Spotted handfish (commons.m.wikimedia.org/Mark Green, CSIRO Marine Research)
Proses pembuahan spotted handfish terjadi di bulan September dan Oktober. Jumlah telur yang dihasilkan betina bervariasi, dari 80 hingga 250 telur. Biasanya ditempatkan pada objek vertikal seperti rumput laut, spons, alga makrofit, tabung cacing polychaete dan ascidian bertangkai. Telurnya berdiameter besar, kurang lebih 3--4 milimeter. Mereka memiliki periode larva pelagis yang pendek. Telurnya menetas setelah 7--8 minggu sebagai remaja yang sudah terbentuk sempurna.
Melansir Animalia, spotted handfish memilih habitat yang sesuai ketika musim kawin tiba. Karena rendahnya jangkauan pergerakannya, pertemuan antar spesies jarang sehingga mengurangi kemungkinan kawin. Hal tersebut bisa berdampak pada populasi karena rendahnya reproduksi. Tapi, beberapa spotted handfish terpaksa meningkatkan upayanya untuk mencari pasangan karena jangkauan pergerakannya tidak begitu luas.
Spotted handfish ternyata nampak berjalan melintasi dasar lautan karena bantuan siripnya, adaptasi yang unik! Sayangnya, mereka diklasifikasikan sebagai Critically Endangared oleh IUCN dan tren populasinya mengalami penurunan. Di tahun 1996, mereka adalah spesies ikan laut pertama yang diklasifikasikan sebagai Critically Endangared dan masih tidak berubah hingga laporan terakhir di tahun 2021. Agar bisa tetap melestarikan populasi spotted handfish, hal paling mendesak adalah mengatasi ancaman yang disebabkan oleh hadirnya spesies bintang laut baru di habitatnya.
Spesies itu adalah nothern pacific seastar yang tidak hanya memangsa telur spotted handfish tapi juga ikan sea squirts. Upaya untuk mengendalikan populasi bintang laut telah dilakukan sejak ditemukannya di sungai dan Muara Derwent di tahun 1980-an. Selain itu, populasinya semakin terancam karena rendahnya proses perkawinan di antara spotted handfish.