Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fenomena Air Laut Dua Warna di Pantai Baron
air laut dua warna Pantai Baron, Gunungkidul (dok. SAR Satlinmas Gunungkidul)

Intinya sih...

  • Fenomena air laut dua warna di Pantai Baron menarik perhatian wisatawan dan ramai diperbincangkan di media sosial.

  • Penyebab fenomena ini adalah luapan sungai bawah tanah yang dipicu hujan deras sehingga air sungai yang keruh bercampur dengan air laut jernih.

  • Air laut dan air tawar tidak bisa menyatu karena perbedaan densitas, kadar garam, serta adanya lapisan peralihan di mana kadar garam berubah drastis dalam kedalaman yang pendek.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air di bibir Pantai Baron, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, tiba-tiba berubah warna menjadi cokelat. Meski begitu, sebagian perairan lainnya tetap biru jernih. Pemandangan ini menciptakan efek dua warna yang menarik perhatian wisatawan dan ramai diperbincangkan di media sosial.

Namun, sebenarnya apa penyebab fenomena air laut dua warna di Pantai Baron? Fenomena ini terjadi akibat luapan sungai bawah tanah yang dipicu hujan deras sehingga air sungai yang keruh bercampur dengan air laut. Pertemuan dua jenis air ini menciptakan garis kontras yang terlihat jelas di permukaan. Untuk memahami bagaimana fenomena ini bisa terjadi, simak penjelasan lengkapnya berikut.

Penyebab fenomena air laut dua warna di Pantai Baron

Menurut keterangan Tim SAR Baron, fenomena air laut dua warna di Pantai Baron muncul karena sungai bawah tanah kawasan pantai meluap. Hujan deras yang mengguyur wilayah Gunungkidul akhir-akhir ini membuat debit air sungai bawah tanah meningkat drastis. Ketika volumenya terlalu tinggi, air sungai tersebut terdorong keluar dan bermuara ke lautan di Pantai Baron.

Aliran air dari sungai bawah tanah itu membawa sedimentasi, lumpur, dan material dari dalam tanah sehingga warnanya tampak keruh. Saat bertemu dengan air laut yang jernih, terbentuklah kontras warna mencolok.

Fenomena seperti ini seringkali terjadi saat musim hujan. Setiap kali curah hujan sangat tinggi, air sungai bawah tanah akan kembali meluap dan menciptakan perbedaan warna di wilayah pertemuan air tawar dan air laut tersebut.

Kenapa air laut dan air tawar tidak bisa menyatu?

ilustrasi air laut (pexels.com/Darina Çiço)

Air laut dan air tawar sering terlihat seperti tidak bisa menyatu karena perbedaan densitas dan kadar garam. Air tawar, seperti dari sungai, memiliki kandungan garam sangat rendah dan lebih ringan dibandingkan air laut yang padat dan asin. Akibatnya, saat bertemu di muara atau pantai, air tawar cenderung mengalir di atas air laut sehingga terlihat seperti ada garis pemisah di permukaan.

Selain perbedaan densitas, air sungai juga membawa sedimen, lumpur, dan partikel lain. Ketika bertemu air laut, ion garam di laut menempel pada partikel sedimen ini lalu membuatnya menggumpal dan tenggelam. Proses ini secara perlahan membersihkan air tawar dari sedimen dan memulai pencampuran dengan air laut.

Fenomena ini disebut haloklin, yaitu lapisan peralihan di mana kadar garam berubah drastis dalam kedalaman yang pendek. Di zona ini, air tawar secara bertahap bercampur dengan air laut hingga keduanya mencapai keseimbangan.

Fenomena air laut dua warna di Pantai Baron menghadirkan pemandangan langka. Apakah kamu pernah menyaksikan fenomena seperti ini secara langsung?

FAQ seputar fenomena air laut dua warna di Pantai Baron

Kenapa air laut di Pantai Baron bisa terlihat dua warna?

Karena air keruh dari sungai bawah tanah bertemu dengan air laut yang jernih, membentuk garis kontras di permukaan.

Kapan biasanya fenomena ini terjadi?

Fenomena ini biasanya muncul saat musim hujan, terutama setelah hujan deras mengguyur Gunungkidul.

Apakah fenomena ini berbahaya bagi pengunjung?

Tidak, fenomena ini aman untuk dilihat dari pantai dan hanya bersifat visual.

Mengapa air sungai tampak lebih keruh daripada air laut?

Air sungai membawa sedimen, lumpur, dan partikel dari daratan, sehingga warnanya lebih cokelat.

Referensi

"Fresh Water Meets Sea Water: Nature's Intriguing Phenomenon". Surfer Today. Diakses November 2025.

Editorial Team