7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol 

Patut dicontoh untuk menangani pandemik modern

Mulai dari desa yang dingin di Alaska hingga kota besar di Eropa tidak luput dari flu Spanyol yang menjadi pandemik pada tahun 1918. Namun, ternyata terdapat sebuah wilayah kecil yang mampu selamat dari flu Spanyol tanpa adanya kasus kematian.

Tidak seperti negara-negara lain di dunia, Samoa Amerika berhasil melindungi seluruh masyarakatnya dari kematian tragis akibat flu Spanyol. Bagaimana bisa sebuah kepulauan terpencil berhasil selamat dari pandemik yang mematikan? Mari kita bahas dalam 7 fakta berikut ini.

1. Flu Spanyol menjadi pandemik

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol cdc.gov

Pada pertengahan tahun 1918, laporan berbagai kasus flu yang semula hanya terjadi di barak-barak militer secara cepat mulai merambah antar negara, bahkan antar benua. Kasus-kasus baru bermunculan hampir di setiap negara di dunia. 

Flu Spanyol menjadi pandemik dengan potensi kematian yang cukup tinggi. Seperti ditulis dalam laman Center for Disease Control and Prevention, sekitar 50 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat flu Spanyol. Ketika negara-negara Eropa yang sudah sangat maju teknologi dan peradabannya tetap dapat terjangkit flu Spanyol, maka nasib negara-negara kepulauan terpencil di Samudra Pasifik berada di ujung tanduk.

2. Samoa Amerika dihantui pandemik

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol history.navy.mil

Seperti ditulis dalam laman Britannica, Samoa Amerika merupakan sebuah wilayah kepulauan di Samudra Pasifik. Bangsa Eropa mulai berdatangan ke Samoa setelah pelaut Belanda berlabuh di sana pada 1722, disusul oleh Amerika Serikat pada 1878 yang membangun markas angkatan laut di Pelabuhan Pago Pago.

Pada tahun 1899 Jerman menguasai kepulauan Samoa Barat sedangkan Samoa Timur dikuasai oleh Amerika Serikat sehingga kemudian disebut dengan nama Samoa Amerika. Kekuasaan Jerman di Samoa Barat beralih ke Selandia Baru mulai dari tahun 1914.

Secara geografis, seharusnya Samoa Amerika beserta kepulauan di Pasifik sangat aman dari pandemik karena wilayah yang terisolasi dan jauh dari benua Eropa maupun Amerika. Namun, lalu lintas barang dan manusia yang semakin meningkat di Pasifik membuat kepulauan terpencil ini mulai dibayangi hantu flu Spanyol.

Baca Juga: 8 Tokoh Penting Dunia yang Pernah Terjangkit Pandemik Flu Spanyol 1918

3. John Martin Poyer memegang kendali

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol findagrave.com

Amerika Serikat menerapkan sistem gubernur sebagai pemimpin wilayah Samoa Amerika. John Martin Poyer ditunjuk oleh Amerika Serikat untuk menjadi Gubernur Angkatan Laut Samoa Amerika sejak 1 Maret 1915 hingga 10 Juni 1919.

Menjelang berakhirnya masa jabatan pada 1918, Poyer mendapat kabar bahwa flu Spanyol sedang menjadi pandemik yang mematikan, termasuk di berbagai wilayah Amerika Serikat. Kemampuan pemerintahan Poyer diuji dalam situasi ini, apakah ia dapat mencegah flu Spanyol untuk masuk ke Samoa Amerika.

4. Dilarang keluar dan masuk pulau Samoa Amerika

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol trove.nla.gov.au

Poyer memutuskan untuk mengambil keputusan yang kontroversial. Mengutip dari laman Vanity Fair, Poyer menetapkan karantina yang ketat terhadap Samoa Amerika. Tidak ada yang boleh meninggalkan maupun memasuki Samoa Amerika selama pandemik berlangsung.

Seperti ditulis dalam laman Tedium, Poyer juga meminta bantuan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menjadikan kapal-kapal angkatan laut sebagai lokasi karantina bagi siapa pun yang merasakan gejala flu Spanyol. Selain itu, angkatan laut juga memastikan bahwa tidak ada kapal asing yang berlabuh di Samoa Amerika. Kepulauan Samoa Amerika secara resmi ditutup.

Bagi kapal yang tetap ingin berlabuh, seperti ditulis dalam laman BBC, harus melakukan karantina terlebih dahulu selama 5 hari di lautan sebelum akhirnya berlabuh di Samoa Amerika guna menghindari adanya virus yang terbawa. Kebijakan ini terbukti melindungi sekitar lebih dari 8.000 jiwa penduduk di Samoa Amerika.

5. Kasus kematian nihil di Samoa Amerika

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol nzhistory.govt.nz

Tindakan sigap dan tepat dari Poyer untuk menutup Samoa Amerika ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Seperti ditulis dalam laman Tedium, Samoa Amerika berhasil melewati pandemik flu Spanyol tanpa kasus kematian sama sekali. Sebuah pencapaian yang sangat jarang pada masa itu ketika negara dengan teknologi lebih maju seperti Eropa tetap tumbang oleh flu Spanyol.

Status lockdown yang diterapkan Samoa Amerika tidak disukai oleh Samoa Barat yang pada saat itu dipimpin oleh Robert Logan sebagai pemimpin militer yang ditunjuk oleh Selandia Baru. Logan memutus komunikasi dengan Samoa Amerika setelah kesal karena Poyer menolak kapal pengantar surat untuk berlabuh di Samoa Amerika.

6. Samoa Barat bernasib tragis

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol ndhadeliver.natlib.govt.nz

Tidak seperti Samoa Amerika yang langsung menutup wilayahnya, Samoa Barat justru tetap membuka diri terhadap kapal-kapal asing yang ingin berlabuh. Seperti ditulis dalam laman New Zealand History, pada 7 November 1918, SS Talune, sebuah kapal kargo penumpang tetap diizinkan berlabuh di Samoa Barat setelah sebelumnya dikarantina di Fiji. Diketahui bahwa terdapat penumpang dengan gejala flu Spanyol di kapal tersebut.

Alhasil, Samoa Barat turut terkena pandemik dan menewaskan 22 persen penduduk Samoa Barat hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Samoa Amerika sempat menawarkan bantuan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat untuk melakukan karantina pada warga Samoa Barat yang terkena flu Spanyol. Namun, Logan menolak tawaran tersebut.

Tingginya angka kematian di Samoa Barat juga menyebabkan gejolak di masyarakat Samoa Barat yang menganggap bahwa pemerintahan Selandia Baru tidak becus dalam menangani flu Spanyol. Gerakan untuk memerdekakan diri dari Selandia Baru semakin meningkat di Samoa setelah pandemik 1918 berakhir.

7. Negara Pasifik lain juga tidak selamat dari flu Spanyol

7 Fakta Keberhasilan Samoa Amerika Selamat dari Pandemik Flu Spanyol newzeal.com

Tidak hanya Samoa Barat, negara kepulauan lain di Pasifik juga terdampak flu Spanyol. Namun, persentase kematian di Samoa Barat tetap yang tertinggi dibanding wilayah Pasifik lain.

Mengutip dari laman National Center for Biotechnology Information, persentase kematian penduduk akibat flu Spanyol di Pasifik beragam mulai dari 5,2 persen di Fiji, 4,2 persen hingga 8,4 persen di Tonga,  4,5 persen di Guam dan 10 persen di Tahiti. Data kematian tersebut menunjukkan pada kita bahwa penyebaran virus tetap dapat terjadi meskipun di lokasi yang paling jauh dari pusat penyebaran utama.

Secara keseluruhan, keberhasilan Samoa Amerika menangani pandemik flu Spanyol tanpa kasus kematian dapat menjadi pelajaran bagi dunia modern untuk menangani pandemik yang sedang berlangsung.

Selain itu, bisa juga menjadi semangat dengan mengingat bahwa Samoa Amerika yang terpencil dan memiliki kemampuan terbatas saja bisa mengatasi pandemik, begitupun kita yang saat ini sudah modern dan memiliki kemampuan medis yang lebih maju.

Satu hal yang penting dalam menangani pandemik adalah jaga pola hidup kita dan patuhi segala arahan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah setempat. Kita pasti bisa melewati masa-masa kritis saat pandemik. Tetaplah semangat!

Baca Juga: Flu Spanyol, Pandemik Serupa Virus Corona yang Menyerang 1 Abad Lalu

Farhan Alam Photo Verified Writer Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya