Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hujan Meteor Terbesar di 2023, Ada yang Masih Berlangsung!

ilustrasi hujan meteor (pixabay.com/DivineLeaders)

Hujan meteor adalah salah satu fenomena langit yang kerap dinantikan oleh para pengamat atau pencinta astronomi. Di sepanjang tahun 2023, hujan meteor tercatat terjadi setiap bulannya, mulai dari Januari sampai dengan Desember. Akan tetapi, karena situasi dan kondisi cuaca yang tak selalu mendukung, hanya beberapa hujan meteor yang bisa disaksikan secara sempurna di langit.

Beberapa faktor yang memengaruhi visibilitas hujan meteor di antaranya cuaca, polusi cahaya, dan lokasi pengamatan. Semakin redup lokasi pengamatan di tengah cuaca yang cerah, maka semakin tinggi visibilitas hujan meteor dalam pengamatan. Nah, untuk mengingat kembali, berikut ini beberapa hujan meteor terbesar di tahun 2023 yang teramati di Indonesia. Check it out!

1. Geminid

ilustrasi hujan meteor Geminid (dok. NASA/Krystofer Kim)

Di posisi pertama ada Geminid, hujan meteor yang paling dinantikan oleh para astronomer. Puncaknya baru saja terjadi, yaitu pada 14—15 Desember 2023 dan masih akan berlangsung hingga tanggal 24 Desember mendatang. Geminid dikategorikan sebagai hujan meteor tahunan paling spesial lantaran berbeda dari kebanyakan hujan meteor lainnya.

Mengutip dari Earth Sky, kebanyakan hujan meteor biasanya berasal dari serpihan komet yang tertinggal di luar angkasa. Namun, Geminid berbeda, hujan meteor satu ini berasal dari puing-puing asteroid bernama 3200 Phaethon. Selain itu, Geminid jadi hujan meteor paling spesial di tahun 2023 lantaran intensitasnya bisa mencapai 120 hingga 140 meteor per jam pada momen puncak.

2. Perseid

ilustrasi hujan meteor Perseid (dok. NASA/JPL)

Berdasarkan grafik yang dibuat oleh NASA Meteorid Environment Office dalam rentang waktu 2009—2021, Perseid menduduki posisi pertama sebagai hujan meteor yang paling terang di langit malam. Pada tahun 2023, Perseid mencapai puncaknya pada tanggal 13 Agustus 2023. Hujan meteor ini mulai aktif pada 17 Juli hingga 24 Agustus setiap tahunnya.

Dilansir Time and Dates, Perseid berasal dari serpihan-serpihan komet Swift-Tuttle yang tertinggal di angkasa. Saat puncaknya terjadi, pengamat bisa menikmati pesona 60 hingga 100 Perseid per jamnya. Sebagai informasi, nama Perseid diambil dari rasi bintang Perseus. Pasalnya, titik muncul hujan meteor ini berada di konstelasi Perseus.

3. Eta Aquarid

ilustrasi hujan meteor Eta Aquarid (unsplash.com/Vincentiu Solomon)

Eta Aquarid merupakan hujan meteor yang berasal dari serpihan debu komet Halley. Pada tahun 2023, fenomena astronomi ini mencapai puncaknya pada 6 Mei. Mengutip dari UK Meteor Network, ketika memasuki fase puncak, Eta Aquarid dapat memproduksi hingga 50 meteor per jamnya.

Waktu terbaik untuk melihat hujan meteor ini yakni tengah malam atau sebelum fajar. Eta Aquarid akan muncul dari arah cakrawala barat atau konstelasi Aquarius. Sebagai informasi, nama "Eta Aquarid" terinspirasi dari bintang paling terang di konstelasi Aquarius, yakni Eta Aquarii.

4. Orionid

ilustrasi hujan meteor Orionid (unsplash.com/Averie Woodard)

Orionid adalah hujan meteor yang aktif pada akhir bulan September hingga November. Pada 2023, hujan meteor ini mencapai puncaknya di tanggal 20—21 Oktober. Dilansir Space, Orionid memproduksi 20 hingga 30 meteor per jamnya ketika berada fase puncak. 

Sebelumnya, dilaporkan bahwa Orionid bisa memproduksi hingga 80 meteor per jam saat mencapai puncaknya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, intensitas hujan meteor yang berasal dari serpihan komet Halley ini menurun drastis.

5. Lyrid

ilustrasi hujan meteor Lyrid (unsplash.com/Austin Human)

Berasal dari puing-puing komet Thatcher, Lyrid merupakan hujan meteor dengan intensitas yang sedang. Tak seperti keempat hujan meteor yang telah disebutkan sebelumnya, Lyrid hanya mampu meproduksi paling banyak 18 meteor per jam ketika mencapai puncaknya. Pada tahun 2023, fenomena astronomi ini berada di fase puncak pada 22—23 April.

Pengamat bisa menyaksikan hujan meteor tahunan ini dari arah konstelasi Herkules. Pastikan lokasi dan cuaca pada saat pengamatan sudah mendukung agar tingkat visibilitas Lyrid terlihat jelas. 

Sejatinya, hujan meteor dapat disaksikan dengan mata telanjang apabila cuaca dan lokasi pengamatan mendukung. Akan tetapi, jika ingin mengamatinya secara lebih jelas, tentu kamu membutuhkan alat bantu seperti teleskop. Bagaimana? Apakah kamu salah satu yang sempat menikmati keindahan hujan meteor di tahun 2023?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
Delvia Y Oktaviani
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us