Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi nyamuk (pixabay.com/MikuAalto)
ilustrasi nyamuk (pixabay.com/MikuAalto)

Intinya sih...

  • Sabun dengan aroma tertentu dapat menarik atau menjauhkan nyamuk
  • Pisang meningkatkan daya tarik nyamuk, sedangkan deodoran dan permetrin dapat mencegahnya
  • DEET efektif sebagai penolak nyamuk namun memiliki efek samping

Nyamuk, serangga kecil bersayap dari keluarga Culicidae ini memang sangat menyebalkan. Selain karena dengung suara yang bising dan gigitannya yang gatal, hewan ini juga menularkan berbagai penyakit berbahaya. Mulai dari demam berdarah, malaria, demam kuning, virus chikungunya, Zika, hingga West Nile.

Tenang, ada beberapa hal yang bisa menjauhkan nyamuk dari kita. Simak saran Maisie Vollans, kandidat PhD dari Oxford University yang mempelajari tentang ekologi nyamuk. Check this out!

1. Mengganti sabun yang digunakan

ilustrasi sabun (pixabay.com/angelicavaihel)

Percaya atau tidak, beberapa sabun bisa meningkatkan daya tarik nyamuk. Sementara, sabun yang lain bisa mengurangi daya tariknya.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal iScience pada Mei 2023 menemukan bahwa nyamuk lebih tertarik kepada manusia yang menggunakan sabun merek Dove dan Simple Truth. Di sisi lain, sabun dengan merek Native membuat nyamuk menjauh.

Selain itu, nyamuk juga membenci aroma tertentu, seperti lavender, peppermint, serai (lemongrass), rosemary, eucalyptus, cedarwood, basil, dan citronella, mengutip Homes & Gardens. Disarankan menggunakan sabun dengan aroma tersebut.

2. Mencuci tangan setelah makan pisang

ilustrasi pisang (pixabay.com/_Alicja_)

Pisang adalah buah yang disukai oleh banyak orang. Dilansir Healthline, mengonsumsi pisang setelah berolahraga bisa mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan. Yang mengejutkan, bukan hanya manusia yang menyukai pisang, tetapi juga nyamuk!

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Insects pada tahun 2018, dua nyamuk yang menularkan malaria (Anopheles stephensi dan Anopheles gambiae) menunjukkan peningkatan daya tarik pada tangan manusia satu jam setelah mereka mengonsumsi pisang.

Hal ini tidak terjadi pada manusia yang mengonsumsi buah lain, misalnya anggur. Jika tidak ingin dikerubungi nyamuk, jangan lupa mencuci tangan setelah makan pisang, ya!

3. Menggunakan deodoran

Deodoran adalah benda yang sering kita gunakan sejak pubertas. Produk perawatan kulit ini membantu menjaga ketiak agar tetap segar dan kering serta mengurangi bau yang menyengat.

Menurut riset yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports pada tahun 2016, senyawa isopropyl tetradecanoate dalam deodoran bisa mencegah nyamuk hinggap di permukaan kulit yang diolesi deodoran. Spesies nyamuk yang dilibatkan dalam riset ini adalah Anopheles coluzzii.

Namun, menurut Benjamin Chan, dokter di Penn Family Medicine Phoenixville, sebagian orang menunjukkan reaksi alergi terhadap deodoran atau antiperspiran. Ini disebabkan oleh bahan-bahan di dalamnya, seperti propilen glikol, minyak atsiri, paraben, vitamin E, dan lanolin.

4. Menyemprot insektisida ke pakaian

ilustrasi alat penyemprot (pixabay.com/Mimzy)

Jika tidak suka mengoleskan obat nyamuk ke kulit, semprotkan saja insektisida (misalnya permetrin) ke pakaian. Menurut Florida Department of Agriculture and Consumer Services, permetrin bisa membunuh berbagai hama seperti nyamuk, lalat, kecoak, kutu, dan caplak.

Menurut studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene pada tahun 2015, pakaian yang dicelupkan atau disemprot dengan permetrin akan terlindungi dari nyamuk. Cara ini telah digunakan oleh militer selama bertahun-tahun, terutama saat berkegiatan outdoor.

Berhati-hatilah saat menyemprot permetrin. Jangan sampai terhirup karena bisa mengiritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Selain itu, juga bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, kelelahan, mual, muntah, dan mengeluarkan air liur berlebihan (hipersalivasi).

5. Menggunakan DEET repellent

ilustrasi menyemprotkan repellent ke kulit (pixabay.com/mosquito1)

Repellent adalah bahan kimia dan non-kimia yang memiliki efek menjauhkan serangga. Sedangkan, DEET (N, N-Dietil-meta-toluamida) merupakan bahan aktif yang paling umum ditemukan dalam produk penolak serangga.

DEET bisa diaplikasikan ke kulit. Walau baunya tidak terlalu enak, tetapi mampu memberikan perlindungan terlama dari gigitan nyamuk, mengutip ScienceAlert.

Namun, DEET memiliki efek samping. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), DEET bisa menyebabkan ruam kulit, lecet, serta iritasi pada kulit dan selaput lendir. Selain itu, jangan gunakan DEET pada bayi di bawah usia dua bulan.

Nah, itulah beberapa cara yang bisa menjauhkan nyamuk dari kita. Kalau kamu, akan menggunakan cara yang mana?

Editorial Team