Sivitas BRIN mengukur radioaktivitas di Reaktor Nuklir Kartini, Yogyakarta, DIY (Dok. BRIN/Yustantiana Azhar)
Selain panas bumi, nuklir juga jadi salah satu alternatif EBT dan Indonesia sudah sejak lama menyadarinya. Tertuang dalam Undang-undang Energi No. 30 Tahun 2007, nuklir adalah kelompok energi baru, dan pembangunan PLTN sudah diusahakan sejak 1970an.
“Dulu dinamakan science technology based, yaitu teknologi-teknologi yang dibangun untuk mempersiapkan pembangunan dan pengoperasian PLTN,” kata Pengembang Teknologi Nuklir Utama BRIN, Suparman.
Terletak di Tangerang Selatan, Kawasan Nuklir Serpong berperan sebagai kawasan pusat penelitian dan pengembangan, serta rancang bangun dan perekayasaan (litbangyasa) ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Tujuan utamanya adalah untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir, pembangunan, dan pengoperasian PLTN di Tanah Air.
Para periset Indonesia juga percaya diri telah menguasai teknologi nuklir, dari penambangan uranium, teknologi bahan bakar, teknologi reaktor, hingga pengelolaan limbah nuklir. Dari sisi persiapan tapak PLTN, studi kelayakan tapak di Jepara, Jawa Tengah, dan Bangka Belitung telah rampung.
Reaktor Nuklir Kartini, Yogyakarta, DIY (Dok. BRIN/Yustantiana Azhar)
Selain Jepara dan Bangka Belitung, studi tapak juga dilakukan di Bengkayang, Kalimantan Barat, atas permintaan pemerintah setempat. Studi tapak di Kalimantan Barat tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok studi:
- Kelayakan: keekonomian, pendanaan, dampak ekonomi, jaringan listrik, manajemen, persiapan SDM, dan tapak
- Penguasaan teknologi: teknologi PLTN reaktor air tekan (Pressurized Water Reactor)
- Kegiatan pendukung: sosialisasi, edukasi, pemetaan stakeholder, riset penerimaan masyarakat
Oleh karena itu, perlu komitmen pemerintah untuk menetapkan pembangunan PLTN sehingga riset dan penguasaan teknologi bersinergi dengan visi pemerintah menuju NZE. Salah satunya adalah dengan membentuk Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO), organisasi yang mengoordinasikan program PLTN.
Dari sektor SDM, berbagai institusi seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Politeknik Nuklir BRIN telah mencetak berbagai peneliti teknik nuklir yang tak kalah saing.
“Berbagai aspek kita sudah siap untuk membangun PLTN. Penguasaan teknologi kita sudah mampu, tinggal mempraktikkannya saja,” ucap Suparman.