Jadi Penyintas Hebat, 5 Hewan Ini Bersifat Kanibal demi Bertahan Hidup

Laba-laba adalah spesies yang sudah menjadi penyintas hebat di alam liar sejak zaman purba. Menurut studi ilmiah yang pernah dilakukan oleh banyak ahli satwa, laba-laba sudah mulai mengalami evolusi sejak 400 juta tahun lalu. Meskipun tidak semua jenis laba-laba dapat selamat di alam, sebagian besarnya masih menjadi penyintas hingga kini.

Salah satu laba-laba yang menjadi penyintas hebat di ganasnya alam Australia adalah laba-laba perut merah. Sebuah jurnal sains yang diterbitkan dalam laman Phys menjelaskan bahwa perilaku kanibalisme dalam hubungan percintaan laba-laba perut merah merupakan perilaku kompleks dan sulit untuk dipahami.

Laba-laba perut merah betina akan memangsa pasangannya setelah mereka melakukan pembuahan. Namun, berbeda dengan jenis perilaku kanibal lainnya, laba-laba jantan mau dimangsa oleh laba-laba betina supaya mereka dapat menghasilkan keturunan dua kali lipat dari biasanya.

Ya, menurut penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan, laba-laba perut merah yang tidak melakukan "ritual" kanibalisme setelah hubungan seksual mereka, biasanya mereka hanya menghasilkan keturunan yang sangat sedikit. Nah, keturunan-keturunan mereka yang sangat sedikit tersebut tak akan bertahan lama di alam liar sehingga populasi mereka akan punah.

Kanibalisme telah menjadi cara yang menyelamatkan populasi mereka dari kepunahan. Dengan memangsa si jantan, laba-laba betina akan mendapatkan banyak nutrisi dan mungkin juga sel sperma yang membuat laba-laba betina dapat menghasilkan lebih banyak keturunan.

Katak puru atau cane toad adalah spesies katak besar yang juga bersifat kanibal jika berada di alam liar. Bukan hanya memangsa katak lain yang seukuran tubuhnya, katak puru juga gemar menyantap telur-telur mereka sendiri. Beberapa ilmuwan percaya bahwa perilaku aneh ini berkaitan dengan nutrisi pada telur katak yang akan membuat katak dewasa dapat menjalani hidup sampai musim yang akan datang.

Seperti ditulis dalam New Scientist, katak cane toad juga sangat tertarik dengan senyawa kimia yang dilepaskan oleh telur-telur katak pada saat berada di genangan air. Tidak diketahui dengan pasti kenapa katak cane toad dewasa sangat terobsesi dengan senyawa kimia tersebut.

Namun, kebanyakan ahli satwa menduga bahwa perilaku aneh dan menyeramkan tersebut terbentuk akibat adaptasi dalam populasi mereka di masa lalu. Kemungkinan, di masa purba, katak puru dan subspesies katak lainnya bersaing dalam sebuah habitat yang sangat ketat. Mereka tidak lagi menyantap serangga sebagai makanan utama. Lambat laun, mereka juga memasukkan sesama katak sebagai menu makanan mereka.

Laman sains How Stuff Works menulis bahwa hiu macan merupakan salah satu predator aktif yang juga berperilaku kanibal demi kelangsungan hidup mereka. Uniknya, kemampuan kanibal mereka sudah ada sejak mereka di dalam rahim induk mereka. Yup, perilaku kanibal ini terdengar menyeramkan dan tentu tak nyaman untuk disaksikan.

Untuk setiap kehamilan induk hiu macan, biasanya mereka bisa memiliki tujuh embrio di dalam rahim mereka. Sekadar informasi, induk hiu macan memiliki dua rahim yang berfungsi layaknya rahim spesies ovovivipar lainnya, yakni berkembang biak dengan cara bertelur dan melahirkan. Coba tebak, berapa anak hiu macan yang tersisa di akhir kehamilan sang induk? Hanya satu!

Di dalam rahim induk mereka, anak-anak hiu tersebut akan saling memangsa dan menyisakan hanya satu anak hiu sebagai penyintas. Jika dalam dunia manusia ada yang namanya istilah "makan teman", dalam dunia hiu macan ada istilah "makan saudara". Dalam kasus hiu macan, praktik memangsa saudara tersebut terjadi secara harfiah, nyata, brutal, dan menyeramkan.

Gambar di atas adalah tupai tanah berjenis prairie dog, yakni hewan pengerat yang bisa mengeluarkan suara gonggongan mirip anjing. Yup, mereka terlihat lucu, imut, jinak, dan suka berkumpul layaknya hewan sosial lainnya. Namun, jangan salah, tupai tanah prairie dog adalah spesies yang berperilaku kanibal terhadap sesamanya.

Menurut laman Conserve Nature, spesies tupai tanah ini memiliki kehidupan sosial yang cukup kompleks namun terkadang sulit untuk ditebak. Dalam beberapa kasus, mereka bisa bersifat kanibal dan membunuh anggota keluarganya yang lebih muda. Perilaku ini sepertinya tidak berhubungan dengan ketersediaan pasokan makanan, namun lebih kepada seleksi alam.

Induk tupai akan melihat dan menyeleksi anak-anaknya yang dinilai tidak akan selamat di alam liar. Bahkan, ada banyak dari mereka yang tidak merawat dan membesarkan anak-anaknya layaknya mamalia lain. Dalam sebuah sarang, cukup sering didapatkan bayi-bayi tupai tanah yang sudah dalam keadaan terbunuh oleh induknya sendiri.

Raja kobra atau king cobra merupakan salah satu spesies ular berbisa terbesar yang sangat mematikan. Dalam sekali gigitan, bisanya cukup kuat untuk membunuh manusia dewasa dalam hitungan jam. Nah, salah satu perilaku unik dari raja kobra adalah karakternya yang suka menyantap ular-ular lainnya.

Bryan Maritz, seorang ilmuwan satwa dari Universitas Western Cape, pernah melakukan studi dan penelitian mengenai perilaku kanibalisme pada raja kobra di Afrika. Hasilnya, hampir semua ular raja kobra akan memangsa sesama spesiesnya yang memiliki ukuran lebih kecil. Meskipun begitu, sering juga didapati raja kobra memangsa ular jenis lainnya.

Studi yang dipaparkan dalam laman Live Science tersebut juga menyatakan bahwa ular raja kobra termasuk rewel untuk urusan makanan. Mereka akan memilih dengan ketat apa saja yang akan menjadi santapannya. Bahkan, banyak spesies raja kobra yang hanya memilih satu spesies ular saja yang akan dijadikan santapan rutinnya.

Itulah lima spesies hewan yang terkenal dengan sifat kanibalnya. Ternyata, dalam dunia fauna tersebut, kanibalisme sudah menjadi hal yang wajib dilakukan untuk kelangsungan hidup mereka. Semoga dapat memperkaya pengetahuan kamu, ya!