Strategi Bertahan Hidup Ruminansia Kecil pada Suhu Panas Ekstrem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Efek perubahan iklim atau climate changes, seperti pemanasan global merupakan ancaman utama bagi kelangsungan dan keberlanjutan produksi ternak di berbagai belahan dunia, termasuk ruminansia, terkhususnya ruminansia kecil, yakni domba dan kambing. Ruminansia sendiri adalah kelompok mamalia yang berasal dari subordo Artiodactyla.
Baca Juga: 10 Hewan dengan Kemampuan Berburu yang Paling Brutal
1. Panas ekstrem menggagalkan produksi ternak
Stres panas adalah kondisi di mana hewan ternak memiliki lebih banyak panas daripada yang dapat mereka singkirkan sehingga menimbulkan lebih banyak stres. Stres panas akan mengganggu reproduksi, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas susu, serta kekebalan alami yang membuat hewan ternak lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Lalu, bagaiman ruminansia kecil ini merespons? Sanggupkah mereka bertahan dari dari stres panas?
2. Adaptasi hewan terhadap panas
Hewan memiliki mekanisme adaptasi yang terbagi menjadi 4 jenis yakni morfologi, tingkah laku, fisiologis dan genetik. Keempat mekanisme tersebut saling berkaitan dalam memberi respons terhadap perubahan suhu tubuh.
Suhu tubuh adalah ukuran toleransi panas yang baik pada hewan, karena ini merupakan hasil dari semua proses perolehan dan kehilangan panas dalam tubuh. Parameter yang menunjukkan mekanisme adaptasi fisiologis pada ruminansia kecil ada perubahan denyut jantung, laju pernapasan, suhu rektal, dan terengah-engah.
3. Efek fisiologis panas pada tubuh hewan
Editor’s picks
Ketika suhu tubuh meningkat, maka mereka akan mencari berbagai cara untuk menghilangkan panas. Cara yang mereka lakukan dapat melibatkan serangkaian adaptasi sistem, yakni sistem pernapasan, peredaran darah, ekskresi, endokrin, dan saraf. Koordinasi dari semua sistem akan bervariasi antara spesies, breed, dan individu dalam breed yang sama.
Baca Juga: 12 Fakta Menarik Marsupial, Hewan Berkantung yang Beragam
4. Morfologi ruminansia kecil berkontribusi pada proses adaptasi fisiologis
Rendahnya proporsi kontak permukaan pada ruminansia kecil berukuran besar, menyulitkan mereka untuk mengeluarkan panas yang berakibat pada peningkatan laju pernapasan dan suhu rektal.
Pigmen kulit yang cerah akan memantulkan radiasi matahari sehingga mengurangi retensi atau penyerapan panas, peningkatan suhu rektal, dan laju respirasi rendah. Kulit rambut yang tipis, rambut pendek, dan jumlah rambut yang lebih sedikit memfasilitasi penetrasi udara sehingga mendukung perpindahan panas lebih baik serta menurunkan laju respirasi dan suhu rektal.
5. Asupan pakan rendah
Pengurangan asupan pakan adalah adaptasi tingkah laku untuk mengurangi produksi panas di lingkungan, karena peningkatan panas yang dihasilkan dari pakan merupakan sumber utama panas pada ruminansia.
6. Genom mitokondria sebagai pemeran utama dalam adaptasi genetik
Adaptasi genetik merujuk pada sifat-sifat yang diwariskan dari karakteristik yang mendukung kelangsungan hidup populasi. Mitokondria menjadi pemeran penting sebagai fasilitator metabolisme energi. Sehingga, gen mitokondria adalah gen yang sangat terkait dalam kemampuan beradaptasi, karena organelnya mengandung genom tersendiri dengan kode genetik yang dimodifikasi.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.