurut Administrasi Pos PBB sendiri, PBB menerbitkan prangko dalam tiga mata uang, yakni dolar AS, franc Swiss, dan euro. Sayangnya, tidak ada kantor pos PBB di setiap kantor pusat Sistem PBB. Prangko hanya dapat digunakan jika kamu mengirim surat dari salah satu dari tiga kantor PBB di New York, Jenewa, atau Wina.

9. Indonesia satu-satunya negara yang pernah mengeluarkan diri dari PBB

ilustrasi bendera Indonesia (unsplash.com/Falaq Lazuardi)

Faktanya, mengeluarkan suatu negara dari Perserikatan Bangsa-Bangsa itu tidaklah mudah. Suatu negara bahkan masih bisa berkontribusi di PBB meskipun telah melakukan pelanggaran. Jadi, jika suatu negara menyerang negara berdaulat lain, negara itu masih bisa menjadi presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, contohnya seperti yang telah kita bahas di poin sebelumnya, ketika Rusia menginvasi Ukraina, tetapi malah menjadi pemimpin Dewan Keamanan PBB pada 2023. Tak hanya Rusia, pelanggaran HAM berat juga dilakukan Israel dan Amerika, khususnya Israel yang melakukan genosida di Gaza, tetapi Israel tidak dikeluarkan dari keanggotaan PBB.

Namun, bukan berarti PBB tidak dapat mengeluarkan suatu negara jika negara itu melakukan pelanggaran terhadap hukum Internasional. Untuk mewujudkannya, PBB harus meminta rekomendasi dari Dewan Keamanan. Kemudian Majelis Umum PBB akan memberikan suara atas rekomendasi tersebut.

Sayangnya, Rusia dan Israel memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB. Jadi mereka tidak akan pernah dikeluarkan dari PBB. Tidak peduli berapa banyak bom yang mereka ledakkan di wilayah perang, yang menewaskan warga sipil tak bersalah. Inilah yang menjadi kontroversi di jagat maya.

Lagi pula, dalam sejarahnya, PBB tidak pernah mengeluarkan suatu negara. Namun, satu negara secara sukarela menarik diri, nih, meskipun hanya sementara. Pada 1965, Indonesia mengumumkan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB bahwa Indonesia akan keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kenapa, ya, Indonesia mengeluarkan diri dari PBB? Yap, Indonesia jengkel karena PBB mengizinkan Malaysia memiliki kursi di Dewan Keamanan PBB. Selain itu, Indonesia takut akan adanya intervensi asing yang bisa mengubek-ubek kedaulatan Indonesia kala itu. Kemudian tak lama setelah itu, terjadi kudeta di Indonesia yang melengserkan Presiden Ir. Soekarno, diikuti oleh pemerintahan baru, yang akhirnya membuat Indonesia bergabung lagi dengan PBB.

10. Penghargaan yang didapatkan PBB

medali Hadiah Nobel Perdamaian (commons.wikimedia.org/ProtoplasmaKid)

PBB memiliki 12 Hadiah Nobel Perdamaian terkait pencapaian yang dilakukan PBB untuk perdamaian di seluruh dunia. Penghargaan ini salah satunya diterima oleh Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan. Selain itu, Dag Hammarskjöld, juga mendapatkan penghargaan tersebut secara anumerta. Pada 2020, Program Pangan Dunia memenangkan penghargaan atas upayanya memerangi kerawanan pangan selama pandemik.

Kendati begitu, eksistensi PBB sempat dipertanyakan kala gempuran Israel tak hentinya memborbardir Gaza. Semoga keadilan dan perdamaian bukanlah diskusi panjang di ruang rapat saja, ya. Agar dunia bisa hidup dengan senyum semringah dan lebih baik lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us