Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Unik Bangsa Inca, Peradaban Besar yang Tak Kenal Tulisan

Machu Picchu (pexels.com/Laetitia Saad)
Intinya sih...
  • Bangsa Inca menggunakan simpul tali untuk komunikasi tulisan, disebut quipu.
  • Membangun jalan sepanjang 60.000 km secara manual tanpa roda atau semen.
  • Mengelola sistem agrikultur yang canggih dengan terasering dan irigasi.

Kamu pasti pernah mendengar Machu Picchu, sebuah situs kuno di puncak Pegunungan Peru yang masuk dalam Warisan Dunia UNESCO sejak 1983. Machu Picchu yang megah itu dibangun oleh bangsa Inca pada abad ke-15. Peradaban Inca berada di wilayah Pegunungan Andes, membentang di sepanjang pantai barat Amerika Selatan. Pusat kekuasaannya berada di Cusco (sekarang Peru), dan wilayahnya mencakup bagian dari negara modern seperti Ekuador, Bolivia, Chili, dan Argentina.

Semakin kita mengorek informasi peninggalan bangsa Inca, semakin tercengang kita dibuatnya. Namun, tahukah kamu bahwa bangsa Inca tidak mengenal tulisan dan tidak menggunakan roda? Yuk, intip 7 fakta unik peradaban Inca yang bikin kamu berdecak kagum!

1. Menggunakan simpul tali untuk komunikasi tulisan

Fragmen quipu di Museum Seni Dallas (commons.wikimedia.org/Daderot)

Bangsa Inca tidak menciptakan sistem tulisan seperti huruf. Namun, bukan berarti mereka tak bisa mencatat informasi. Dilansir Thoughtco, bangsa Inca menggunakan quipu, yaitu tali berwarna dengan simpul-simpul yang diikat pada posisi tertentu dan memiliki arti. Seperti sistem komputer kuno, tapi alih-alih menggunakan logam atau kode digital, mereka menggunakan simpul tali. Para ahli quipu yang disebut quipucamayoc mencatat jumlah penduduk, pajak, panen, hingga kalender. Sistem ini bertahan dengan baik, meski akhirnya rusak setelah kedatangan bangsa Spanyol.

2. Membangun jalan sepanjang 60.000 km secara manual

Qhapaq Nan (commons.wikimedia.org/Ordzonhyd Rudyard Tarco Palomino)

Beberapa sumber mengatakan bangsa Inca membangun jaringan jalan sepanjang 40.000 kilometer, angka ini mencakup jalan primer dan sekunder. Namun, jika digabungkan dengan jalan lokal, panjang totalnya lebih dari 60.000 kilometer. Jalan tersebut dibangun sepenuhnya dengan tangan manusia, tanpa alat berat, tanpa roda, dan tanpa semen.

Sistem jalan raya itu dinamakan Qhapaq Nan. Dilansir Cuscoperu, tak hanya berfungsi sebagai rute militer dan perdagangan, Qhapaq Nan juga berperan dalam upacara spiritual, karena banyak jalurnya mengarah ke situs suci dan pusat keagamaan. Kini, Qhapaq Nan diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO.

3. Mengelola sistem agrikultur yang canggih

Teras Moray peninggalan Bangsa Inca (pixabay.com/mckinleypitts)

Dilansir World History, bangsa Inca mengelola sistem pertanian cerdas berbasis komunitas. Mereka bekerja secara bersama-sama dengan alat sederhana, mengolah lahan melalui terasering dan irigasi, serta memupuk tanah secara alami. Tak hanya itu, kehebatan teknik agrikultur Inca terlihat dari peninggalan Teras Moray.

Teras Moray, salah satu situs arkeologi peninggalan Inca yang berbentuk seperti amfiteater bertingkat melingkar. Namun, Moray bukan arena pertunjukan, melainkan laboratorium pertanian. Bangsa Inca menggunakan teras melingkar ini untuk mengatur suhu, kelembapan, dan kondisi tanah, sehingga mereka bisa menguji bagaimana tanaman tumbuh di berbagai iklim mikro.

4. Menyembah dewa matahari

Seorang wanita pada festival di Cusco, Peru (pexels.com/Cristian Quiñones Ramirez)

Bangsa Inca menyembah dewa matahari bernama Inti. Bagi mereka, matahari adalah sumber kehidupan, dan Kaisar Inca dianggap sebagai anak dewa matahari. Tak heran kalau kaisar mereka disucikan dan segala perintahnya dianggap berasal dari langit.

Hingga kini, festival keagamaan terbesar mereka, Inti Raymi, masih dirayakan setiap tahun di Cusco, Peru. Menurut Britannica, Inti Raymi saat ini dirayakan terutama oleh masyarakat keturunan Quechua di Peru. Mereka bukan suku Inca secara langsung, tetapi merupakan keturunan budaya dan etnis Inca yang masih melestarikan bahasa, ritual, dan tradisi nenek moyang mereka.

5. Memiliki keterampilan dan teknik arsitektur yang maju

Batu ashlar di Machu Picchu (pixabay.com/KarloManson)

Salah satu contoh kehebatan arsitektur bangsa Inca adalah Machu Picchu. Ia dibangun oleh bangsa Inca pada abad ke-15 pada masa pemerintahan Kaisar Pachacutec. Dilansir Quechuasexpeditions, mereka menggunakan batu ashlar, sebuah teknik di mana batu-batu yang dipotong dengan tepat disatukan tanpa mortar. Batu-batu tersebut dibentuk dengan hati-hati untuk memastikan kesesuaian yang sempurna, memberikan stabilitas pada struktur bahkan selama gempa bumi.

6. Mengenal roda, tapi tidak memakainya

Alpaca di Pegunungan Andes (pexels.com/Da vid)

Menurut Enviroliteracy, meski mengenal konsep roda, bangsa Inca tidak menggunakannya untuk transportasi. Medan pegunungan Andes terlalu terjal untuk roda. Selain itu, mereka juga tidak punya hewan penarik seperti kuda atau kerbau. Sebagai gantinya, mereka menggunakan llama dan alpaka untuk mengangkut barang.

7. Mengalami kejatuhan di bawah tekanan Spanyol

Llama di Machu Picchu (pixabay.com/mailanmaik)

Kejatuhan Kekaisaran Inca adalah kombinasi runtuhnya kekuatan dari dalam dan serangan dari luar. Perang saudara antara Atahualpa dan Huascar (dua putra kaisar) telah melemahkan struktur kekaisaran. Sementara itu wabah penyakit dari benua lain menghancurkan masyarakat dan pasukan.

Penangkapan Atahualpa oleh pemimpin Spanyol, Francisco Pizarro, memukul mental kekuasaan Inca. Tak lama setelah itu, Ibu Kota Cusco jatuh, dan kekaisaran resmi pun runtuh. Meskipun ada perlawanan terakhir di Vilcabamba hingga 1572, kekuasaan politik dan budaya Inca akhirnya terkikis di bawah tekanan kolonial Spanyol.

Peradaban Inca menunjukkan betapa canggihnya suatu masyarakat bisa berkembang tanpa roda, tulis-menulis, atau teknologi logam modern. Dari jaringan jalan sepanjang puluhan ribu kilometer, sistem pertanian terasering yang cerdas, hingga kota tersembunyi seperti Machu Picchu, Inca membuktikan bahwa pengetahuan, ketekunan, dan harmoni dengan alam mampu menciptakan peradaban luar biasa. Meski runtuh oleh penjajahan, warisan Inca tetap hidup dalam budaya Andes modern dan menjadi bukti nyata kejayaan masa lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us