Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ular derik batu (commons.wikimedia.org/Patrick Alexander)
Ular derik batu (commons.wikimedia.org/Patrick Alexander)

Intinya sih...

  • Ular derik batu memiliki warna dan corak yang sangat bervariasi, seperti hitam, cokelat, kekuningan, kehijauan, putih, bahkan kebiruan.
  • Penyebarannya mencakup daerah barat Amerika dengan hawa panas, tandus, dan kering. Ular ini sering menggigit para pendaki di gunung atau di bebatuan.
  • Ular derik batu merupakan predator penyergap yang suka memakan mamalia kecil, invertebrata, kadal, burung, dan ular lain yang lebih kecil. Bisa hemotoksin dan neurotoksinnya kuat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengulik tentang ular derik memang tidak ada habisnya, pasalnya banyak yang bisa digali dari hewan reptil ini. Mau itu bisanya, ukurannya, warnanya, kebiasaannya, sampai spesiesnya. Ular derik juga bukan hewan sembarangan karena kehadiran hewan ini jadi momok bagi banyak orang, baik itu bagi orang awam, petani, pemancing, atau pendaki. Ular derik juga terdiri dari berbagai jenis, dan kali ini kita akan membahas tentang salah satu jenis ular derik yang tak biasa, yaitu Crotalus lepidus atau ular derik batu.

Ular derik ini bisa disebut sebagai ular derik yang tak biasa karena ia punya beberapa hal yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan yang lain. Entah dari warnanya, kebiasaannya, sampai korban gigitannya. Selain itu, ular derik batu juga cukup populer khususnya di kalangan para pencinta reptil. Nah, jika kamu penasaran dengan ular derik batu, maka kamu wajib membaca artikel ini hingga tuntas!

1. Punya warna yang cerah jika dibandingkan ular derik lain

Ular derik batu (commons.wikimedia.org/Yinan Chen)

Biasanya ular derik memiliki warna yang tidak terlalu mencolok, seperti cokelat, abu-abu, atau silver. Namun hal tersebut tidak berlaku pada ular derik batu karena ia nemiliki warna yang mencolok dan memukau. Tercatat, ular sepanjang 80 centimeter ini mempunyai beberapa varian warna, yaitu hitam, cokelat, kekuningan, kehijauan, putih, bahkan kebiruan. Tubuhnya juga diselimuti berbagai corak, seperti corak tutul, bercak, loreng, garis, sampai abstrak.

Tentunya corak dan warna yang ia miliki bukanlah sekadar hiasan semata. Justru corak dan warna tersebut merupakan senjata sekaligus alat kamuflase yang bisa digunakan untuk bersembunyi dari predator atau menyembunyikan diri dari mangsa. Dengan warna dan corak yang ia miliki, ular derik batu mampu menyatu dengan lingkungannya. Biasanya hewan ini sangat suka bersembunyi di semak-semak, lubang, sela-sela bebatuan, dan di sekitar kayu yang sudah mengering.

2. Kebanyakan korban gigitannya adalah pendaki

Ular derik batu (commons.wikimedia.org/InfamousArgyle)

Dilansir The Reptile Database, ular derik batu hanya bisa ditemukan di dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Meksiko. Penyebarannya mencakup daerah barat benua Amerika yang mana daerah tersebut terkenal akan hawanya yang panas, tandus, dan kering. Oleh karena itu, seperti namanya ular derik batu sangat suka mendiami daerah berbatu dan daerah berpasir. Tapi jangan salah, di beberapa kesempatan hewan ini juga dapat ditemukan di hutan, pepohonan, atau dataran tinggi, lho.

Nah, karena bisa ditemukan di dataran tinggi dan hutan, ular derik batu jadi momok bagi para pendaki dan penjelajah hutan. Di banyak kesempatan para pendaki tidak mampu mendeteksi kehadiran ular ini. Alhasil banyak dari mereka yang tidak sengaja menginjak, menyentuh, atau mengganggu ular derik batu. Karena merasa terganggu dan terancam akhirnya ular derik batu menggigit para pendaki tersebut. Karenanya kehati-hatian dan kewaspadaan harus dimiliki oleh semua pendaki jika tak ingin digigit oleh ular berbisa.

3. Hewan berukuran kecil jadi makanan utamanya

Ular derik batu (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Laman Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute menjelaskan kalau ular derik batu termasuk predator oportunis yang sangat suka memakan hewan berukuran kecil. Tercatat, makanan utamanya mencakup beberapa jenis hewan, yaitu mamalia kecil, invertebrata, kadal, burung, dan ular lain yang lebih kecil. Hewan ini juga merupakan predator penyergap yang artinya ia tidak akan mengejar mangsanya. Daripada mengejar reptil ini lebih memilih untuk menunggu, berdiam diri, dan baru menyergap dan menerkam mangsa saat mangsa berada sangat dekat.

4. Memiliki bisa hemotoksin dan neurotoksin yang berbahaya

Ular derik batu (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Dilansir Animalia, sebenarnya bisa ular ini belum diteliti lebih jauh, namun para ahli yakin kalau ular derik batu memiliki kandungan bisa hemotoksin dan neurotoksin yang kuat. Hemotoskin merupakan tipe bisa yang mampu merusak sistem peredaran darah dan sel darah merah. Di sisi lain, neurotoksin adalah tipa bisa yang mampu merusak struktur dan jaringan syaraf.

Efek dari kedua bisa tersebut cukup beragam, beberapa diantaranya adalah pembengkakan, pendarahan, kerusakan jaringan, pusing, rasa sakit luar biasa, pembusukan, sampai kematian. Secara umum bisa yang dimiliki ular derik batu lebih sering digunakan untuk membunuh mangsa, tapi dalam beberapa kesempatan ia juga bisa menggunakannya untuk melumpuhkan predator. Untungnya korban gigitan ular ini terbilang sedikit, bahkan jika ada yang tergigit korban bisa diselamatkan dengan bantuan anti bisa polivalen bernama CroFab.

5. Populer sebagai peliharaan di kalangan pencinta reptil

Ular derik batu (commons.wikimedia.org/Edward J. Wozniak D.V.M., Ph.D.)

Ular derik batu memang merupakan ular berbisa tinggi dan berbahaya, namun hal tersebut tidak membuat pecinta reptil takut kepadanya. Malah, bukannya takut para pecinta reptil justru sangat tertarik untuk memelihara ular ini, jelas iNaturalist. Tak cuma dipelihara, bahkan ular ini juga diperdagangkan secara luas, lho. Tercatat, terdapat dua subspesies yang populer dipelihara dan diperdagangkan, yaitu Crotalus lepidus klauberi dan Crotalus lepidus lepidus.

Sayangnya sampai sekarang kebanyakan ular yang dipelihara dan diperdagangkan adalah ular hasil tangkapan liar dan bukan ular hasil peternakan. Saat ini populasi ular derik batu memang masih melimpah, namun jika terus dibiarkan populasinya bisa menurun drastis karena sering ditangkap untuk dipelihara dan diperjualbelikan. Kita hanya bisa berharap supaya di masa depan ular ini sering diternakan supaya populasinya di alam liar tetap asri, terjaga, dan tidak menurun.

Ular derik batu jadi spesies yang cukup ditakuti karena sering menggigit para pendaki di gunung atau di bebatuan. Bisanya yang mematikan dan kamuflasenya yang baik membuat ular ini sulit diantisipasi. Tapi tak hanya itu, ternyata ular ini juga menyimpan segudang keunikan, lho. Pertama, ia memiliki warna dan corak yang sangat bervariasi. Walau berbahaya ular derik batu juga populer sebagai peliharaan di kalangan pecinta reptil. Selain itu ular derik batu juga sangat suka memakan hewan kecil seperti invertebrata dan burung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team