5 Hewan Endemik dari Madagaskar, Mayoritas Terancam Punah!

- Madagaskar, pusat keanekaragaman hayati unik
- Aye-aye, lemur malam terbesar di dunia yang terancam punah
- Lemur hitam, lemur berbulu hitam-putih, landak tenrec kecil, dan fossa sebagai hewan endemik Madagaskar yang unik dan terancam punah
Madagaskar merupakan pulau keempat terbesar di dunia yang terletak di lepas pantai timur Afrika, dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati paling unik di planet ini. Sebagai rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna yang tidak ditemukan di tempat lain, Madagaskar memiliki kekayaan alam yang luar biasa.
Di antara keanekaragaman tersebut, terdapat beberapa hewan endemik yang hanya bisa dijumpai di pulau ini. Sayangnya, sebagian besar dari mereka kini terancam punah akibat berbagai faktor seperti deforestasi, perburuan, dan perubahan iklim. Pada artikel ini kita akan membahas lima hewan endemik dari Madagaskar yang unik sekaligus berada di ambang kepunahan.
1. Aye-aye

Aye-aye (Daubentonia madagascariensis) adalah sejenis lemur yang memiliki jari-jari panjang dan hidup di hutan hujan Madagaskar. Primata ini adalah yang terbesar di dunia di antara hewan malam (nokturnal) dan memiliki penampilan yang sangat unik. Ketika pertama kali ditemukan, aye-aye dianggap sebagai sejenis tupai besar. Namun, pada pertengahan abad ke-19, hewan ini diakui sebagai bagian dari keluarga lemur, meskipun masuk dalam kelompoknya sendiri karena hubungan evolusionernya dengan lemur lain masih belum jelas hingga kini.
Sayangnya, hewan luar biasa ini menghadapi ancaman serius di sebagian besar habitat alaminya. Pada tahun 1980, aye-aye sempat dianggap hampir punah, sebagian besar karena mereka sering dibunuh oleh penduduk lokal yang percaya bahwa bertemu dengan aye-aye membawa kesialan.
2. Lemur hitam

Lemur hitam (Eulemur macaco) adalah salah satu spesies lemur dari famili Lemuridae yang hanya ditemukan di Madagaskar. Awalnya, spesies ini diduga memiliki dua subspesies, yaitu Eulemur macaco macaco dan Eulemur macaco flavifrons. Namun, pada tahun 2008, Mittermeier dan rekan-rekannya mengklasifikasikan kedua subspesies ini sebagai spesies terpisah: Eulemur macaco dan Eulemur flavifrons. Perbedaan paling mencolok di antara keduanya terletak pada warna mata; Eulemur flavifrons, lemur hitam bermata biru, memiliki mata berwarna biru, sedangkan Eulemur macaco, lemur hitam, memiliki mata berwarna cokelat atau oranye serta jumbai di telinganya.
Kedua spesies ini hidup di bagian barat laut Madagaskar. Lemur hitam ditemukan di hutan lembap wilayah Sambirano dan di beberapa pulau terdekat, sedangkan lemur hitam bermata biru hanya ditemukan di Semenanjung Sahamalaza dan hutan-hutan di sekitarnya. Ada laporan mengenai hibridisasi antara kedua spesies ini di daerah di mana wilayah jelajah mereka tumpang tindih, seperti di Cagar Alam Khusus Manongarivo.
3. Lemur berbulu hitam-putih

Lemur berbulu hitam-putih (Varecia variegata) adalah spesies lemur yang terancam punah, dan merupakan satu dari dua spesies yang hanya ditemukan di Madagaskar. Meskipun memiliki wilayah jelajah yang lebih luas dibandingkan dengan lemur berbulu merah, jumlah populasinya lebih sedikit dan tersebar, hidup dalam kepadatan populasi yang rendah, serta terisolasi secara reproduksi.
Selain itu, lemur berbulu hitam-putih memiliki cakupan perlindungan yang lebih sedikit di taman nasional besar dibandingkan dengan lemur berbulu merah. Sejak lemur berbulu merah diakui sebagai spesies pada tahun 2001, ada tiga subspesies lemur berbulu hitam-putih yang diidentifikasi.
Panjang tubuh mereka berkisar antara 100 hingga 120 cm dengan berat antara 3,1 hingga 4,1 kg. Lemur ini adalah hewan arboreal, menghabiskan sebagian besar waktunya di kanopi hutan hujan musiman di bagian timur Madagaskar. Mereka juga aktif di siang hari (diurnal). Dalam pergerakannya, mereka lebih sering berjalan dengan empat kaki, baik di pohon maupun di tanah, dan menggunakan perilaku suspensori saat makan.
4. Landak kecil tenrec

Landak kecil tenrec (Echinops telfairi) adalah spesies mamalia dari famili Tenrecidae dan merupakan satu-satunya anggota genus Echinops. Nama spesies ini diambil untuk menghormati Charles Telfair. Landak tenrec kecil memiliki tubuh mirip tikus tanah dengan moncong panjang yang berkumis. Punggung, sisi, dan ekornya ditutupi duri-duri tajam berwarna cokelat tua hingga hitam dengan ujung putih, sedangkan bagian bawah tubuhnya lebih terang dan tidak memiliki duri. Spesies ini asli Madagaskar bagian selatan dan barat daya, hidup di habitat seperti hutan kering tropis atau subtropis, sabana kering, semak-semak, dan padang rumput dataran rendah yang kering.
Hewan ini umumnya soliter, kecuali selama masa kawin atau saat merawat anak-anaknya. Di alam liar, landak tenrec kecil aktif di malam hari (nokturnal), namun di penangkaran mereka dapat aktif baik siang maupun malam. Berbeda dengan landak pada umumnya, tenrec adalah pemanjat yang terampil, menggunakan jari-jarinya yang panjang untuk mencengkeram cabang-cabang pohon. Selama musim panas yang terik di Madagaskar, ketika sumber air dan makanan terbatas, spesies ini dapat mengalami aestivasi, semacam hibernasi sementara.
5. Fossa

Fossa (Cryptoprocta ferox) adalah hewan karnivora unik dari Madagaskar yang memiliki penampilan mirip puma dengan karakteristik yang menyerupai anjing dan kucing. Fossa merupakan predator mamalia terbesar di pulau tersebut, terutama memangsa lemur, yang mereka kejar dengan kecepatan dan kelincahan luar biasa melalui pepohonan.
Hewan ini dikenal karena kekuatannya, penampilannya yang mencolok, dan ritual kawinnya yang sangat unik. Sayangnya, populasi fossa terus menurun akibat hilangnya habitat dan fragmentasi hutan. Cagar alam yang ada saat ini tidak cukup luas untuk mendukung populasi fossa yang sehat, sehingga diperlukan tindakan mendesak untuk melindungi masa depan spesies ini.
Keberadaan hewan-hewan endemik di Madagaskar adalah harta yang tidak ternilai bagi keanekaragaman hayati dunia. Namun, ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka terus meningkat seiring dengan kerusakan habitat dan eksploitasi lingkungan yang semakin parah. Upaya konservasi, baik di tingkat lokal maupun internasional, sangat penting untuk memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menyaksikan keindahan alam Madagaskar dan hewan-hewan yang hanya ada di sana.