Ganas! Ini 7 Hewan Purba yang Memangsa Dinosaurus

Deinosuchus adalah buaya prasejarah sepanjang 11 meter yang hidup di Amerika Utara di era Kapur akhir. Dilansir prehistoric-wildlife.com, fosil Deinosuchus menunjukkan bahwa hewan ini memiliki moncong menyerupai buaya modern dengan gigi kuat yang bisa meremukkan tulang. Gigi tajam ini dikombinasikan dengan gigitan yang kuat menunjukkan spesialisasi Deinosuchus dalam berburu hewan besar. 

Diperkirakan, Deinosuchus menyerang dinosaurus dari air saat mereka sedang minum. Setelah dinosaurus terperangkap di antara rahangnya, Deinosuchus kemudian akan menyeret dinosaurus ke dalam air dan menenggelamkannya sebelum memakannya.

Dijelaskan laman A-Z Animals, Repenomamus adalah mamalia terbesar di era Mesozoikum yang terdiri dari dua spesies, yaitu Repenomamus robustus dan Repenomamus giganticus. Dari fosil-fosil yang ditemukan, diperkirakan mamalia purba ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Repenomamus Robustus memiliki panjang sekitar 1 meter dan beratnya sekitar 3,6–6 kilogram (kg).
• Repenomamus Giganticus 50 persen lebih besar daripada Repenomamus Robustus dengan berat antara 11,8–14 kg.
• Memiliki rahang yang kuat dengan gigi tajam dan runcing di depan untuk menggigit daging, dan beberapa gigi kunyah.
• Memiliki beberapa kumis di wajahnya yang menyerupai kumis kucing modern.
• Menyerupai luak atau kucing besar.

Jika melihat struktur gigi Repenomamus, dapat dipastikan mamalia ini adalah karnivora. Namun, para ahli berbeda pendapat soal apa makanan Repenomamus. Sebagian meyakini mereka memakan dinosaurus kecil, sisanya percaya Repenomamus memakan serangga dan berbagai makhluk yang lebih kecil. 

Cretoxyrhina adalah salah satu hiu terbesar dan predator tangguh di laut pada era Kapur Akhir. Menurut laman National Geographic, penemuan fosil menunjukkan bahwa Cretoxyrhina memiliki gigi yang halus, melengkung, dan tumbuh hingga lebih dari 5 sentimeter (cm). Sementara itu, panjangnya mencapai 7 meter, mirip hiu putih besar modern.

Dengan mulut penuh gigi tajam, Cretoxyrhina mampu mengoyak mangsa dengan brutal, bahkan memotong tulang. Bukti menunjukkan Cretoxyrhina memakan Mosasaurus, Plesiosaurus, bahkan Xiphactinus.

Ular termasuk hewan yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu dan para ilmuwan telah menemukan banyak fosil ular dari berbagai zaman. Salah satu penemuan fosil yang membuat para ilmuwan takjub adalah Sanajeh indicus. Fosil ini ditemukan berada di sarang dinosaurus dengan posisi bergulung mengelilingi tiga telur dan tukik.

Mengutip National Geographic, fisik Sanajeh tidak terlalu mengerikan dengan panjang sekitar 3 meter dan setebal pohon muda. Namun, ular purba ini memiliki strategi makan yang unik, yaitu mencari sarang Titanosaurus dan melahap telur atau tukik.

Mosasaurus adalah kadal air besar yang hidup di era akhir Kapur. Dilansir Dinosaur Database, spesies terbesar Mosasaur dapat tumbuh hingga lebih dari 15 meter, memiliki tengkorak ramping yang dipenuhi gigi dan ekor yang panjang dan kuat. Mosasaurus juga tidak terkait dengan hewan modern mana pun.

Mosasaurus tinggal di dekat permukaan air, mereka juga perlu menghirup udara untuk hidup, seperti halnya paus. Mereka merupakan karnivora yang diperkirakan memakan ikan, Plesiosaurus, bahkan Mosasaurus lainnya.

Dinosaurus tidak harus selalu dikonsumsi dari luar, mereka juga bisa dimakan dari dalam. Diterangkan laman ThoughtCo, analisis baru-baru ini terhadap fosil kotoran dinosaurus pemakan daging menunjukkan bahwa usus theropoda ini penuh dengan nematoda, trematoda, dan, cacing pita sepanjang beberapa meter. 

Peneliti belum bisa memastikan apakah cacing pita raksasa membuat inangnya sakit atau melakukan semacam fungsi simbiosis. Yang jelas, parasit di dalam usus bisa merugikan dinosaurus. 

Didelphodon hidup di era Kapur akhir bersama dinosaurus terakhir dan menjadi nenek moyang opossum paling awal yang pernah diketahui. Dilansir ThoughtCo, Didelphodon tidak jauh berbeda dengan keturunan modernnya. Mereka juga menggali di bawah tanah pada siang hari dan berburu serangga, siput, dan mungkin tukik kura-kura prasejarah pada malam hari.

Didelphodon diperkirakan memiliki kecenderungan untuk memakan dinosaurus. Struktur tengkorak dan rahang menunjukkan bahwa Didelphodon memiliki gigitan terkuat dari mamalia Mesozoikum yang diketahui. Sangat logis jika dikatakan bahwa komponen makanan Didelphodon berupa vertebrata kecil, termasuk anak dinosaurus yang baru menetas.

Itulah beberapa hewan purba yang memangsa dinosaurus. Ternyata, ukuran tubuhnya yang besar dan posisinya sebagai predator puncak tidak lantas membuat dinosaurus ditakuti oleh semua hewan lain pada masanya. Bahkan, tak sedikit yang berani menghadapi hingga memangsa dinosaurus.