Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dugong (flickr.com/Fergus Kennedy)

Taman Nasional (TN) Bunaken merupakan wilayah konservasi laut yang terletak di Sulawesi Utara. Berdiri di tahun 1991, sekitar 97% kawasannya terdiri dari laut, sementara sisanya ialah daratan berupa pulau. Ada Pulau Bunaken, Pulau Naen, Pulau Siladen, Pulau Manado Tua, dan Pulau Mantehage yang masuk ke kawasan TN Bunaken.

Berada di area Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), TN Bunaken terkenal akan keindahan laut dan keanekaragaman jenis terumbu karang dan ikan. Gak heran kalau TN Bunaken jadi salah satu tempat favorit wisatawan untuk snorkeling dan diving. Gak cuma kaya akan ratusan spesies terumbu karang dan ikan, di kawasan ini juga terdapat banyak hewan lain yang unik dan sebagian sudah langka. 

Apakah kamu penasaran dengan hewan unik yang ada di Taman Nasional Bunaken? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

1. Dugong

dugong (Unsplash/ Kris Mikael-Krister)

Dugong (Dugong dugon) kerap terlihat di TN Bunaken, seperti di perairan Pulau Naen dan Mantehage. Mamalia yang punya sebutan 'sapi laut' ini memang menyenangi perairan dangkal dan hangat di kawasan Indo-Pasifik, termasuk di Bunaken. Dugong mudah dikenali dari bentuk fisiknya yang menyerupai manatee dan ukurannya yang besar. Panjangnya bisa mencapai 3 meter dengan berat lebih dari 300 kilogram.

Dugong merupakan hewan herbivora. Mereka mengosumsi lamun atau seagrass yang melimpah di TN Bunaken dengan cara mencabutnya dengan bibirnya. Diketahui dugong di Indonesia paling gemar tiga spesies lamun yaitu Halophila sp., Haludole sp. dan Syringodium isoetifolium.

Saat ini status konservasi dugong ialah rentan (vulnerable). Menurut IUCN populasi mamalia ini terancam akibat hilangnya padang lamun serta polusi di perairan sebagai dampak berbagai aktivitas pembangunan dan industri di kawasan pesisir. Hewan yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah no. 7 tahun 1999 ini juga ikut terancam oleh banyaknya sampah plastik di laut.

2. Penyu hijau

penyu hijau (commons.wikimedia.org/ Brocken Inaglory)

Penyu hijau ialah salah satu reptil yang bisa kamu temukan di perairan TN Bunaken. Hewan bernama ilmiah Chelonia mydas ini  punya cangkang berwarna hijau kecoklatan yang khas dengan panjang antara 90 hingga 150 centimeter.

Penyu hijau merupakan omnivora saat mereka juvenil dan remaja. Namun, ketika mencapai usia dewasa, penyu hijau menjadi herbivora sepenuhnya dengan memakan lamun dan alga di perairan dangkal.

Di TN Bunaken sendiri sebarannya cukup luas. Mereka kerap ditemukan di beberapa dive spot seperti di  Likuan I hingga III, Alung Banua, Bunaken Timur,  Mandolin serta Muka Kampung. Para penyelam yang diving di perairan Pulau Manado Tua dan Siladen juga dapat menjumpai penyu hijau yang menjadi penanda ekosistem laut yang sehat.

Sayangnya, saat ini penyu hijau berstatus terancam punah (endangered). Perburuan dan kerusakan habitat padang lamun serta kawasan pantai yang menjadi tempatnya bertelur menjadi masalah serius baginya.

3. Penyu sisik

penyu sisik (Unsplash/ Olga ga)

Selain penyu hijau, di TN Bunaken juga terdapat Eretmochelys imbricata atau lebih dikenal dengan nama penyu sisik. Reptil ini memiliki diet yang khas, yaitu spons laut. Selain itu, mereka juga diketahui memakan krustasea, bulu babi, atau alga. Paruhnya yang tajam membuatnya bisa mencari makan di celah kecil di terumbu karang.

Penyu ini punya warna dan motif karapas yang khas, yaitu mosaik kuning keemasan. Karena kecantikannya, tak jarang mereka diburu untuk dijadikan aksesori dan perhiasan. Akibat perburuan, perdagangan illegal, kerusakan habitat, serta jeratan sampah plastik dan jaring di lautan, penyu sisik kini berstatus kritis (critically endangered).

4. Tarsius

tarsius (commons.wikimedia.org/ Meldy Tamenge)

Hewan unik TN Bunaken gak cuma berhabitat di perairan saja. Di pulau-pulau yang ada di kawasan ini juga terdapat hewan darat yang khas, salah satunya ialah tarsius. Primata kecil ini merupakan endemik Sulawesi. Di TN Bunaken, kamu bisa menemukannya di Pulau Manado Tua.

Tarsius ialah primata terkecil. Panjang tubuhnya gak lebih dari 15 centimeter dengan bobot rata-rata kurang dari 100 gram. Mereka punya mata besar yang mampu beradaptasi dengan kondisi minim cahaya. Tarsius memang hewan nokturnal yang mulai aktif dari sore hingga pagi keesokan harinya.

Primata ini bersarang di pohon dan mampu melompat antarpohon hingga sejauh tiga meter. Mereka pandai berburu serangga dan vertebrata kecil, seperti kadal atau kelelawar, yang jadi diet utamanya.

5. Yaki

yaki (commons.wikimedia.org/ R. Rahasia)

Mamalia khas Sulawesi yang bisa kamu lihat di pulau-pulau di TN Bunaken ialah macaca nigra atau monyet hitam sulawesi. Primata yang kerap disebut yaki merupakan endemik Sulawesi Utara. Mereka berhabitat di hutan primer dan sekunder.

Yaki punya ciri khas bulu rambut yang hitam dengan jambul di bagian kepalanya. Ukurannya tergolong kecil bagi monyet makaka yaitu hanya sepanjang 40 hingga 50 centimeter saja. Beratnya rata-rata 9 kilogram bagi jantan dan 5 kilogram bagi betina. Ekor mereka sangat pendek, yakni cuma 0,2 milimeter saja. Hampir tidak terlihat!

Yaki hidup berkelompok besar yang beranggotakan antara 50 hingga 90 individu. Mereka lebih aktif di siang hari untuk menjelajah hutan dan mencari makan, berupa buah-buahan, tunas, dedaunan, dan juga invertebrata.

Sejak 16 tahun lalu, yaki dikategorikan sebagai hewan critically endangered menurut IUCN. Populasinya memang menurun drastis akibat perburuan dan juga berkurangnya habitat. 

6. Ketam kenari

ketam kenari atau ketam kelapa (commons.wikimedia.org/ Fearless Rich)

Di TN Bunaken ada kepiting terbesar di dunia! Ketam kelapa atau ketam kenari namanya. Hewan bernama latin Birgus latro ini memang tersebar di wilayah timur Indonesia, seperti Sulawesi Utara, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. 

Ketam kelapa dikenal akan kemampuannya memanjat pohon kelapa serta ukurannya yang besar. Bobotnya sekitar 4 kilogram dengan panjang tubuh 40 centimeter. Bila capitnya direntangkan bisa mencapai 2 meter lho!

Mereka termasuk hewan omnivora. Selain gemar mengonsumsi daging kelapa, ketam kelapa juga diketahui memakan daging hewan mati. Mereka juga mampu berburu tikus dan juga burung.

Di alam, ketam kenari kerap diburu untuk dikonsumsi manusia karena dagingnya dinilai lezat. Padahal hewan ini berstatus sebagai hewan dilindungi. Pertumbuhan mereka yang lambat juga membuat populasinya rentan mengalami kepunahan.

7. Cangak merah

cangak merah (commons.wikimedia.org/ Tisha Mukherjee)

Di TN Bunaken, kamu juga bisa menemukan berbagai burung laut. Salah satunya ialah cangak merah. Burung bernama ilmiah Ardea purpurea ini memiliki panjang tubuh sekitar 95 centimeter. Beratnya antara 0,5 sampai 1,35 kilogram. Untuk mengidentifikasinya, kamu bisa memperhatikan bulunya yang berwarna cokelat kemerahan. 

Cangak merah merupakan penghuni lahan basah seperti kawasan pesisir, mangrove, juga sawah. Dietnya terdiri dari ikan, krustasea, katak, dan reptil. Di TN Bunaken, mereka pernah terlihat di Pantai Negri, Pulau Manado Tua. Saat ini populasinya masih melimpah, namun ada tren penurunan akibat dari berkurangnya lahan basah yang jadi habitatnya.

TN Bunaken ternyata menyimpan keanekaragaman satwa yang tinggi. Gak cuma beragam jenis ikan saja yang ada di sini, tapi kamu juga bisa menemukan banyak hewan unik lainnya bila berwisata ke kawasan ini. Untuk mencapai pulau-pulau di Bunaken, kamu bisa naik kapal dari Kota Manado. Tertarik kunjungi Bunaken?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team