Bagaimana Gletser Raksasa di Taman Nasional Los Glaciares Terbentuk?

Gletser raksasa di Taman Nasional Los Glaciares, Argentina, memang memukau dengan keindahannya yang menakjubkan. Namun, di balik pesona es yang menjulang tinggi ini, ada proses sains yang panjang. Gletser seperti Perito Moreno, salah satu paling terkenal di sini, terbentuk dari akumulasi salju selama ribuan tahun. Tekanan dari lapisan salju yang menumpuk membuat salju di bagian bawah berubah menjadi es padat. Seiring waktu, gletser pun bergerak perlahan layaknya sungai es yang mengukir lanskap di sekitarnya.
Fenomena ini tidak hanya dipengaruhi oleh suhu dingin ekstrem di kawasan pegunungan Andes, tapi juga oleh pola iklim, curah salju, dan gravitasi bumi. Proses ini terus berlanjut hingga sekarang, sehingga gletser di Los Glaciares tetap aktif, bahkan sering mengalami patahan es yang dramatis. Fenomena patahan es inilah yang menjadikan taman nasional ini begitu menarik untuk disaksikan langsung. Tidak heran jika Los Glaciares sering disebut sebagai surga tersembunyi bagi para pecinta alam dan ilmuwan yang ingin memahami keajaiban alam.
1.Salju yang menumpuk selama berabad-abad
Los Glaciares di Argentina terkenal dengan gletser-gletsernya yang spektakuler, hasil dari penumpukan salju selama berabad-abad. Proses ini dimulai dengan akumulasi salju di Pegunungan Andes, yang kemudian memadat menjadi es akibat tekanan dari lapisan-lapisan salju di atasnya. Seiring waktu, massa es ini membentuk gletser yang bergerak perlahan menuruni lereng pegunungan. Dilansir dari Nasa Earth Observatory, sebagian besar gletser berakhir di perairan, di mana bagian depannya kehilangan es akibat mencair dan proses calving (pemecahan es menjadi bongkahan es yang jatuh ke air).
Kemudian dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah mengidentifikasi perbedaan antara gletser yang calving di danau air tawar dan gletser yang berakhir dia air laut. Hal tersebut menjadi penting dalam mengetahui perbedaan alasan yang menyebabkan pencairan es. Shin Sugiyama peneliti asal Univerias Hokkaido, menunjukkan bahwa konsentrasi sedimen yang tinggi di danau air tawar dapat memengaruhi struktur termal air di dekat bagian depan es. Sugiyama juga menunjukkan bahwa di antara danau air tawar, terdapat perbedaan dalam interaksi antara es dan air.