5 Fakta Unik Red Deer, Spesies Rusa dengan Bentuk Tanduk Mengagumkan

Populasi dari red deer tersebar luas di wilayah benua Eropa yang meliputi negara Austria, Belgia, Rumania, Italia, Belanda, Irlandia dan masih banyak lagi. Namun, sebagian kecil populasi hewan ini juga dapat ditemukan di benua Asia dan Afrika. Dilansir dari laman Animalia, red deer lebih suka hidup di daerah-daerah terbuka mulai dari padang rumput, lembah, rawa hingga pegunungan.

Untuk bertahan hidup, spesies rusa ini mengonsumsi berbagai jenis tumbuh-tumbuhan di antaranya rumput, daun, dan jamur. Red deer memiliki kebiasaan yang unik saat makan yaitu mereka sering memuntahkan makanan keluar dari mulut kemudian memakan dan mengunyah lagi. Proses itu bertujuan untuk membantu pencernaan mereka.

Red deer memiliki sifat sosial tinggi dimana mereka selalu hidup dengan membentuk kawanan yang anggotanya bisa mencapai 400 individu. Di samping itu, red deer merupakan hewan penjelajah tangguh yang sering melakukan perjalanan jauh hingga ratusan kilometer.

Sedangkan waktu terbaik bagi red deer untuk berimigrasi sering terjadi pada musim panas. Mereka termasuk hewan diurnal yang aktif beraktivitas mulai dari pagi hingga sore hari. Sedangkan pada malam hari dihabiskan untuk beristirahat dan mengunyah makanan.

Red deer memiliki ukuran tubuh yang tergolong besar jika dibandingkan dengan spesies rusa pada umumnya. Dilansir dari laman Animaldiversity, seekor red deer dewasa bobotnya bisa mencapai 497 kilogram dengan panjang badan 2,7 meter serta tinggi 1,5 meter. Tubuh hewan ini didominasi dengan bulu berwarna coklat tua dan ekor yang pendek.

Ciri khas dari red deer adalah ukuran tanduknya yang besar dan bercabang. Rata-rata panjang tanduknya antara 1,1–1,5 meter. Namun, hanya rusa jantan yang memiliki tanduk.

Red deer merupakan spesies rusa yang bekembangbiak dengan banyak pasangan atau lebih dikenal dengan istilah hewan poligini. Menjelang musim kawin tiba, red deer jantan akan saling bersaing untuk memperebutkan betina. Bahkan, mereka sampai bertarung hingga terluka dan tanduknya patah.

Masa kehamilan sang betina berlangsung selama 240–262 hari, dan hanya bisa melahirkan seekor bayi rusa. Anak yang baru lahir akan terus tinggal bersama kedua induknya untuk disusui selama beberapa minggu sebelum masuk dalam kawanan rusa lainnya. Mereka akan mencapai tingkat kematangan seksual saat berusia 16 bulan.

Salah satu ancaman terbesar dari populasi red deer adalah mereka sering menjadi target mangsa dari hewan-hewan buas seperti singa, beruang dan serigala. Saat ini, populasi red deer di alam liar diperkirakan tersisa 1,7 juta ekor yang sebagian besar mendiami wilayah benua Eropa.

Red deer belum dimasukan dalam daftar hewan yang dilindungi dikarenakan jumlahnya yang tergolong masih stabil. Di habitat aslinya, mereka dapat bertahan hidup hingga usia maksimal 20 tahun.

Nah, itulah beberapa fakta menarik dari red deer yang merupakan salah satu spesies rusa dengan bentuk tanduk yang mengagumkan. Faktor inilah yang membuat red deer sangat mudah sekali diidentifikasi, saat bertemu mereka di alam liar.