Mengapa Bumi Bagian Utara Punya Waktu Puasa yang Lama?

Faktor astronomi dan geografi juga pengaruhi durasi berpuasa

Puasa merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim yang dilakukan selama satu bulan penuh setiap tahunnya pada bulan Ramadan. Namun, bagi umat Muslim yang tinggal di wilayah bumi bagian utara, durasi puasa cenderung lebih lama dibandingkan dengan yang tinggal di wilayah bumi bagian selatan dan khatulistiwa. Seperti Norwegia yang memiliki durasi puasa selama musim panas bisa mencapai 20 jam.

Fenomena ini telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan para ilmuwan selama bertahun-tahun. Perbedaan durasi puasa antara belahan bumi utara, khatulistiwa, dan selatan merupakan fenomena alamiah yang terjadi karena sejumlah faktor astronomi dan geografis. Apa saja sih faktor-faktor tersebut? Untuk mengetahuinya mari simak pembahasan berikut!

1. Rotasi Bumi

Mengapa Bumi Bagian Utara Punya Waktu Puasa yang Lama?ilustrasi rotasi Bumi (pexels.com/pixabay)

Rotasi Bumi berpengaruh pada lamanya durasi berpuasa di belahan bumi bagian utara karena pergerakan Bumi mengelilingi matahari menyebabkan perubahan dalam panjang hari. Pada belahan Bumi bagian utara, selama musim panas, hari-hari menjadi lebih panjang, sedangkan selama musim dingin, hari-hari menjadi lebih pendek.

Dalam konteks berpuasa, perubahan ini dapat memengaruhi lamanya waktu puasa karena waktu puasa dimulai dari terbit fajar dan berakhir saat matahari terbenam. Namun, perubahan lamanya waktu puasa tidak selalu sama di seluruh belahan Bumi bagian utara, hal itu tergantung pada posisi geografis setiap tempat. 

2. Perbedaan kecepatan rotasi

Mengapa Bumi Bagian Utara Punya Waktu Puasa yang Lama?ilustrasi Bumi berotasi (pexels.com/t-keawkanok)

Bumi juga berputar pada kecepatan yang berbeda di setiap lintang bujur. Dilansir dari sciencing.com, Semakin dekat ke kutub, semakin lambat rotasi Bumi, yang berarti bahwa waktu siang dan malam lebih lama di kutub daripada di khatulistiwa. Kecepatan rotasi di khatulistiwa lebih cepat karena posisinya berada di tengah garis rotasi Bumi. Sedangkan kecepatan rotasi di Kutub Utara cenderung lebih lambat karena berada jauh dari pusat rotasi Bumi.

Dengan begitu, wilayah di belahan Bumi bagian utara yang berada di dekat garis kutub akan mengalami durasi puasa yang lebih lama dibandingkan dengan wilayah di belahan Bumi khatulistiwa dan selatan.

Baca Juga: Lagi Puasa di Belahan Bumi Utara? Ini 5 Tipsnya Agar Puasamu Lancar

3. Sumbu kemiringan Bumi

Mengapa Bumi Bagian Utara Punya Waktu Puasa yang Lama?ilustrasi globe (pexels.com/pixabay)

Sumbu kemiringan Bumi juga memainkan peran penting dalam menentukan durasi puasa di belahan Bumi utara. Pada saat titik ekuinoks (sekitar tanggal 21 Maret dan 22 September), Bumi miring 23,5 derajat relatif terhadap bidang ekliptika atau bidang orbitnya. 

Oleh karena itu, belahan Bumi utara akan mengalami kemiringan yang lebih besar dari matahari selama bulan puasa, dan akibatnya, durasi siang yang lebih lama dan durasi malam yang lebih pendek dibandingkan dengan belahan Bumi selatan.

4. Perbedaan garis lintang

Mengapa Bumi Bagian Utara Punya Waktu Puasa yang Lama?ilustrasi garis kutub (pexels.com/cottonbro)

Garis lintang juga dapat mempengaruhi durasi puasa. Semakin jauh dari khatulistiwa, semakin panjang durasi siang ataupun malamnya, karena sudut matahari terhadap permukaan Bumi berubah. Oleh karena itu, wilayah-wilayah di belahan bumi utara yang berada di dekat kutub akan mengalami durasi puasa yang lebih lama dibandingkan dengan wilayah-wilayah yang berada di garis lintang yang dekat dengan garis khatulistiwa.

Hal ini terjadi karena saat matahari berada di bawah ufuk, intensitas cahaya matahari yang diterima oleh suatu lokasi semakin rendah. Saat matahari berada di atas ufuk, intensitas cahaya matahari semakin tinggi. Di daerah yang lebih jauh dari garis khatulistiwa, matahari berada di bawah ufuk untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga durasi puasa menjadi lebih panjang.

5. Perubahan orbit Bumi

Mengapa Bumi Bagian Utara Punya Waktu Puasa yang Lama?Satelit di orbit (pexels.com/spacex)

Selain rotasi Bumi, orbit Bumi juga memainkan peran dalam menentukan durasi puasa di belahan Bumi bagian utara. Orbit Bumi bukanlah lingkaran sempurna tetapi sedikit elips, sehingga Bumi berada pada jarak yang berbeda dari matahari selama perjalanannya mengelilingi matahari. 

Dikutip dari syfy.com, saat Bumi berada lebih dekat dengan matahari (periode perihelion), durasi siang akan lebih panjang dan durasi malam akan lebih pendek. Sebaliknya, saat Bumi berada lebih jauh dari matahari (periode aphelion), durasi malam akan lebih lama dan durasi siang akan lebih pendek. Oleh karena itu, durasi puasa di belahan Bumi utara akan lebih lama selama periode aphelion dibandingkan dengan periode perihelion.

Walaupun durasi puasa lebih panjang di belahan Bumi bagian utara. Hal ini bukan menjadi masalah berarti bagi umat Muslim di sana, karena puasa dapat dipahami sebagai ibadah yang bersifat universal dan rohani.

Baca Juga: Belahan Bumi Utara Dilanda Gelombang Panas, Ilmuwan Beri Peringatan

Fitran Briliano Photo Verified Writer Fitran Briliano

Just a human

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya