Apakah Ubur-Ubur Berbahaya? Berikut Fakta Penjelasannya

Ubur-ubur kerap memikat perhatian karena bentuknya yang cantik transparan dan gerakannya lembut saat berada di air laut. Namun, di balik penampilannya yang tenang, hewan laut ini menyimpan tentakel penyengat yang bisa menimbulkan rasa nyeri, iritasi, bahkan reaksi serius pada manusia.
Lantas, apakah ubur-ubur berbahaya? Pertanyaan ini penting dipahami, mengingat sengatannya bisa tetap aktif bahkan setelah ubur-uburnya mati. Untuk mengetahui bahaya sebenarnya dari hewan laut ini, simak penjelasan lengkapnya berikut.
Apakah ubur-ubur berbahaya?
Beberapa jenis ubur-ubur memang berbahaya bagi manusia. Meskipun banyak spesies ubur-ubur yang hanya menimbulkan efek ringan seperti iritasi kulit atau rasa gatal, ada pula jenis tertentu yang bisa menyebabkan dampak serius, bahkan mengancam jiwa. Ubur-ubur memiliki tentakel yang dilengkapi dengan sel penyengat bernama nematocyst. Sel ini dapat menyuntikkan racun ke tubuh manusia saat bersentuhan.
Salah satu spesies paling berbahaya adalah ubur-ubur kotak atau box jellyfish. Racunnya bisa menyebabkan rasa sakit luar biasa, kerusakan pada kulit, hingga gagalan jantung dalam hitungan menit jika tidak segera ditangani. Selain itu, ada juga ubur-ubur api atau irukandji jellyfish yang terkenal karena memiliki sengatan sangat menyakitkan. Sengatannya juga bisa menimbulkan gejala serius seperti mual, muntah, sakit kepala hebat, nyeri otot, serta gangguan pernapasan.
Kenapa ubur-ubur bisa menyengat?
Ubur-ubur menyengat bukan karena ingin menyerang manusia, melainkan sebagai bentuk pertahanan diri. Pada sepanjang tentakelnya terdapat ribuan sel penyengat mikroskopis yang disebut nematosista. Setiap sel ini mengandung benang berduri seperti harpun kecil yang dilapisi racun. Jika tidak sengaja menyentuh tentakelnya, baik di laut maupun di pantai, pemicu kecil di permukaan bagian itu akan mengaktifkan sel-sel ini.
Begitu terpicu, benang tajam tersebut langsung menyembur keluar dan menancap ke kulit dalam hitungan sepersekian detik. Dari situlah racun dilepaskan dan masuk ke jaringan tubuh. Racunnya bisa menyebabkan reaksi ringan seperti rasa perih dan kemerahan, bahkan reaksi serius, tergantung jenis ubur-ubur dan luas area kontaknya.
Uniknya, sengatan ini tetap bisa terjadi bahkan saat tentakel ubur-ubur terlepas dari tubuhnya atau bahkan jika hewan ini sudah mati. Itulah sebabnya kamu harus waspada saat melihat ubur-ubur terdampar di pantai. Pasalnya, ubur-ubur masih bisa menyengat.
Cara mencegah sengatan ubur-ubur
Sengatan ubur-ubur bisa terjadi kapan saja saat kamu berada di laut bahkan ketika berjalan santai di tepi pantai. Supaya tetap aman, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan. Berikut tipsnya:
Gunakan pakaian pelindung saat berenang atau menyelam
Kenakan wetsuit atau stinger suit berbahan ringan yang dirancang khusus untuk melindungi kulit dari sengatan. Jangan lupa pakai alas kaki jika kamu berjalan di perairan dangkal, termasuk bibir pantai.
Cari tahu kondisi perairan sebelum masuk ke laut
Tanyakan kepada penjaga pantai, warga lokal, atau petugas setempat apakah ada ubur-ubur di sekitar area tersebut. Umumnya, beberapa pantai juga memasang bendera peringatan jika sedang ada ubur-ubur.
Hindari berenang saat musim ubur-ubur.
Jika populasi ubur-ubur sedang tinggi, sebaiknya tunda dulu main air demi keamanan. Hal ini penting karena risiko tersengat akan jauh lebih besar, bahkan meski kamu hanya berjalan di tepi pantai.
Jangan sentuh ubur-ubur mati di pantai.
Meski terlihat tidak berbahaya, tentakel ubur-ubur mati masih bisa menyengat dan mengeluarkan racun saat tersentuh. Hal ini terjadi karena sel penyengatnya tetap aktif, bahkan setelah ubur-uburnya mati.
Itulah penjelasan lengkap untuk menjawab pertanyaan apakah ubur-ubur berbahaya. Meski terlihat cantik, tetap waspada saat berenang di laut atau main ke pantai. Jangan sampai keindahan berubah jadi pengalaman menyakitkan hanya karena kurang hati-hati, ya.
Referensi
"How Do Jellyfish Sting?" Smithsonian National Museum of Natural History. Diakses Juli 2025.
"Jellyfish Stings". Mayo Clinic. Diakses Juli 2025.
"Jellyfish Sting". Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.