Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Xylosandrus germanus, salah satu spesies kumbang ambrosia yang ada di Eropa (commons.wikimedia.org/Katja Schulz)
potret Xylosandrus germanus, salah satu spesies kumbang ambrosia yang ada di Eropa (commons.wikimedia.org/Katja Schulz)

Intinya sih...

  • Semut pemotong daun adalah keluarga semut yang pertama kali melakukan praktik bertani.
  • Pocket gopher, mamalia pengerat dari Amerika Utara, juga melakukan aktivitas bertani dengan membawa biji atau akar tanaman ke dalam sarang mereka untuk ditanam kembali.
  • Rayap dan kumbang ambrosia juga melakukan praktik bertani dengan cara menumbuhkan jamur sebagai sumber makanan koloni mereka di dalam lubang atau terowongan yang mereka bangun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sekitar 10 ribu tahun lalu, manusia mulai mengembangkan keterampilan tambahan selain berburu untuk memperoleh makanan, yakni bertani. Berkat belajar bertani, masalah kesulitan memberi makan untuk manusia dalam jumlah besar untuk sepanjang tahun dapat teratasi. Saking pentingnya sektor pertanian yang diiringi dengan teknologi terkini, manusia bisa mencapai populasi sebesar sekarang.

Nah, sekarang coba bayangkan, bagaimana jika hewan melakukan aktivitas bertani layaknya manusia? Pastinya aneh banget, kan? Meski sukar dipercaya, sebenarnya ada, lho, beberapa hewan yang diketahui "menumbuhkan" makanan sendiri sehingga bisa mereka konsumsi nantinya ketika sumber pangan tersebut sudah matang. Penasaran siapa saja hewan tersebut? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!

1. Semut pemotong daun

Sepasang semut pemotong daun pekerja bekerja sama membawa daun menuju sarang mereka. (commons.wikimedia.org/ Charles J Sharp)

Semut pemotong daun merupakan keluarga semut yang terdiri atas 47 spesies berbeda yang terbagi dalam genus Atta dan Acromyrmex yang berasal dari wilayah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Si mungil yang hidup dalam koloni besar ini ternyata sudah lebih dulu melakukan praktik bertani dibanding dengan manusia. Cara mereka bertani erat kaitannya dengan kebiasaan semut ini untuk memotong dan membawa daun ke sarang mereka.

Dilansir Listverse, semut pemotong daun yang bertugas sebagai pekerja akan menyisir hutan demi memperoleh daun dalam berbagai jenis. Namun, daun tersebut bukan untuk mereka konsumsi, melainkan untuk dikumpulkan ke satu tempat khusus sebagai "lahan bertani". Di tempat bertani itu, daun yang semut pemotong daun kumpulkan akan dibiarkan hingga ditumbuhi jamur. Nah, jamur yang tumbuh di atas daun itulah yang jadi hasil panen bagi semut pemotong daun untuk selanjutnya mereka konsumsi.

Uniknya, seperti manusia, semut pemotong daun juga akan menjaga ketat area pertanian mereka. Akan ada beberapa semut yang bergantian menjaga daun tersebut dari serangan hama. Selain itu, anggota koloni semut yang lain akan melepaskan semacam kelenjar antimikrob ketika jamur sudah tumbuh di atas daun yang mereka kumpulkan.

2. Pocket gopher

Pocket gopher jadi satu-satunya mamalia selain manusia yang diketahui bisa bertani. (commons.wikimedia.org/Enwebb)

Ternyata ada satu mamalia lain yang bertani selain manusia bernama pocket gopher (Geomys pinetis). Mamalia yang masih masuk dalam keluarga pengerat ini ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Tengah. Mereka umumnya hidup di sekitaran padang rumput. Di sana, pocket gopher akan menggali sistem lubang yang kompleks sebagai sarang mereka dengan kedalaman mencapai 127 cm.

Guna mengganti energi yang dipakai ketika beraktivitas tiap harinya, pocket gopher harus mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Uniknya, mereka mampu mengatasi hal ini dengan cara "bertani". Dilansir National Geographicpocket gopher akan membawa biji, akar, atau material tanaman lain di kantung pipi mereka untuk ditanam lagi di dalam sarang mereka. Menariknya, sistem lubang di sarang mereka yang kompleks itu ternyata mampu membuat lingkungan yang lembap sekaligus menyuburkan tanah sehingga tanaman dapat berkembang dengan baik.

Tak sampai di situ, pengerat yang satu ini juga mampu memberi pupuk alami bagi biji-bijian yang mereka tanam berupa feses dan air seni yang mereka keluarkan di sepanjang terowongan dalam lubang. Untuk urusan memperoleh air di dalam lokasi "bertani" mereka, pocket gopher akan membuat aliran kecil dari sumber air terdekat sehingga dapat mengaliri tanah di dalam sarang mereka. Berkat kebiasaan bertani dari pengerat ini, diketahui kalau sekitar 21—62 persen kebutuhan kalori harian dari pocker gopher dapat dipenuhi dari tanaman yang mereka tanam sendiri, lho.

3. Rayap

koloni rayap di dalam sarang mereka (commons.wikimedia.org/Nikhil More)

Bagi sebagian besar orang, rayap (infraordo Isoptera) mungkin jadi hewan yang dapat mengganggu karena kehadiran koloni mereka di pemukiman manusia lebih banyak merugikan. Namun, di alam liar, sebenarnya hewan kecil yang satu ini punya deretan fakta yang menakjubkan. Salah satu hal yang menarik dari rayap ialah kemampuan mereka untuk "bertani" demi memenuhi kebutuhan pangan koloni mereka.

Sama seperti semut pemotong daun, tujuan bertani bagi rayap ialah demi memperoleh jamur yang jadi makanan mereka. Dilansir Tree Hugger, gundukan raksasa yang biasa rayap bangun ternyata memiliki struktur kompleks dengan pos-pos yang diperuntukkan pada fungsi tertentu, termasuk untuk lahan bertani. Di bagian khusus bertani ini, suhu ruangan dapat diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan kondisi yang sempurna bagi jamur untuk tumbuh di dalamnya.

Adapun, media yang digunakan rayap sebagai tempat tumbuhnya jamur ialah material-material tanaman yang mereka kunyah terlebih dahulu dan dimuntahkan di ruangan khusus bertani tersebut. Setelah jamur tumbuh pada ukuran yang rayap minati, mereka akan memanen jamur tersebut untuk kemudian dikonsumsi. Menariknya, praktik bertani yang dilakukan rayap ini setidaknya sudah dimulai sejak 25 juta tahun lalu yang dibuktikan dengan keberadaan fosil sarang rayap dengan usia yang sama.

4. Kumbang ambrosia

Sosok kumbang ambrosia ternyata menjadi parasit bagi pohon yang mereka jadikan inang. (commons.wikimedia.org/S. Rae)

Masih dari hewan kecil, kali ini ada spesies kumbang, yang bisa dibilang cukup merugikan lingkungan sekitar mereka, bernama kumbang ambrosia (subfamili Scolytinae dan Platypodinae). Kumbang yang satu ini hidup di kawasan tropis Asia, tetapi mulai diperkenalkan juga di Afrika, seluruh Benua Amerika, pulau-pulau di Samudera Pasifik, dan Eropa. Nama dari kumbang ini, yaitu ambrosia, berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti "makanan dari dewa". Nah, nama ini ada kaitannya dengan cara kumbang ambrosia memperoleh makanan.

Dilansir Litverse, kumbang ambrosia akan membuat lubang di pohon tertentu hingga membentuk terowongan yang cukup kompleks. Bagian dalam lubang pohon itu akan dijadikan tempat untuk meletakkan larva mereka dan menyimpan jamur sebagai makanan. Dari mana mereka memperoleh jamur itu? Jawabannya lewat bertani! Lubang yang mereka buat ternyata mampu menjadi media yang sempurna bagi jamur untuk tumbuh. Sebab, jamur yang tumbuh sebenarnya akan mengurai pohon yang perlahan mati jika sudah dihinggapi kumbang ambrosia.

Jamur yang sudah "siap panen" akan dipangkas oleh kumbang ambrosia dewasa dan segera dikonsumsi atau diberikan pada larva mereka. Ketika pohon yang jadi inang mereka mati, kumbang ambrosia akan membawa jamur yang tersisa lewat organ khusus bernama mycangia. Sayangnya, cara "bertani" yang dilakukan kumbang ambrosia ini cenderung destruktif bagi pohon yang jadi inang sehingga tak jarang kalau kumbang yang satu ini disebut sebagai hama untuk tanaman.

5. Ikan damsel

potret salah satu spesies ikan damsel, yakni Stegastes nigricans (commons.wikimedia.org/Philippe Bourjon)

Bukan hanya hewan yang tinggal di daratan yang bisa melakukan praktik bertani. Di dalam lautan, ternyata ada satu spesies ikan yang mampu melakukan hal serupa yang memiliki nama ikan damsel (famili Pomacentridae). Ikan yang satu ini tersebar di seluruh lautan dunia, selama masih berada di kawasan tropis, subtropis, dan temperate. Makanan favorit dari ikan damsel adalah alga dan mereka mampu mengembangkan sumber makanan tersebut dengan cukup baik.

Dilansir Tree Hugger, ikan damsel hanya akan mengembangkan alga yang cepat tumbuh dan tidak terlalu mengandung serat. Mula-mula, ikan ini akan memetakan wilayah tertentu sebagai zona bertani alga mereka. Kemudian, ikan damsel akan mempersilakan beberapa krustasea kecil bernama mysid shrimp untuk masuk dan membantu pertumbuhan alga yang mereka jaga. 

Ketika sedang menjaga "ladang" milik mereka, ikan damsel cenderung menjadi sangat agresif pada apa pun yang ada di sekitar mereka. Ikan ini dapat menyerang makhluk apa pun yang mencoba mendekat, bahkan jika itu adalah manusia yang sedang menyelam di sekitar wilayah mereka. Menariknya, "ladang" bertani milik ikan damsel yang dihuni oleh banyak mysid shrimp cenderung menghasilkan alga berkualitas tinggi ketimbang alga liar yang tumbuh di luar wilayah ikan damsel, lho.

Meski kegiatan "bertani" yang dilakukan hewan-hewan di atas agak berbeda atau tidak memenuhi kriteria dari makna bertani bagi manusia secara keseluruhan, sebenarnya perilaku mereka sudah menjadi bukti kalau bukan kita saja yang mampu menciptakan sendiri sumber makanan yang berkelanjutan. Hebatnya lagi, mereka bisa bertani secara efisien sekalipun secara ukuran tergolong sangat kecil. Dari kelima hewan di atas, kira-kira mana yang punya cara bertani paling menarik perhatianmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎