Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gereja Bersejarah dalam Penyebaran Agama Kristen di Asia Tenggara

The Church of St. Paul, Malaka (commons.m.wikimedia.org/Natalie.Thoo)

Penyebaran agama Kristen di Asia Tenggara sangat berkaitan dengan era penjelajahan bangsa Eropa. Memasuki abad ke-16, bangsa Portugis, Spanyol, juga Inggris yang sudah terlebih dahulu memeluk agama Kristen, memulai pencarian rempah-rempah di wilayah Samudra Hindia, termasuk kawasan Asia Tenggara.

Kelima gereja tua di bawah ini merupakan saksi awal penyebaran agama Kristen di Asia Tenggara. Salah satu diantaranya berdiri di Jakarta sekaligus menjadi gereja tertua di Indonesia.

1. The Church of St. Paul, Malaka

The Church of St. Paul, Malaka (commons.m.wikimedia.org/Vmenkov)

Meski tampak tinggal reruntuhan bangunan, The Church of St. Paul merupakan gereja katholik pertama yang ada di Malaysia. Dibangun pada 1521 oleh kapten Portugis Duarte Coelho, semula gereja ini adalah kapel yang dikenal dengan nama Chapel of Mother of God.

Memasuki kawasan The Church of St. Paul, kita akan disambut dengan patung Fransiskus Xaverius yang merupakan misionaris penting di kawasan Malaka. Kita juga bisa menemukan bekas makam Fransiskus Xaverius di area gereja ini sebelum jenazahnya dipindahkan ke Basilica Dom Jesus di Goa, India.

Setelah kedatangan bangsa Belanda di Malaka pada abad 17, The Church of St. Paul tidak lagi digunakan sebagai tempat peribadatan. Sebagai gantinya, Bangsa Belanda yang mayoritas menganut Kristen Protestan membangun Christ Church pada 1753.

2. Basilica Minore del Santo Nino, Cebu

Basilica Menore del Santo Niño (commons.m.wikimedia.org/Patrickroque01)

Filipina merupakan negara di Asia Tenggara dengan presentase penganut Kristen terbanyak yaitu mencapai lebih dari 85 persen. Hal ini tak terlepas dari kedatangan bangsa Spanyol di tanah Filipina pada abad 16.

Pada tahun 1565, pendeta asal Spanyol bernama Fray Andres de Urdaneta menemukan patung Santo Niño di sebuah gubuk yang setengah terbakar di wilayah Cebu. Patung Santo Niño merupakan representasi Yesus sebagai the Holy Child. 

Patung tersebut diyakini berasal dari hadiah Ferdinand Magellan untuk Rajah Humabon sebagai peringatan 40 tahun momen pembaptisan mereka. Rajah Humabon merupakan penguasa Cebu di tahun 1521 sekaligus pemeluk awal Kristen di wilayah Filipina.

Pada saat penemuan patung Santo Niño, penjelajah Spanyol bernama Miguel Lopez de Legazpi telah sampai di Cebu dan mulai mendirikan pemukiman bagi bangsa Spanyol. Diyakini sebagai sebuah keajaiban karena tidak ikut terbakar, sebuah gereja didirikan di bekas rumah tempat ditemukannya patung Santo Niño. 

Gereja tersebut mulai dibangun oleh Fray Diego de Herrera dengan material kayu dan daun nipah dan diberi nama San Augustin Church. Meski gereja tersebut beberapa kali terbakar dan mengalami pembangunan ulang berkali-kali, patung Santo Niño masih tetap utuh.

Bangunan gereja yang berdiri saat ini berasal dari proses konstruksi yang selesai di tahun 1739. Nama Basilica Minore ditetapkan sebagai nama resmi gereja tersebut pada tahun 1965 oleh Paus Paulus VI. Oleh Paus Paulus VI, Basilica Minore del Santo Niño dijuluki sebagai simbol lahirnya agama Kristen di Filipina.

3. Gereja Sion, Jakarta

Gereja Sion (commons.m.wikimedia.org/Seika)

Gereja Sion, atau yang lebih dikenal sebagai GPIB Sion, adalah salah satu gereja tua yang ada di Jakarta. Pembangunan gereja ini sudah dimulai pada 1692 atas prakarsa para pejabat VOC dan pengurus gereja di Batavia.

Ketika selesai dibangun pada 1695, gereja tersebut dikenal dengan nama De Nieuwe Portugese Buitenkerk. Meski sempat ditutup pada masa pendudukan Jepang, De Nieuwe Portugese Buitenkerk dibuka kembali oleh pendeta Inggris bernama Charles Poire dan mengubah nama gereja tersebut menjadi Gereja Sion pada 1951. 

Gereja Sion memiliki perpaduan arsitektur bergaya baroque dan Romawi kuno. Kita juga bisa menemukan alat musik orgel yang ada di bagian balkon gereja. Karena kekayaan sejarahnya, Gereja Sion telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya sejak tahun 2017.

4. Santa Cruz Church, Bangkok

Santa Cruz Church (commons.m.wikimedia.org/Phonlakrit Sunthornphon)

Kedatangan bangsa Portugis di Thailand sudah dimulai sejak tahun 1511 tak lama setelah penaklukkan Malaka. Bangsa Portugis dan pemerintahan Kerajaan Siam di Ayutthaya saat itu menandatangani perjanjian damai di tahun 1516. 

Poin penting dari perjanjian tersebut adalah jaminan bahwa Portugis tidak memiliki ambisi untuk menguasai wilayah Kerajaan Siam dan sekaligus memberikan bantuan persenjataan api. Sebagai gantinya, pemerintah Kerajaan Siam akan memberi hak tinggal, berdagang, serta menjamin kebebasan beragama bagi bangsa Portugis. 

Meski Ayutthaya telah dikuasai oleh prajurit Burma pada 1767, tentara Portugis tetap memberikan kontribusi bagi Kerajaan Siam. Atas bantuannya dalam mengusir prajurit Burma dari wilayah Siam, pada tanggal 14 September 1769, Raja Taksin menghadiahkan sebidang tanah di Bangkok untuk dijadikan gereja bagi bangsa Portugis.

Tanggal 14 Desember adalah hari penting dalam agama Kristen karena merupakan peringatan penemuan tanda salib oleh Santa Helena. Atas dasar itulah gereja tersebut diberi nama Santa Cruz atau Salib Suci dalam bahasa Spanyol.

5. Saigon's Notre Dame Cathedral

Saigon's Notre Dame Cathedral (commons.m.wikimedia.org/Eustaquio Santimano)

Proses masuknya agama Kristen di Vietnam berasal dari kedatangan bangsa Prancis pada akhir abad 19. Pasca menguasai Vietnam, pembangunan gereja merupakan salah satu pekerjaan yang pertama kali dilakukan oleh bangsa Prancis.

Sayangnya, bangunan gereja kayu yang rampung pada 1865 tersebut tidak bertahan lama karena dimakan rayap. Beberapa tahun kemudian, pemerintah Prancis membangun ulang gereja tersebut dengan mendatangkan material langsung dari Prancis dan selesai dibangun pada 1880.

Patung Bunda Maria berbahan granit yang didatangkan langsung dari Roma tampak berada di bagian depan gereja. Tahun 1962, Paus Yohanes XXIII memberikan status Basilica pada Notre Dame Cathedral setelah sebelumnya meresmikan gereja tersebut sebagai keuskupan.

Secara keseluruhan, masuknya agama Kristen di Asia Tenggara berasal dari kedatangan bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Prancis. Pembangunan kelima gereja ini menjadi bukti warisan sejarah misi penyebaran agama Kristen yang sudah dimulai sejak abad 16.

 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us