Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi teleskop luar angkasa Kepler (nasa.gov)
ilustrasi teleskop luar angkasa Kepler (nasa.gov)

Bukan rahasia kalau manusia adalah makhluk berambisi besar. Di luar Bumi, kita yakin ada tempat lain yang bisa dihuni, terutama setelah planet di luar Tata Surya ditemukan pertama kali pada 1984. Berbekal ilmu pengetahuan dan teknologi astronomi, kita mulai mencari planet lain yang bisa dikolonisasi.

Umumnya, syarat planet layak huni adalah komposisi air, dan manusia telah beberapa kali menemukan planet berair yang diduga layak huni. Kali ini, para peneliti telah menemukan lagi bukan satu, melainkan dua planet berair yang mirip dengan Bumi. Yuk, simak fakta menariknya!

Namanya Kepler-138c dan Kepler-138d

komposisi eksoplanet Kepler-138d dibanding planet Bumi (Dok. Benoit Gougeon/Université de Montréal)

Dimuat dalam jurnal Nature Astronomy pada Kamis (15/12) lalu, tim peneliti dari Université de Montréal (UdeM) menemukan bukti keberadaan air di dua eksoplanet yang beredar di sebuah bintang katai merah. Terletak di konstelasi Lyra, kedua eksoplanet tersebut terletak 218 tahun cahaya, dan berbeda dari planet-planet di Tata Surya.

Dua eksoplanet tersebut bernama Kepler-138c dan Kepler-138d. Para peneliti UdeM mengamatinya dengan teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer. Kedua planet tersebut ternyata 1,5 kali lebih besar dari Bumi dan komposisinya didominasi oleh air.

Para peneliti UdeM tidak langsung mendeteksi air di kedua eksoplanet tersebut. Setelah membandingkan ukuran dan massa dua eksoplanet ke model, bagian signifikan volume (lebih dari setengah) kedua eksoplanet terbuat dari "material yang lebih ringan dari batu, tetapi lebih berat dari hidrogen atau helium". Apa itu? Air.

Masih sering dianggap bebatuan?

Salah satu peneliti UdeM, Björn Benneke, mengatakan bahwa pada awalnya, mereka skeptis dan menganggap kedua eksoplanet adalah dua "bola besi dan batu besar". Bahkan, Exoplanet Catalog NASA menyebut Kepler-138d sebagai planet yang lebih besar dari Bumi, tetapi didominasi bebatuan.

"Namun, kami membuktikan bahwa Kepler-138c dan 138d berbeda: sebagian besar volumenya adalah air. Ini kali pertama kami mengamati planet yang kemungkinan besar berisi air, planet yang digadang-gadang telah ada sekian lama oleh para astronom," tutur Björn dilansir EurekAlert!.

Meski memiliki volume 3 kali lebih banyak dari Bumi dan massa 2 kali lebih besar, Kepler-138c dan 138d tidaklah lebih padat daripada Bumi. Ini mengejutkan karena kebanyakan planet yang lebih besar dari Bumi didominasi oleh bebatuan.

Bukan berarti bisa langsung didatangi, lo!

Pemimpin penelitian bertajuk "Evidence for the volatile-rich composition of a 1.5-Earth-radius planet" tersebut, Caroline Piaulet, mengibaratkan kedua eksoplanet dengan dua satelit alami kaya air yang mengorbit Jupiter dan Saturnus, Europa dan Enceladus. Bedanya, kedua eksoplanet ini lebih dekat ke bintang utama, Kepler-138.

"Bukan permukaan es, Kepler-138c dan 138d memiliki selubung uap air yang besar," ucap Caroline yang tergabung dalam Trottier Institute for Research on Exoplanets (iREx).

Jangan senang dulu! Ini bukan berarti kedua eksoplanet memiliki lautan seperti yang ada di permukaan Bumi. Caroline mengatakan bahwa suhu temperatur Kepler-138c dan 138d ada di atas titik didih air. Jika dikunjungi pun, atmosfer uap tebal pun menghadang.

"Di bawah atmosfer uap itu, ada potensi air dengan tekanan tinggi, atau air di fase lain disebabkan oleh tekanan tinggi atau cairan superkritis," imbuh Caroline.

ilustrasi eksoplanet Kepler-138b (Dok. NASA)

Pada 2014, Kepler-138c dan 138d ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler bersama Kepler-138b. Namun, baru sekarang para peneliti ingin mengonfirmasi komposisi kedua eksoplanet tersebut. Dari tiga eksoplanet tersebut, Kepler-138b juga terkenal sebagai eksoplanet terestrial dengan 0,0066 massa Bumi.

Awalnya dikira berbeda, kejutan lainnya yang ditemukan oleh Caroline dan tim adalah Kepler-138c dan 138d sebenarnya adalah planet kembar dengan ukuran dan massa serupa. Kepler-138b ternyata memiliki ukuran massa serupa Mars, sehingga menjadi eksoplanet terkecil yang ditemukan saat ini.

Kepler-138e, eksoplanet dengan potensi layak huni lainnya

Ide mengamati eksoplanet Kepler-138 dengan Hubble dan Spitzer sebenarnya datang dari Björn dan koleganya dari University of New Mexico, Diana Dragomir. Antara 2014 dan 2016, Björn dan Diana ingin mengamati Kepler-138d dan mempelajari atmosfernya.

Sementara data observasi teleskop Kepler hanya menunjukkan tiga eksoplanet yang mengitari Kepler-138, Caroline dan timnya justru menemukan hal mengejutkan lainnya. Dengan Hubble dan Spitzer, mereka menemukan eksoplanet keempat, Kepler-138e!

Butuh 38 hari untuk menyelesaikan 1 siklus orbit, Kepler-138e lebih kecil dan lebih jauh dari Kepler-138 dibanding tiga eksoplanet lainnya. Planet ini ada di zona "Goldilocks", kondisi layak huni di mana sebuah planet ada di lokasi sehingga mendapatkan panas dari bintang yang cukup (tak terlalu panas atau terlalu dingin) sehingga terdeteksi air.

Meski begitu, Kepler-138e harus diteliti lagi karena terlihat tak melintasi Kepler-138 sehingga tak diketahui ukurannya. Oleh karena itu, para peneliti mengukur lagi massa ketiga eksoplanet dengan melacak variasi waktu ketika planet melintas di depan bintang akibat daya tarik gravitasi planet terdekat atau transit timing-variation.

"Seiring instrumen dan teknik menjadi cukup sensitif untuk menemukan dan mempelajari planet yang lebih jauh dari bintangnya, kita bisa mulai menemukan planet berisi air seperti Kepler-138c dan 138d," tandas Björn.

Bukan penemuan eksoplanet layak huni pertama

empat teleskop besar yang membentuk Very Large Telescope (VLT) di Antofagasta, Cile (Dok. ESO)

Ini bukanlah kali pertama manusia menemukan eksoplanet yang terpantau layak huni karena mirip Bumi. Pada 2021 silam, para peneliti European Space Observatory (ESO) menemukan tiga planet berair yang terlihat layak huni di sistem L-98-59.

Terletak di konstelasi Volans, sistem ini berada 35 tahun cahaya dari Bumi. Seperti Kepler-138e, para peneliti ESO menggunakan Very Large Telescope (VST) di Cile dan mencatat bahwa ada dua planet tersembunyi di sistem L-98-59 yang berada sedikit jauh dari bintang utama, tetapi ada di zona Goldilocks.

Makin banyak saja planet dan eksoplanet berpotensi layak huni yang ditemukan manusia. Pertanyaannya, apakah kita sudah punya daya dan pengetahuan untuk terbang ke sana? Ingat, Tata Surya ini pun masih menyimpan rahasia yang terselubung bagi umat manusia. Mungkin, di masa depan!

Editorial Team