Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sepasang burung oxpecker di atas zebra (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Gak banyak burung yang menyandang predikat rhino's guards atau penjaga badak seperti oxpecker. Sekilas, gak ada yang menarik dari burung ini, selain paruhnya yang besar dan menyala atau kegemarannya bertengger di punggung hewan berkuku, seperti zebra atau jerapah. Di balik keunikannya itu, burung oxpecker ternyata sangat berjasa bagi badak. 

Ya, burung pelatuk-lembu menjaga badak hitam dari para pemburu liar. Paruhnya memang gak cukup kuat untuk mengusir manusia. Tubuhnya juga gak bisa menghentikan peluru pemburu liar. Lalu, bagaimana cara burung oxpecker melindungi badak dari pemburu liar? Tahukah kamu kalau burung ini sangat unik untuk dikelompokkan dalam keluarga tersendiri? Simak lima fakta unik burung oxpecker atau pelatuk-lembu yang perlu kamu tahu berikut ini!

 

1. Ada yang paruh merah, ada yang paruh kuning

burung oxpecker di atas kepala impala (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Burung oxpecker atau pelatuk-lembu merupakan jenis burung asli Afrika berwarna cokelat yang sering terlihat bertengger di punggung mamalia besar. Mengutip laman Britannica, tubuhnya cuma sepanjang 20 sentimeter dengan ekor kaku dan paruh tebal. Burung ini cuma ada dua spesies saja, yakni yellow-billed oxpecker atau pelatuk-lembu paruh-kuning dan red-billed oxpecker atau pelatuk-lembu paruh-merah. 

Meskipun namanya pelatuk-lembu, oxpecker bukan jenis burung pelatuk. Mereka sempat dimasukkan dalam keluarga burung jalak, Sturnidae, walaupun beda dari burung jalak jika dilihat dari bentuk paruh dan cakar. Hingga akhirnya, diketahui kalau garis keturunan oxpecker terbilang unik dan beda dari burung jalak. Oleh karena itu, kedua spesies oxpecker dibuatkan keluarga sendiri, yakni Buphagidae.

2. Hidup menumpang di punggung mamalia besar

Burung oxpecker mencari kutu di tubuh jerapah. (commons.wikimedia.org/Per Arne Slotte)

Kamu bisa menjumpai kedua spesies burung oxpecker di Afrika sub-Sahara. Coba cari wilayah sabana yang banyak pepohonan besarnya, sebab burung ini perlu pepohonan untuk keperluan bersarang. Lalu, cari wilayah di mana terdapat banyak mamalia berukuran besar seperti zebra, impala, kerbau afrika, badak hitam, kuda nil, sampai jerapah. Kamu akan menemukan burung ini bertengger di punggung atau bergelantungan di sisi tubuh mamalia besar. 

Oxpecker habiskan sebagian besar masa hidupnya di atas tubuh mamalia besar. Mereka jarang terbang jauh. Menurut laman Oiseaux-Birds, burung ini bisa ikut terbawa mamalia seperti kerbau yang bisa menempuh jarak 8 kilometer dalam sehari. Mereka baru turun ke tanah kalau ingin mandi dan minum. Bahkan, saat musim kawin pun, ritual kawinnya dilakukan di atas tubuh mamalia besar.

3. Melahap ratusan kutu dan belasan ribu larva per hari!

burung oxpecker di wajah kerbau afrika (commons.wikimedia.org/Derek Keats)

Burung oxpecker gak cuma asal numpang di tubuh mamalia besar. Mereka sebenarnya memakan serangga, larva, dan berbagai parasit lain yang menjangkiti tubuh inangnya. Menurut laman A-Z Animals, burung ini bisa makan ratusan kutu dan 12 ribu larva per hari!

Parasit diambil dengan cara dipatuk atau dicabut dengan paruh. Namun, kalau inangnya berbulu lebat dan panjang, oxpecker mencari kutu dengan gerakan mirip menggunting. Paruhnya digeser ke tubuh inang sambil terus dibuka dan ditutup. Mangsanya lalu terdeteksi lewat sentuhan. 

Selain makan parasit, oxpecker juga diketahui makan earwax atau tahi telinga. Dilansir laman The Animal Facts, bakteri yang terdapat dalam earwax diduga bisa membantu pencernaan burung ini. Mengejutkannya, oxpecker juga diketahui meminum darah inangnya. Lalu, apakah hubungan oxpecker dan mamalia inangnya bisa disebut simbiosis mutualisme?

 

4. Jika mereka juga meminum darah inang, hubungannya mutualisme atau parasitisme?

tampak sekujur tubuh burung oxpecker (commons.wikimedia.org/Derek Keats)

Hubungan burung oxpecker dan inang mamalianya ini jadi salah satu contoh simbiosis mutualisme yang paling dikenal. Oxpecker dapat makanan gratis, sementara inang mamalia bisa terbebas dari kutu dan parasit. Namun, hubungan simbiosis mutualisme ini jadi diragukan begitu tahu kalau oxpecker juga meminum darah inangnya. 

Seperti yang diungkapkan Oiseaux-Birds, oxpecker gak cuma mematuk area kulit yang sehat, tapi juga pada luka menganga yang terinfeksi parasit. Mereka meminum darah dan mengambil potongan jaringan tubuh inangnya. Oleh karena itu, ada dugaan sifat parasitisme dalam hubungan antara oxpecker dan inang mamalianya. 

Namun, sebuah studi yang dipublikasikan jurnal Evolution pada 2010 menunjukkan kalau hubungan antara kedua jenis hewan ini lebih ke arah simbiosis mutualisme. Hal ini terbukti dari fakta kalau kedua spesies oxpecker lebih suka hewan berkuku dengan kepadatan kutu yang tinggi. Itu artinya oxpecker memang mencari kutu, bukan ingin meminum darah inang. Ini ditunjukkan dengan si burung yang lebih suka hewan berkuku dengan ketebalan kulit tertentu supaya bisa ditembus dengan paruhnya. 

5. Selamatkan badak dari pemburu liar!

keluarga burung oxpecker (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)

Gak cuma mengurangi jumlah parasit di tubuh, mamalia besar juga banyak diuntungkan oleh burung oxpecker. Salah satunya, mereka jadi punya lebih banyak waktu untuk kabur dari pemburu liar. Tahukah kamu kalau burung ini dikenal dengan nama askari wa kifaru atau penjaga badak dalam bahasa Swahili? Burung oxpecker memang berjasa melindungi badak hitam afrika dari pemburu liar, ungkap laman Audubon.

Tim peneliti menemukan kalau badak yang gak punya oxpecker di punggungnya cuma bisa mendeteksi manusia yang mendekat sebanyak 23 persen. Sementara itu, badak yang membawa oxpecker bisa mendeteksi manusia sebanyak 100 persen dan dari jarak lebih jauh. Dalam studi yang dilansir jurnal Current Biology pada 2020 lalu itu, setiap burung oxpecker di punggung inang diketahui bisa meningkatkan jarak deteksi sepanjang 9 meter!

Berkat peringatan dini dari oxpecker, badak hitam jadi bisa lari lebih awal dari pemburu liar dan punya kemungkinan lebih tinggi untuk selamat. Tim peneliti bahkan menyarankan untuk mempertimbangkan memperkenalkan oxpecker ke dalam populasi badak untuk melindungi mamalia ini dari manusia. Badak sangat rentan terhadap perburuan liar karena mereka hewan penyendiri dan penglihatannya sangat buruk. Kelemahannya itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

Nah, setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang burung oxpecker? Apa kamu setuju kalau burung ini diperkenalkan ke populasi badak untuk menyelamatkan mamalia besar ini dari pemburu liar? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha