Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Michael Faraday (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Intinya sih...

  • Michael Faraday, ilmuwan otodidak sukses dari latar belakang miskin, belajar sendiri konsep ilmiah dan menjadi asisten laboratorium.
  • Gregor Mendel, bapak genetika modern, gagal dalam ujian sertifikasi mengajar namun merumuskan hukum-hukum dasar genetika melalui eksperimen mandiri.
  • Humphry Davy, ilmuwan kimia tanpa gelar akademik resmi, berhasil dengan eksperimen pribadi dan penemuannya yang inovatif.

Ketika kita membayangkan seorang ilmuwan, gambaran yang terlintas sering kali adalah seseorang dengan gelar akademik tinggi, hasil dari bertahun-tahun studi di universitas ternama. Namun, sejarah mencatat bahwa tidak semua ilmuwan besar datang dari jalur pendidikan formal. Justru, beberapa di antaranya muncul dari latar belakang yang tak biasa.

Pada ulasan ini, terdapat lima ilmuwan dunia yang berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sains meskipun tidak menyelesaikan pendidikan formal mereka. Kisah mereka adalah bukti bahwa rasa ingin tahu, ketekunan, dan pembelajaran mandiri bisa membawa seseorang ke puncak pencapaian ilmiah. Siapa saja mereka? Mari kita simak bersama.

1. Michael Faraday

Michael Faraday (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Michael Faraday adalah contoh paling ikonik dari seorang ilmuwan otodidak yang berhasil menembus batas konvensi pendidikan. Lahir pada tahun 1791 dari keluarga miskin di Inggris, Faraday hanya mendapatkan pendidikan dasar di sekolah minggu gereja setempat, terbatas pada membaca, menulis, dan berhitung.

Pada usia 14 tahun, ia magang sebagai penjilid buku, dan di sanalah kecintaannya pada sains tumbuh. Ia belajar sendiri konsep ilmiah dan menghadiri empat kuliah yang diberikan oleh Sir Humphry Davy, yang kemudian menjadi titik balik hidupnya. Davy terkesan dengan semangat belajar Faraday dan akhirnya memberinya posisi sebagai asisten laboratorium pada tahun 1813.

2. Gregor Mendel

Gregor Mendel (commons.wikimedia.org/Jaroslav A. Polák)

Gregor Mendel dikenal sebagai bapak genetika modern, namun perjalanan akademiknya penuh dengan tantangan. Ia sempat belajar di Institut Filsafat Universitas Olomouc dan kemudian di Universitas Wina, di mana ia mempelajari fisika, matematika, dan botani.

Meskipun memiliki dasar akademik yang kuat, Mendel gagal berulang kali dalam ujian lisan sertifikasi mengajar yang diperlukan untuk menjadi guru sekolah menengah bersertifikat. Hal ini menghambat karier profesionalnya dalam pendidikan formal, meskipun bakat ilmiahnya tidak terbantahkan.

Ia kemudian lebih banyak belajar mandiri dan melakukan eksperimen di kebun biara tempat ia tinggal. Di sanalah ia merumuskan hukum-hukum dasar genetika berdasarkan eksperimennya dengan tanaman kacang polong. Meski tidak menyelesaikan jalur akademik secara sempurna, kontribusinya tetap mendefinisikan dasar dari genetika modern.

3. Humphry Davy

Humphry Davy (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Humphry Davy membuktikan bahwa pendidikan formal bukanlah satu-satunya jalan untuk menjadi ilmuwan besar. Ia belajar di Truro Grammar School dan kemudian menjadi murid magang apoteker, namun tidak pernah menyelesaikan pendidikan di universitas. Davy memilih jalur belajar mandiri dan mengembangkan minatnya dalam ilmu kimia melalui eksperimen pribadi.

Keahliannya yang terus diasah membawanya bekerja di Pneumatic Institution milik Thomas Beddoes, tempat ia melakukan eksperimen mengenai gas. Tanpa gelar akademik resmi, Davy tetap mendapat pengakuan berkat penemuannya, seperti isolasi beberapa unsur kimia dan karya inovatif dalam elektrokimia. Ia juga dikenal sebagai mentor bagi Michael Faraday.

4. James Croll

James Croll (edinburghgeolsoc)

James Croll merupakan ilmuwan Skotlandia yang kisahnya sangat inspiratif, terutama bagi siapa saja yang merasa terhambat oleh latar belakang pendidikan. Lahir pada tahun 1821 dari keluarga petani sederhana, ia harus berhenti sekolah pada usia 13 tahun untuk bekerja dan membantu keluarga.

Meski demikian, rasa ingin tahunya tidak pernah padam, dan ia terus belajar secara otodidak melalui buku-buku yang ditemukannya. Pekerjaannya sebagai petugas kebersihan di Anderson’s Institution (sekarang Universitas Strathclyde) memberinya akses ke perpustakaan kampus, yang ia manfaatkan untuk mendalami berbagai ilmu. 

Penelitiannya tentang iklim dan zaman es mendapatkan perhatian dari tokoh besar seperti Charles Darwin dan Charles Lyell. Walaupun tidak memiliki pendidikan formal, kontribusinya diakui dengan penghargaan seperti gelar doktor kehormatan dan keanggotaan dalam Royal Society.

5. Benjamin Thompson

Benjamin Thompson (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Benjamin Thompson, atau yang dikenal juga sebagai Count Rumford, adalah seorang ilmuwan inovatif dalam bidang termodinamika meski hanya mendapatkan sedikit pendidikan formal. Ia hanya belajar secara resmi selama dua tahun dan mulai magang di usia 13 tahun sebagai asisten toko, tanpa pernah masuk ke universitas.

Meskipun demikian, keingintahuan dan semangat penemuannya membuatnya aktif bereksperimen dan mengembangkan teori-teori penting tentang panas. Kontribusinya dalam memahami konsep panas menjadi dasar bagi pengembangan ilmu termodinamika. Ia juga dikenal karena inovasi dalam bidang militer dan sosial.

Lima tokoh ilmuwan besar di atas menjadi bukti bahwa gelar akademik bukan satu-satunya tolok ukur keberhasilan dalam dunia sains. Mereka membuktikan bahwa ketekunan, rasa ingin tahu, dan pembelajaran mandiri bisa menjadi kunci menuju penemuan besar yang mengubah dunia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team