Pemimpin penelitian bertajuk "Evidence for the volatile-rich composition of a 1.5-Earth-radius planet" tersebut, Caroline Piaulet, mengibaratkan kedua eksoplanet dengan dua satelit alami kaya air yang mengorbit Jupiter dan Saturnus, Europa dan Enceladus. Bedanya, kedua eksoplanet ini lebih dekat ke bintang utama, Kepler-138.
"Bukan permukaan es, Kepler-138c dan 138d memiliki selubung uap air yang besar," ucap Caroline yang tergabung dalam Trottier Institute for Research on Exoplanets (iREx).
Jangan senang dulu! Ini bukan berarti kedua eksoplanet memiliki lautan seperti yang ada di permukaan Bumi. Caroline mengatakan bahwa suhu temperatur Kepler-138c dan 138d ada di atas titik didih air. Jika dikunjungi pun, atmosfer uap tebal pun menghadang.
"Di bawah atmosfer uap itu, ada potensi air dengan tekanan tinggi, atau air di fase lain disebabkan oleh tekanan tinggi atau cairan superkritis," imbuh Caroline.
ilustrasi eksoplanet Kepler-138b (Dok. NASA)
Pada 2014, Kepler-138c dan 138d ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler bersama Kepler-138b. Namun, baru sekarang para peneliti ingin mengonfirmasi komposisi kedua eksoplanet tersebut. Dari tiga eksoplanet tersebut, Kepler-138b juga terkenal sebagai eksoplanet terestrial dengan 0,0066 massa Bumi.
Awalnya dikira berbeda, kejutan lainnya yang ditemukan oleh Caroline dan tim adalah Kepler-138c dan 138d sebenarnya adalah planet kembar dengan ukuran dan massa serupa. Kepler-138b ternyata memiliki ukuran massa serupa Mars, sehingga menjadi eksoplanet terkecil yang ditemukan saat ini.