Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Jenis Nyamuk Paling Berbahaya di Dunia, Sebabkan Kematian!

ilustrasi nyamuk berbahaya di dunia (pexels.com/Erik Karits)

Orang cenderung akan sangat takut terhadap buaya, ular, atau hiu karena dapat mengancam keselamatan. Namun, banyak orang yang tak menyadari bahwa nyamuk yang sering dianggap remeh juga harus diwaspadai. Sebab, beberapa jenis nyamuk dapat menyebabkan kematian.

Salah satu penyakit yang ditularkan nyamuk kepada manusia adalah demam berdarah yang dapat berujung pada kematian. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dilaporkan bahwa adanya peningkatan kasus demam berdarah pada 2023 di 80 negara. Hal ini membuktikan bahwa nyamuk juga dapat membahayakan manusia. Yuk, pelajari enam jenis nyamuk paling berbahaya di dunia berikut ini.

1. Anopheles gambiae

ilustrasi nyamuk anopheles gambiae (pexels.com/Erik Karits)

Wilayah Sub-Sahara Afrika menjadi salah satu daerah dengan penyakit malaria tertinggi di dunia. Anopheles gambiae adalah jenis nyamuk yang menjadi vektor utama parasit malaria di daerah tersebut. Terlebih lagi, nyamuk ini memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa, sehingga dapat hidup berdampingan dengan manusia.

Spesies ini juga punya cara efisien dalam menyebarkan parasit Plasmodium, yaitu parasit malaria paling mematikan. Bahkan nyamuk ini telah mengembangkan resistansi terhadap berbagai insektisida dan mengubah kebiasaan makan untuk menghindari kelambu dan rumah yang disemprot insektisida.

2. Aedes aegypti

ilustrasi nyamuk aedes aegypti (pexels.com/Ignacio Vazquez)

Aedes aegypti adalah nyamuk yang sangat adaptif dan biasanya ditemukan di wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Nyamuk ini mudah dikenal karena memiliki tanda hitam dan putih pada kakinya. Virus arbovirus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD), chikungunya, Zika, dan demam kuning.

Aedes aegypti akan menggigit manusia di siang hari dan sangat suka berkembang biak di wadah buatan, seperti pot bunga, bak mandi, dan ban bekas. Di Indonesia sendiri kasus DBD akibat nyamuk Aedes aegypti merebak di beberapa wilayah dengan total kasus mencapai 53.131 pada tahun 2024. Bahkan 50 persen kasus tidak memiliki gejala menurut laporan Kementerian Kesehatan.

3. Aedes japonicus

ilustrasi nyamuk aedes japonicus (pexels.com/Egor Kamelev)

Aedes japonicus awalnya berasal dari Asia Timur, kini meluas ke Amerika Utara dan Eropa. Nyamuk ini dapat hidup di lingkungan bersuhu tinggi, pedesaan dan pinggiran kota serta menjadikan wadah kecil, lubang pohon, dan sumber air sebagai tempat berkembang biak.

Meskipun tidak menularkan virus penyebab malaria, tetapi mereka menyebarkan virus West Nile, ensefalitis Jepang, dan chikungunya. Pencegahan seperti menghilangkan air yang tergenang tidak efektif menyingkirkan spesies ini. Apalagi proses penyebarannya yang cepat berpotensi menyebarkan virus ke daerah baru.

4. Anopheles quadrimaculatus

ilustrasi nyamuk anopheles quadrimaculatus (pexels.com/Satheesh Cholakkal)

Nyamuk jenis ini menularkan parasit Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria. Anopheles quadrimaculatus lebih banyak ditemukan di Amerika Utara bagian timur dan tengah. Biasanya tempat dengan aliran air lambat, seperti sungai, kolam, dan rawa sangat disukai spesies ini.

Penularannya terjadi ketika nyamuk ini menggigit manusia, kemudian parasit akan terhirup dan menyebabkan penyakit. Oleh sebab itu, Anopheles quadrimaculatus menjadi salah satu jenis nyamuk berbahaya di dunia dan upaya pengendalian harus terus dilakukan. 

5. Culex pipiens

ilustrasi nyamuk culex pipiens (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Culex pipiens tersebar luas, khususnya di wilayah dengan iklim sedang. Mereka sangat adaktif dan sering berkembang biak di genangan air, tempat mandi burung, selokan, dan saluran air hujan. Spesies ini menjadi vektor utama virus West Nile dan ensefalitis St. Louis di Amerika Utara dan Eropa yang menyebabkan ribuan kasus penyakit setiap tahunnya.

Culex pipiens menyebarkan penyakit dengan cara menggigit burung yang terinfeksi, kemudian menghisap darah manusia dan masuk melalui darah. Beberapa cara dapat dilakukan untuk pencegahan, seperti pengelolaan air dan program penyemprotan insektisida. Selain itu, tanaman lavender dan hasil juga dapat mengusir nyamuk ini.

6. Culex tarsalis

ilustrasi nyamuk culex tarsalis (pexels.com/Ignacio Vazquez)

Culex tarsalis adalah spesies nyamuk yang dominan di Amerika Utara bagian barat, terutama di Meksiko utara dan Kanada selatan. Nyamuk ini dikenal sebagai vektor utama untuk virus Western Equine Encephalitis (WEE) dan St. Louis Encephalitis (SLE). Keduanya adalah penyakit zoonosis, yakni penyakit menular yang berpindah dari hewan ke manusia.

Culex tarsalis paling aktif pada beberapa jam setelah matahari terbenam dan siang hari. Ciri khasnya adalah berupa pita putih pada belalainya, serta pita putih pada sendi tarsalnya. Pengendalian Culex tarsalis berfokus pada manajemen habitat air dan program penanggulangan vektor.

Meskipun memiliki ukuran yang kecil, keberadaan nyamuk juga harus diwaspadai. Apalagi infeksi yang terjadi akibat gigitan nyamuk sering tidak bergejala atau hanya demam ringan. Untuk itu, jika terkena demam berdarah pastikan istirahat yang cukup dan minum air putih.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan dan pengendalian. Salah satunya dengan cara membuang limbah padat dengan benar dan mengosongkan atau membersihkan wadah penyimpanan air.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us